tag:blogger.com,1999:blog-44374404964895067842024-03-19T01:27:58.128-07:00Indo_MoeslimAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.comBlogger33125tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-35344834902536584422010-09-01T23:58:00.000-07:002010-09-01T23:58:58.576-07:00Kurma Menu Pembuka Buka Puasa<span style="font-size: 100%;"><img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh42s6vt93lJtrnOcn7F_aqe_GnCRk2kEQQMVtBokuJAh3oSQAoF-Xkv7iQDVuYyJb9KVomotR3pVZab4ulOOBdHhvts61VymT5vwZPeIgBHAMapVZT1al8f__oZ89vN7hLFG4INFn6yM_i/s320/kurma+ajwa.bmp" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh42s6vt93lJtrnOcn7F_aqe_GnCRk2kEQQMVtBokuJAh3oSQAoF-Xkv7iQDVuYyJb9KVomotR3pVZab4ulOOBdHhvts61VymT5vwZPeIgBHAMapVZT1al8f__oZ89vN7hLFG4INFn6yM_i/s320/kurma+ajwa.bmp" /><b> </b></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Kurma identik sebagai makanan manis untuk berbuka puasa. Tak hanya manis rasanya, tapi memiliki gizi yang baik dibanding manisan buah kering lainnya.<br />
<br />
Kebiasaan mengonsumsi makanan manis saat berbuka puasa juga merupakan salah satu kebiasaan yang dilakukan para nabi. Bahkan kebiasan itu telah menjadi sunnah rasul.<br />
<br />
Seperti dikutip dari laman Glamour.com, rasa manis buah kurma tidak seperti buah kering lainnya. Rasa manis dan masyirnya yang mudah meleleh di lidah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan, terutama saat dikonsumsi untuk berbuka puasa.<br />
<br />
Mengapa? Sifatnya yang mudah meleleh membuat kurma mudah dicerna. Hal ini tepat dikonsumsi saat buka puasa karena organ pencernaan, khususnya lambung membutuhkan makanan lembut setelah sehari tak tersentuh makanan.<br />
<br />
Tak hanya itu, kurma juga mengandung gula dan air sehingga membuatnya semakin mudah dicerna dan sampai ke darah. Kurma juga mengandung kalium yang bermanfaat mengendalikan tekanan darah dan membantu kerja otot.<br />
<br />
Kurma memang memiliki kandungan kalori lebih tinggi dibanding buah kering lainnya. Namun, kandungan kaliumnya mampu menekan natrium atau garam berlebih penyebab hipertensi. Itulah mengapa pengidap hipertensi juga sangat disarankan mengonsumsi kurma. Cukup konsumsi 5 buah kurma sehari demi mencukupi kebutuhan kalium harian.<br />
<br />
Para peneliti di University of Scranton menambahkan, kurma juga memiliki konsentrasi polyphenol tertinggi dibanding buah-buahan kering lainnya. Sebagai antioksidan, polyphenol berperan bagi kekebalan tubuh terhadap infeksi dan serangan penyakit.<br />
<a href="" name="more"></a></span> <br />
<span style="font-size: 100%;"><span style="font-size: large;"><b>Keajaiban Kurma </b></span></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><img alt="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1kUiO4BQnK0H78MCs9ZN45BFsIdXYLVM20lKGm52ZN8vXn0KMVAnAcB6l4HmYeLCZ-ntgxno96BXkYi_igS3Gd8S65sG8PPIDkS-rWRxdT7bFZZnl2GuvnDo-FWufMb45KOVxjzHLCoF/s400/kurma001" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjL1kUiO4BQnK0H78MCs9ZN45BFsIdXYLVM20lKGm52ZN8vXn0KMVAnAcB6l4HmYeLCZ-ntgxno96BXkYi_igS3Gd8S65sG8PPIDkS-rWRxdT7bFZZnl2GuvnDo-FWufMb45KOVxjzHLCoF/s400/kurma001" /></span><br />
<span style="font-size: 100%;">Kurma, merupakan salah satu makanan khas saat bulan Ramadhan tiba. Setiap kali menjelang berbuka puasa, buah manis berwarna cokelat terang hingga gelap ini sering menjadi menu perdana berbuka.<br />
<br />
Dikutip dari Arab News, pakar kesehatan Paul Gross dalam bukunya 'Buah-buahan Super' menyebutkan ada beberapa faktor yang membuat jenis buah tertentu dikategorikan sebagai buah super. Yakni nutrisi, kandungan fitokimia, warna serta berbagai uji klinis mengenai manfaat buah.<br />
<br />
Kurma atau dalam bahasa ilmiahnya dactylifera phoenix merupakan buah asli dari Semenanjung Arab, Timur Tengah dan Afrika Utara. Warna kurma beragam, dari coklat terang hingga mendekati warna hitam. Bentuknya pun berbeda-beda, dari persegi panjang, bulat kecil hingga berukuran besar dan panjang. Kebanyakan buah potensial ekspor itu berupa kurma kering.<br />
<br />
Kurma kaya akan gizi, fitokimia, air dan gula alamiah untuk mempertahankan kesehatan suku badui saat di padang pasir. Kandungan fruktosa dan glukosa dalam kurma adalah sumber energi sekaligus kaya asam amino.<br />
<br />
Keuntungan lain kurma, buah ini rendah lemak namun kaya serat dan prebiotik dan pitosterol, yang membantu mengendalikan kadar kolesterol. Kurma kaya akan selenium, kalium, kalsium, magnesium, mangan, dan besi yang meningkatkan kekebalan serta melindungi jantung, membangun massa tulang, dan meningkatkan sel darah merah.<br />
<br />
Vitamin B dan C di dalamnya juga penting bagi kesehatan dan kekebalan tubuh. Asam lemak omega dalam kurma terbukti menyehatkan jantung, kulit, dan otak yang mirip dengan minyak zaitun.<br />
<br />
Kurma juga berfungsi sebagai buah detoksifikasi dan mengurangi radikal bebas dalam tubuh dengan kandungan karotenoid, polifenol, anthocyanin, proanthocyanidins oligomer, tanin, luteolin, quercetin, dan apigenin.<br />
<br />
Dari studi para ilmuwan Abu Dhabi, kurma terbukti mampu menekan bakteri menembus membran sel dan mencegah infeksi serta lebih tahan disimpan dalam jangka waktu lama.<br />
<br />
Di Arab, sejak dahulu, kurma telah dikenal sebagai pengobatan tradisional untuk banyak kondisi, mulai dari gangguan pencernaan dan pernafasan dan membangun tulang untuk kehamilan, kelahiran,membantu ibu menyusui, meningkatkan sperma, meningkatkan dorongan seksual, dan kesuburan hingga energi selama melahirkan, dan mencegah pendarahan.<br />
<br />
Jadi, sungguh cocok jika Anda memilih kurma sebagai menu berbuka untuk memulihkan energi setelah seharian berpuasa.</span> <span style="font-size: 78%;"><br />
</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-15052467720130950242010-09-01T23:44:00.000-07:002010-09-01T23:44:12.190-07:00Cara Mendapatkan Keutamaan Malam Lailatul Qodar<div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><b>Lailatul Qodr</b> adalah salah satu malam pada Bulan Ramadhan yang memiliki keutamaan yang sangat besar. Lalu bagaimana <b>cara mendapatkan keutamaan</b> <b>malam </b></span><span style="font-size: 100%;"><b>Lailatul Qodr</b></span><span style="font-size: 100%;"> tersebut?</span></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><br />
</div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><strong>Pertama</strong>: Imani adanya dan keutamaannya sesuai berita yang shohih yang sampai kepada kita. Dengan mengimaninya saja akan mendapatkan pahala, disamping itu juga dapat memotivasi kita untuk lebih bersemangat.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Lailatul Qadar merupakan malam yang sangat indah, penuh ketenangan, kesejahteraan, keselamatan, kedamaian dan keberkahan.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span id="more-321"></span></span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Menurut para ulama, <b>Lailatul Qadar </b>bisa berarti <b>Malam Kemuliaan</b>. Bisa juga dinamakan demikian karena pada malam tersebut turun kitab yang mulia, turun rahmat dan turun malaikat yang mulia.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;">ِ<b>إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١)</b> <span style="font-size: 100%;"><em>“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.</em></span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Lailatul Qadar juga bisa berarti malam yang penuh sesak karena ketika itu banyak malaikat turun ke dunia. Pada malam inilah, banyak para malaikat yang turun ke bumi, termasuk malaikat yang paling utama yaitu Jibril -’alaihissalaam-.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><b>تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤</b> <em>Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan.</em></span><br />
<span style="font-size: 100%;">“Lailatul Qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh Malaikat yg turun pd saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil.” (HR Thayalisi dlm Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad II/519; dan Ibnu Khuzaimah dlm shahih-nya II/223)</span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Bisa juga berarti malam penetapan takdir / qodar.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><b>فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِي(٤)أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَ</b> <em> </em></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><em>Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi kami.</em></span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">(QS. Ad Dukhaan)</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Pada malam ini, segala urusan yang penuh hikmah dirinci, maksudnya segala kejadian selama setahun ke depan ditentukan dengan izin Allah yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana. Penentuan takdir pada malam tersebut adalah penentuan takdir tahunan.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Malam itu penuh keselamatan, kedamaian dan keberkahan.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><b>سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ</b> <em>Malam itu (penuh) keselamatan hingga terbit fajar.</em></span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">(QS. Al Qadr)</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><b>إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ</b> <em>“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi </em></span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">(QS. Ad Dukhaan)</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;"><b>وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢)لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣</b> <em>Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. </em>(QS. Al Qadr)</span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Menakjubkan, malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan yaitu sekitar 83 tahun.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">(Untuk Makna Nama Lailatul Qodr, Periksa <em>Zaadul Maysir</em>, 6/177, Ibnul Jauziy, <em>Mawqi’ At Tafaasir</em>, Asy Syamilah).</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><strong>Kedua</strong>: Beribadah sesuai dengan yang dicontohkan oleh Nabi.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span style="text-decoration: underline;">Sholat</span></span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="EN-US">Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.</span></span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial; margin-left: 36pt; margin-right: 36pt; text-align: left;"><b><span style="font-size: 100%;">مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيْمَانًا وَ احْتِسَابًا غُفِرَ له مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ</span></b></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div class="MsoNormal" style="color: black; font-family: arial; margin-left: 36pt; margin-right: 36pt; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><em><span lang="EN-US">“Artinya : Barang siapa berdiri (shalat) pada <b>malam Lailatul Qadar</b> dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” </span></em><span lang="EN-US">[Hadits Riwayat Bukhari 4/217 dan Muslim 759]</span></span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span style="text-decoration: underline;">Do’a</span></span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada malam tersebut.</span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> <blockquote style="color: black; font-family: arial;"><span style="font-size: 100%;">Tirmidzi, Ibnu Majah dan selainnya meriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah <em>radliallahu ‘anha</em>, beliau berkata,</span><br />
<b><span style="font-size: 100%;">قلت يا رسول الله أرأيت إن علمت أي ليلة ليلة القدر ما أقول فيها ؟ قال قولي اللهم إنك عفو كريم تحب العفو فاعف عني</span></b><br />
<span style="font-size: 100%;"><em>Aku berkata kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui waktu malam Al Qadr, apakah yang mesti aku ucapkan pada saat itu?” Beliau menjawab, “Katakanlah, </em></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><strong> </strong></span><br />
<h2 style="text-align: center;"><span style="font-size: 100%;"><strong>اَ للّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنيِّ </strong></span></h2><span style="font-size: 100%;"><em>Allahumma innaka ‘afuwwun, tuhibbul ‘afwa, fa’fu’anni </em></span><br />
<span style="font-size: 100%;"><em>(Yaa Allah sesungguhnya engkau Maha pemberi ampunan, suka memberi pengampunan, maka ampunilah diriku ini).”</em></span></blockquote></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;">(HR. Tirmidzi nomor 3513, Ibnu Majah nomor 3850 dan dishahihkan oleh Al Albani <em>rahimahullah</em><em>Shahih Ibnu Majah</em> nomor 3105) dalam </span></div><div style="font-family: arial; text-align: left;"> </div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="EN-AU">Seorang Ulama berkata: Barang siapa yang bersungguh-sungguh mengerjakan ibadah di malam tersebut seperti <span style="text-decoration: underline;">shalat /qiyamullail, membaca qur`an, berdoa, berdzikir dan mengerjakan amalan-amalan baik lainnya</span> akan mendapatkannya dan memperoleh keuntungan yang telah Allah janjikan bagi orang-orang yang menghidupkan malam tersebut jika dia mengerjakannya <span style="text-decoration: underline;">dengan mengimani dan mengharapkan pahalanya</span> (-red.- ikhlash karena Allah / mengharap pahala/ridho Allah bukan karena selain Allah).</span></span></div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><br />
</div><div style="color: black; font-family: arial; text-align: left;"><span style="font-size: 100%;"><span lang="EN-AU">Semoga kita di berkahi <b>Mendapatkan Keutamaan malam Lailatul Qadar. </b>Amien...</span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-24564947221815477712010-08-31T02:05:00.001-07:002010-08-31T02:05:49.930-07:00Seri Mutiara Hadits (2)Simaklah hadits-hadits shahih berikut, tentang <b>hukum sesama muslim dan keutamaan shalat</b>. Semoga dapat menambah pengetahuan dan semangat kita dalam berislam.<br />
<span id="more-50"></span> <br />
{mosimage}<br />
Dari Nukman bin Basyir r.a. ia mengatakan bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda,<br />
“Perumpaan orang mukmin dalam hal cinta-mencintai, kasih sayang dan kelemah lembutan adalah bagaikan sebuah tubuh yang bila salah satu organnya menderita, semua organ yang lain akan merasakan kesakitan dan panasnya.” <b>(H.R. Bukhari dan Muslim)</b><br />
<b>Mutiara hadis:</b><br />
<ol><li>Anjuran untuk selalu berkasih sayang, lemah lembut dan saling cinta mencintai sesama warga muslim, sehingga masyarakat muslim terjalin dengan kasih sayang, cinta mencintai dan kerja sama, karena semua sifat ini dapat menghasilkan persamaan rasa dalam kesulitan dan kesusahan.</li>
<li>Menghargai dan mengagungkan hak sesama warga muslim serta anjuran agar mereka saling berkasih sayang.</li>
</ol>{mosimage}<br />
Dari Abu Bakrah r.a. bahwa Nabi saw. bersabda, <br />
“Bila dua orang Muslim bentrokan senjata, maka pembunuh dan yang terbunuh sama-sama masuk neraka.”<br />
Saya menyela, “Ya Rasulullah! Kalau yang membunuh, jelas masalahnya, tetapi yang terbunuh bagaiman?” Nabi bersabda, “Karena dia juga bersemangat untuk membunuh lawannya.” <b>(H.R. Bukhari Muslim)</b><br />
<b>Mutiara hadis: </b><br />
<ol><li>Ancaman bunuh-bunuhan antara sesama muslim, yang menimbulkan amarah Allah swt.</li>
<li>Ancaman yang tersebut dalam hadis ini, terjadi buat dua orang muslim yang bunuh-bunuhan karena semangat fanatik dan kesukuan, tanpa ada alasan hukum yang benar.</li>
</ol>{mosimage}<br />
Dari Usman bin Affan r.a. ia mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah saw, pernah bersabda,<br />
‘Tidak seorangpun warga Muslim yang ingin melaksanakan salat fardu, lalu dia berwudu dengan baik, khusuk dengan baik, rukuk dengan baik, kecuali amalan itu akan menghapuskan semua dosa-dosanya yang lalu, selama tidak melakukan dosa besar, hal ini berlaku sepanjang masa’.” <b>(H.R. Muslim)</b><br />
<b>Mutiara hadis: </b><br />
Perhatian untuk melaksanakan salat fardu, mulai dari melakukan wudu dengan baik, khusuk, tamakminah ketika melaksanakan rukun-rukunnya, rukuk dan sujud dengan baik agar salat tersebut diterima oleh Allah swt. sehingga berfungsi menghapuskan semua dosa-dosa kecil yang telah lalu.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-30629190921709964682010-08-31T02:04:00.001-07:002010-08-31T02:04:54.591-07:00Seri Mutiara Hadits (1)Simaklah hadits-hadits shahih berikut, insya Allah akan menambah pengetahuan dan semangat kita dalam berislam<br />
<span id="more-24"></span><br />
{mosimage}<br />
Dari Usman bin Affan r.a. ia mengatakan, “Saya mendengar Rasulullah saw, pernah bersabda, <br />
‘Tidak seorangpun warga Muslim yang ingin melaksanakan salat fardu, lalu dia berwudu dengan baik, khusuk dengan baik, rukuk dengan baik, kecuali amalan itu akan menghapuskan semua dosa-dosanya yang lalu, selama tidak melakukan dosa besar, hal ini berlaku sepanjang masa’.”<br />
<b>(H.R. Muslim)</b><br />
<b>Mutiara hadis: </b><br />
Perhatian untuk melaksanakan salat fardu, mulai dari melakukan wudu dengan baik, khusuk, tamakminah ketika melaksanakan rukun-rukunnya, rukuk dan sujud dengan baik agar salat tersebut diterima oleh Allah swt. sehingga berfungsi menghapuskan semua dosa-dosa kecil yang telah lalu.<br />
{mosimage}<br />
Dari Sahal bin Saad r.a. dari Nabi saw. beliau bersabda,<br />
“Saya bersama pengampu anak yatim, di surga kelak akan bagini, beliau mengisyaratkan dengan dua jarinya, masing-masing jari manis dan jari tengah.” <b>(H.R. Bukhari)</b><br />
<b>Mutiara hadis:</b><br />
<ol><li>Anjuran untuk mengurusi anak yatim dan memelihara hartanya.</li>
<li>Hak integrasi sosial tidak hanya terbatas antara kerabat tetapi juga mencakup semua tuna netra, orang yang lemah dan anak yatim.</li>
<li>Pengampu anak yatim, mempunyai kedudukan yang istimewa di surga.</li>
</ol>{mosimage}<br />
Dari Abu Hurairah r.a. ia mendengar Rasulullah saw. bersabda,<br />
“Seorang hamba yang mengatakan sepatah kata yang dia belum konfirmasikan, akan dapat menjatuhkan dirinya pada kehinaan lebih jauh dari antara timur (dan barat).” <b>(H.R. Bukhari dan Muslim)</b><br />
<b>Mutiara hadis:</b><br />
Seyogianya setiap orang dapat menjaga lidahnya, karena banyak ucapan yang secara tidak disadari dapat menjerumuskan seseorang ke dalam neraka. Oleh sebab itu, seharusnya setiap perkataan dipikirkan dulu dan dipertimbangkan akibatnya sebelum diucapkan.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-39015007549264819162010-08-31T02:02:00.000-07:002010-08-31T02:02:45.958-07:00Sikap Muslim Terhadap Penguasa (Bag.2)Pada<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"> kajian Riyadhus Shalihin</a> ini, akan dibahas lanjutan dari bab mengenai sikap kita terhadap pemimpin, penguasa atau pemerintah. Silahkan menyimak.<br />
<br />
<span id="more-127"></span><br />
<center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/h666.jpg" /><br />
</center> <b>Hadits No. 666</b><br />
<blockquote>Dari Anas ra. bahwasanya rasulullah SAW bersabda: “Tunduk-taatlah kalian, sekalipun yang terangkat menjadi pimpinanmu seorang Hubasyiyah yang berkepala seperti kismis.” <b>(HR. Bukhari)</b></blockquote><b>Fawaid hadits:</b><br />
<ol><li>Wajibnya mendengar dan taat kepada ulil amri terhadap hal-hal yang bukan maksiat. Dan tidak melihat kepada warna kulit dan yang sejenisnya</li>
<li>Sahnya seorang hamba sahaya sebagai Imam dalam shalat</li>
<li>Diharamkan keluar dari penguasa walaupun dia itu zhalim</li>
<li>Imam Bukhari mengambil dalil dari sini tentang bolehnya seorang ahlul bid’ah dan tukang fitnah, sebagai pemimpin (Imam)</li>
</ol><center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/h667.jpg" /><br />
<img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/fnh667.jpg" /><br />
</center> <b>Hadits No. 667</b><br />
<blockquote>Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya rasulullah SAW bersabda: “Tunduk-taatlah kalian, kepada pemerintah, baik dirasa berat ataupun ringan; mudah atau sulit; bahkan dalam protes dan berebut pengaruh denganmu.” <b>(HR. Muslim)</b></blockquote><b>Fawaid hadits:</b><br />
<ol><li>Wajibnya taat kepada ulil amri dalam semua keadaan, selama tidak berbuat maksiat</li>
<li>Nabi memberitahukan bahwa nanti akan ada ulil amri yang mementingkan diri sendiri dengan urusan dunia.</li>
</ol><center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/h668.jpg" /><br />
<img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/fnh668.jpg" /><br />
</center> <b>Hadits No. 668</b><br />
<blockquote>Dari Ibnu Amr ra, Kami bersama rasulullah SAW dalam suatu perjalanan, lalu kami berkemah di tengah jalan. Di antara kami ada yang tengah memperbaiki kemah, ada yang tengah bermain / berlatih memanah, dan ada pula yang tengah menggembala hewan ternaknya. Tiba-tiba terdengar suara panggilan mu’adzin rasulullah SAW, “Mari kita shalat berjama’ah” Maka kami langsung menghampiri rasulullah SAW dan beliau bersabda:<br />
“Sesungguhnya tiada seorang nabi sebelumku, kecuali ditugasi menunjukkan umatnya kepada kebaikan yang diketahui secara nyata, dan mengingatkan mereka agar menghindari bahaya yang diketahui secara nyata pula. Dan sungguh umat ini sudah sejak semula ditetapkan selamat, dan dikenai cobaan dan urusan-urusan yang diingkarinya nanti, juga fitnah, sehingga mengentengkan setengahnya pada setengah yang lain. Kemudian tibalah fitnah dan orang yang beriman berkata: ‘Ini, kemungkinan di sini binasaku’ Kemudian terbebaslah dia darinya (fitnah itu). Lalu tibalah fitnah dan orang yang beriman berkata: ‘Ini, kemungkinan ini binasaku.’ Maka barangsiapa yang ingin bebas dari Neraka, dan dinaikkan ke Surga, hendaklah mati dengan tetap beriman kepada Allah dan hari akhir, dan berbuatlah kepada sesama manusia seperti yang diperbuat kepada dirinya sendiri. Barangsiapa <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">bai’at</a> kepada seorang pemimpin menyanggupi tunduk-taat, maka taatilah sesuai dengan kemampuannya. Dan jika ada pemberontak yang akan merebut kekuasaannya, perangilah pemberontak tersebut!” <b>(HR. Muslim)</b></blockquote><b>Fawaid hadits:</b><br />
<ol><li>Disunnahkan untuk menyatukan / mengumpulkan umat Islam diatas kebaikan, dan berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah menurut pemahaman para sahabat</li>
<li>Nabi-nabi dan rasul-rasul semuanya menunjuki umatnya kepada kebaikan dan mengancam dari kejahatan serta bahaya</li>
<li>Hadits ini termasuk dalil tentang kenabian rasulullah SAW. Yakni mengabarkan apa yang akan terjadi dan benar terjadi</li>
<li>Akhir dari umat ini akan menyimpang dari manhaj yang benar</li>
<li>Orang Mukmin selalu menjaga agamanya dan tetap diatas manhaj yang benar. Maka janganlah dia masuk ke dalam fitnah-fitnah dan janganlh dipengaruhi oleh gelombang kerusakan dan orang-orang yang rusak</li>
<li>Berhias dengan akhlak yang mulia dan tetap berpegang terhadap tauhid akan menjaga seorang hamba dari jeleknya fitnah dan akan diselamatkan dari Jahannam</li>
<li>Wajibnya ta’at kepada Imam dan setia kepada bai’at</li>
<li>Wajibnya memerangi kelompok yang menentang dan tidak taat kepada Imam serta setia memecah belah kaum muslimin.</li>
</ol>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-78035275451044381312010-08-31T02:00:00.000-07:002010-08-31T02:00:35.295-07:00Sikap Muslim Terhadap Penguasa (Bag.1)Pada<a href="http://www.blogger.com/goog_1085815756"> </a><a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">kajian Riyadhus Shalihin</a> ini, akan dibahas bab mengenai sikap kita terhadap pemimpin, penguasa atau pemerintah. Silahkan menyimak.<br />
<span id="more-123"></span><br />
<center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/bab80.jpg" /><br />
<b>Bab 80. Wajibnya Ta’at Kepada Ulil Amri Dalam Hal Yang Selain Maksiat Dan Haramnya Ta’at Kepada Mereka Dalam Hal Maksiat</b></center> <b>Allah SWT berfirman:</b><br />
<blockquote>“Hai orang-orang yang beriman, ta’atilah Allah dan ta’atilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” <b>(An-Nisa’: 59)</b></blockquote>Ibnul Qayim Al-Jauziyah berkata:<br />
Telah sepakat para sahabat untuk kembali kepada Allah (kitab-Nya) dan kepada Rasul SAW (ketika masih hidup) dan kepada sunnah (keika rasulullah SAW sudah wafat). Maka orang-orang yang beriman wajib untuk mengembalikan urusan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya <b>(Al-Ahkam ‘Ala Masalatis Sama’)</b><br />
Menarik perhatian kita bahwa Allah telah mengulang fa’il yakni <b>“… ta’atilah Allah dan taatilah rasul …”</b> maka itu berarti apa-apa yang telah ditetapkan Allah, maka pada hakekatnya itulah juga merupakan ketetapan Rasul-Nya. Demikian juga, apa-apa yang ditetapkan oleh Rasul, pada hakekatnya itu juga merupakan ketetapan dari Allah. Maka dari itu, wajib hukumnya untuk ta’at kepada Allah dan rasul-Nya dalam segala sesuatu. Dan ini merupakan kewajiban yang mutlak. Sedangkan ta’at kepada ulil amri tidak mutlak, hanya kepada hal-hal yang selain dari maksiat, sebagaimana judul bab yang dibawakan oleh Imam Nawawi.<br />
Beberapa macam pengertian Ulil Amri menurut para ulama’. Ulil amri = para penguasa, pemimpin. Ada lagi yang bilang ulil amri = para fuqaha’. Keduanya dapat dimasukkan kedalam arti ulil amri.<br />
<center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/h663.jpg" /><br />
</center> <b>Hadits No. 663</b><br />
<blockquote>Dari Ibnu Umar ra bahwasanya Nabi SAW bersabda: “Seorang muslim wajib ta’at terhadap pemerintahnya, baik dalam hal yang disenangi atau dibenci, kecuali jika menyuruh berbuat maksiat. Maka jika pemerintah menyuruh demikian tidak perlu didengarkan ataupun ditaati.” <b>(HR. Bukhari dan Muslim)</b></blockquote><b>Fawaid hadits:</b><br />
<ol><li>Wajibnya mengikuti Imam (pemimpin) dalam segala perkara, apakah itu kita sukai ataupun kita benci</li>
<li>Tidak boleh ta’at dalam berbuat ma’siat.</li>
</ol><center><img align="middle" border="0" src="http://vbaitullah.or.id/images/artikel/hadits/rs/h664.jpg" /><br />
</center> <b>Hadits No. 664</b><br />
<blockquote>Dari Ibnu Umar ra ia berkata “Sewaktu kami bai’at kepada rasulullah SAW dalam tunduk dan taat kepada beliau , lalu beliau SAW bersabda: “Dalam batas kemampuan kalian.” <b>(HR. Bukhari dan Muslim)</b></blockquote><b>Fawaid hadits:</b><br />
<ol><li>Wajibnya bai’at kepada imam (pemimpin) kaum muslimin, untuk selalu mendengar dan ta’at</li>
<li>Ketaatan itu dasarnya kemampuan</li>
<li>Wajib atas ulil amri untuk berlaku lemah lembut kepada rakyatnya</li>
<li>Bolehnya mengajarkan tentang tata cara bai’at</li>
</ol>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-61960881403274095502010-08-31T01:54:00.000-07:002010-08-31T01:54:32.326-07:00Hadits Tentang Berpuasa dan Berhari Raya Bersama Orang Banyak - Syaikh Muhammad Nashiruddin AL-AlbaniMenghadapi bulan suci Ramadhan (yang semakin dekat ini), maka hal yang pertama kali diingat adalah penentuan awal bulan (Ramadhan dan Syawal nanti). Banyak kelompok-kelompok Islam yang berbeda, mereka menjalankan pendapatnya masing-masing. Untuk itu, kami angkat hadits yang berkaitan dengan masalah ini dari <b>Silsilah al-Ahadits aeh-Shahihah,</b> juz I no. 224.<br />
<span id="more-379"></span><br />
<b>BAG:1</b><br />
<br />
<blockquote><h3><br />
"(Hari) berpuasa ialah hari ketika kalian semua berpuasa,<br />
sedangkan (hari) berbuka puasa ialah hari ketika kalian semua berbuka<br />
puasa, dan (hari) ber`idul Adha ialah hari ketika kalian semua berhari<br />
raya Adha (melakukan penyembelihan binatang qurban)."</h3></blockquote><h4><a href="" name="SECTION00010000000000000000"><br />
1 Takhrij hadits</a><br />
</h4><br />
Hadits ini dikeluarkan oleh Tirmidzi. <a href="" name="tex2html1"><br />
</a>Beliau (Tirmidzi) mengatakan, "Ini adalah hadits gharib<br />
hasan." Saya (Al-Albani) katakan, "Isnadnya <i>jayyid</i><br />
(bagus) semua perawinya tsiqah (terpercaya). <a href="" name="tex2html2"><br />
</a><br />
<br />
<br />
Seungguhnya ada sebuah hadits yang diriwayatkan secara <i>mauquf</i><br />
(sanadnya terhenti pada) ‘Aisyah yang dikeluarkan oleh <b>Al-Baihaqi</b><br />
melalui jalan Abu Hanifah, ia mengatakan, "Ali bin Al-Aqmar<br />
telah menceritakan sebuah hadits kepadaku, dari Masruq, ia mengatakan,<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
Saya datang menemui ‘Aisyah pada hari Arafah, lalu ia mengatakan:<br />
"Buatlah adonan gandum untuk Masruq dan perbanyaklah rasa<br />
manisnya". Masruq mengatakan lagi: Saya kemudian berkata<br />
(kepada Aisyah): "Sesungguhnya tidak ada yang menghalangiku<br />
untuk berpuasa hari ini melainkan kekhawatiranku bahwa hari ini adalah<br />
hari nahr (hari raya penyembelihan binatang qurban)". Maka<br />
Aisyah berkata: <blockquote><br />
"Hari nahr adalah hari ketika orang-orang merayakan nahr<br />
(hari raya penyembelihan bina tang qurban/Idul Adha), dan hari berbuka<br />
puasa adalah hari ketika orang-orang berbuka puasa".<br />
</blockquote><br />
</blockquote><br />
Saya (al-Albani) katakan bahwa: Riwayat ini <b>sanadnya bagus</b><br />
dengan dukungan riwayat sebelumnya.<br />
<h4><a href="" name="SECTION00020000000000000000"><br />
2 Fiqih Hadits</a><br />
</h4><br />
<b>Imam Tirmidzi</b>, sesudah (memaparkan) hadits di atas (hadits<br />
pada judul pembahasan di atas, pen), mengatakan:<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
"Sebagian ahli ilmu (Ulama) mengatakan dalam menafsirkan<br />
hadits ini (bahwa): Yang dimaksud dengan berpuasa dan berbuka puasa<br />
(dalam hadits) ini hanyalah (dilakukan) bersamasama dengan jama’ah<br />
(kelompok umat) dan bersama-sama dengan mayoritas manusia". </blockquote><br />
Di sisi lain, <b>Imam Shana’ani</b> mengatakan :<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
"Di dalam hadits itu terdapat dalil bahwa teranggapnya ketetapan<br />
hari led (hari raya) adalah jika beresuaian dengan kesepakatan orang<br />
(banyak). Bahwa orang yang sendirian saja mengatahui hari ‘led berdasarkan<br />
ru’yah (melihat hilal bulan Syawal), wajib baginya untuk menyesuai<br />
kan diri dengan orang lain.<br />
</blockquote><br />
<br />
<br />
<blockquote>Ketentuan hukum orang banyak dalam hal (kapan) melakukan shalat ‘led,<br />
berbuka puasa (berhari raya) dan ber-’Iedul Adha, mengharuskan orang<br />
yang sendirian ini untuk mengikutinya." <a href="" name="tex2html3"><br />
</a><br />
</blockquote><br />
<b>Ibnul Qoyim</b> juga menyebutkan perkataan yang maknanya senada<br />
dengan perkataan di atas. Beliau mengatakan:<br />
<br />
<br />
<br />
Ada (sementara kalangan Ulama) yang mengatakan bahwa dalam hadits<br />
itu terdapat bantahan terhadap orang yang menyatakan bahwa: <blockquote><br />
"Sesungguhnya orang yang mengetahui terbitnya bulan berdasarkan<br />
perkiraan hisab, boleh baginya untuk berpuasa dan untuk berbuka puasa<br />
(berhari raya), tetapi tidak boleh bagi yang tidak mange tahuinya."<br />
</blockquote><br />
Ada pula yang mengatakan:<br />
<br />
"Sesungguhnya apabila ada satu orang saksi yang melihat hilal<br />
(bulan) sedangkan Qadhi tidak memutuskan hukum (untuk mulai berpuasa)<br />
berdasarkan kesaksiannya, maka tidak ada ketetapan baginya untuk berpuasa,<br />
sebagaimana tidak pula ada ketetapan bagi manusia banyak untuk berpuasa".<br />
<br />
<br />
<br />
<b>BAG:2</b><br />
<br />
<br />
Selanjutnya syaikh Al-Bani menjelaskan lebih lanjut mengenai fiqh hadits tersebut dengan membawakan atsar dari sahabat yang sangat jelas. Lalu bagaimana jika orang yang memang faham dengan ilmu falak? Simak nasihat berharga beliau kepada kaum muslimin agar tidak berpuasa dan berhari raya bersama-sama dengan orang banyak.<br />
<span id="more-380"></span><br />
<br />
Abu al-Hasan as-Sindi dalam Hasyiyah (syarah/penjelasan ringan)nya<br />
terhadap (kitab) Ibnu Majah, sesudah menyebutkan hadits Abu Hurairah<br />
yang terdapat dalam riwayat Tirmidzi mengatakan:<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
"Yang tampak nyata tentang makna hadits itu ialah bahwa orang-perorangan<br />
secara individual tidak boleh campur tangan dalam (memutuskan) persoalan-persoalan<br />
(kapan mulai berpuasa dan kapan mulai berbuka puasa) ini, tidak boleh<br />
pula bagi orang-perorangan untuk menyendiri dalam (pelaksanaan) perkara-perkara<br />
ini.<br />
</blockquote><br />
<br />
<br />
<blockquote>Tetapi persoalannya harus diserahkan kepada Imam (pemimpin negara)<br />
dan jama’ah. Kemudian bagi masing-masing individu wajib mengikuti<br />
(keputusan) Imam serta jama’ah (dalam hal berpuasa ini).<br />
</blockquote><br />
<br />
<br />
<blockquote>Dengan demikian, apabila seseorang melihat hilal (permulaan bulan<br />
Ramadhan / syawal), namun Imam menolak kesaksian nya, maka seyogyanya<br />
tidak ada ketetapan lagi baginya untuk melakukan sesuatu berkaitan<br />
dengan persoalan-persoalan (seperti) ini, dan wajib baginya untuk<br />
mengikuti jama’ah (orang banyak) dalam hal ini." </blockquote><br />
Saya (al-Albani) katakan:<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
"Makna (di atas) itulah makna yang langsung dapat difahami<br />
dari hadits. Ini didukung oleh pernyataan ‘Aisyah yang berhujjah dengan<br />
hadits (yang senada dengan) itu terhadap Masruq ketika ia tidak mau<br />
berpuasa pada hari Arafah lantaran khawatir (sebab ia menduga) jika<br />
hari itu adalah hari raya Qurban. Maka pada saat itu ‘Aisyah menjelaskan<br />
bahwa pendapat pribadinya tidak terpakai dan ia harus mengikuti orang<br />
banyak. (Ketika itu) Aisyah berkata : <blockquote><br />
"Hari nahr (hari raya penyembelihan binatang qurban/Adha)<br />
ialah hari ketika orang-orang (banyak) merayakan nahr (hari raya penyembelihan<br />
binatang qurban), dan hari berbuka puasa (‘Iedul Fitri) ialah hari<br />
ketika orang-orang berbuka puasa".<br />
</blockquote><br />
</blockquote><br />
Saya (al-Albani) katakan (lagi): "Inilah dia yang selaras<br />
dengan syari’at (Islam) yang <i>samhah</i> (lapang dan luwes), yang<br />
di antara tujuannya adalah menghimpun dan menyatukan barisan umat<br />
Islam, serta menjuhkannya dari segala pendapat pribadi yang dapat<br />
memecah belah kesatuan mereka.<br />
<br />
Karenanya, syari’at tidak mempedulikan pendapat pribadi (sekalipun<br />
menurut pribadi itu pendapatnya benar) dalam kaitannya dengan ibadah<br />
jama’iyah (ibadah yang dilakukan secara bersama-sama), semisal puasa<br />
(Ramadhan), penentuan hari Ied (hari raya) dan shalat jama’ah.<br />
<br />
Tidakkah anda memperhatikan bahwa para sahabat (tetap) melaksanakan<br />
shalat berjama’ah, sebagiannya bermakmum kepada sebagian yang lain,<br />
padahal di antara mereka ada yang berpendapat bahwa menyentuh perempuan,<br />
menyentuh anggota badan tertentu, dan keluar darah (dari anggota badan)nya<br />
termasuk pembatal-pembatal wudhu’, sementara sebagian di antaranya<br />
tidak berpendapat demikian. Sebagian sahabat juga ada yang tetap melaksanakan<br />
shalat sempurna dalam safar(bepergian), sedangkan sebagian lainnya<br />
menqashar shalatnya?.<br />
<br />
Ternyata perselisihan pendapat mereka tentang hal di atas dan perselisihan-perselisihan<br />
pendapat dalam hal-hal lainnya tidak menghalangi mereka untuk bersatu<br />
dalam shalat di belakang satu orang Imam dan mengaggap hal itu (sebagai<br />
suatu keharusan).<br />
<br />
Ini semua karena mereka memahami bahwa perpecahan dalam agama lebih<br />
buruk daripada perselisihan dalam pendapat. Bahkan sebagian sahabat<br />
ada yang sampai tidak mau menganggap sama sekali pendapat yang menyelisihi<br />
kebijaksanaan Imam besar dalam suatu perkumpulan (shalat) yang akbar<br />
seperti (perkumpulan shalat) di Mina.<br />
<br />
Bahkan sampai pada tingkat tidak sudi sama sekali melaksanakan pendapat<br />
pribadi (yang menyelisihi Imam besar) seperti dalam event (shalat<br />
jama’ah) terbesar tersebut, sebagai upaya untuk lari dari natijah<br />
(hasil) buruk yang dimungkinkan akibat melak sanakan pendapat (pribadi).<br />
<br />
<b>Abu Dawud</b> meriwayatkan 1/307, bahwa Utsman melakukan shalat<br />
empat raka’at (maksudnya shalat Dhuhur/ Asar, pen) di Mina. Abdullah<br />
bin Mas’ud mengingkari apa yang dilakukan Utsman seraya mengatakan:<br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
"Saya shalat bersama Nabi dua raka’at (maksudnya, shalat<br />
empat raka’at diqashar menjadi dua raka’at. -pen.), bersama Abu Bakar<br />
juga dua raka’at, bersama Umar juga dua raka’at, dan kemudian bersama<br />
Utsman di pertengahan masa keamirannya, ia menyempurnakan shalatnya<br />
(menjadi empat raka’at), setelah itu pelbagai jalan (manhaj) telah<br />
memecah belah kamu semua. Sungguh saya ingin jika saya melakukan shalat<br />
empat raka’at, itu terdiri dari dua raka’at – dua raka’at (jama’ -<br />
gashar)". </blockquote><br />
<blockquote><br />
Namun ternyata kemudian (Abdullah) bin Mas’ud melaksanakan shalat<br />
(di Mina) empat raka’at (seperti dilakukan Utsman). Karena itulah,<br />
maka kemudian ada orang yang berkata kepadanya, "Engkau mencela<br />
(tidak suka) tindakan Utsman, tetapi engkau sendiri melakukan shalat<br />
empa raka’at?!" Ibnu Mas’ud menjawab, "Berselisih<br />
itu buruk" (Sanad riwayat ini shahih). </blockquote><br />
<b>Imam Ahmad</b> juga meriwayatkan hal yang senada V/155 dari Abu<br />
Dzar Radhiyallahu Anhum Ajma’in.<br />
<br />
Akhirnya, orang-orang yang masih berselisih dalam persoalan shalatnya,<br />
dan <b>tidak mau mengikuti (shalat) bersama</b> <b>sebagian<br />
Imam Masjid,</b> <b>terutama pada saat shalat witir di bulan Ramadhan</b><br />
dengan alasan imam-imam itu berbeda madzhab dengannya, hendaknya mau<br />
merenungkan hadits serta atsar di atas.<br />
<br />
Begitu pula orang-orang yang mengaku tahu ilmu falak yang kemudian<br />
(memulai) berpuasa dan (memulai) berhari raya secara sendirian saja<br />
dengan mendahului atau membelakangi ketetapan (mayoritas) jama’ah<br />
kaum Muslimin (pemerintah -red. vbaitullah), karena bersandar kepada<br />
pendapat dan pengetahuan pribadinya, tanpa peduli bahwa mereka (dalam<br />
hal ini) sebenarnya telah keluar dari jama’ah kaum Muslimin.<br />
<br />
Sekali lagi, hendaknya mereka semua merenungkan ilmu yang telah kami<br />
sebutkan di atas. Semoga dengan demikan mereka mendapatkan obat (yang<br />
bisa menyembuhkan) kebodohan dan ketidak sadaran mereka, sehingga<br />
karenanya mereka menjadi satu barisan kembali dengan saudara-saudaranya<br />
kaum Muslimin yang lain. (Sesungguhnya tangan Allah ad di atas jama’ah.<br />
-Red).<br />
<br />
<br />
<a href="" name="tex2html4"><br />
</a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-89582070311784065682010-08-31T01:44:00.000-07:002010-08-31T01:44:50.354-07:00Hadits Seputar Nishfu Sya'ban dan Hukum MerayakanyaMemasuki bulan Sya’ban, yakni termasuk ke dalam bulan-bulan mulia. Banyak kaum muslimin yang menyambutnya dengan beberapa peribadahan, sejak awal (memasuki) bulan ini, dan juga yang terkenal di kalangan kita, yaitu <b><i>Nishfu Sya’ban</i></b>. Untuk itu, perlu kami bawakan penjelasan tentang status riwayat-riwayat seputar bulan sya’ban, terutama <b><i>Nishfu Sya’ban</i></b> itu sendiri. Bagaimana keterangan para ulama’ dan bagaimana hukumnya?<br />
<span id="more-630"></span><br />
<br />
<br />
<h4><a href="" name="SECTION00020000000000000000"><br />
Riwayat-Riwayat Seputar Nishfu Sya’ban</a><br />
</h4><br />
“Wahai saudaraku! Waspadalah kalian terhadap para pembuat<br />
cerita palsu, yang mengutarakan sebuah hadits kepada kalian, sekalipun<br />
tujuannya baik. Sebab untuk mewujudkan suatu kebaikan itu harus benar-benar<br />
sah dari Rosulullah. Jika anda telah mengetahui palsunya suatu hadits,<br />
maka ketahuilah bahwa hal itu bukan termasuk syariat sedikit pun,<br />
bahkan termasuk wahyu dari syetan yang di bangun diatas hadits palsu.”<br />
<a href="http://blog.vbaitullah.or.id/2005/09/12/630-riwayat-seputar-nishfu-syaban-hukum-merayakannya/#foot235" name="tex2html9"><sup>1</sup></a><br />
<br />
<br />
Banyak riwayat yang beredar di tengah masyarakat berkaiatan dengan<br />
bulan Sya’ban, yang berbicara seputar amalan-amalan khusus saat nishfu<br />
(pertengahan) Sya’ban, baik berupa sholat, puasa, shadaqah dan sebagainya.<br />
Akhirnya hadits-hadits tersebut sangat mayshur dikhalayak ramai. Padahal<br />
hadits-hadits yang dimaksud tersebut tidak shohih, menurut para ahlul<br />
ilmi. Dari di sinilah kami ingin mengungkap beberapa riwayat tersebut,<br />
sehingga terang antara benang putih dengan benang hitam. <br />
<ol><li>Riwayat Ali bin Abi Thalib<b>.</b> Dari Ali bin Abi Thalib, berkata:<br />
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: <br />
<br />
<blockquote><br />
“Apabila tiba malam nishfu sya’ban, maka sholatlah pada malam<br />
harinya, dan puasalah disiang harinya, karena Alloh turun ke langit<br />
dunia disaat tenggelamnya matahari, lalu berfirman: <blockquote> “Adakah yang meminta ampun kepada-Ku, lalu Aku akan mengampuninya!<br />
adakah yang meminta rizki kepadaKu, lalu Aku akan memberinya rizki!<br />
adakah yang sakit lalu Aku akan menyembuhkannya! adakah yang demikian<br />
…; adakah yang demikian …? .. sampai terbit fajar.”<a href="http://blog.vbaitullah.or.id/2005/09/12/630-riwayat-seputar-nishfu-syaban-hukum-merayakannya/#foot225" name="tex2html10"><sup>2</sup></a><br />
</blockquote><br />
</blockquote><br />
</li>
<li>Riwayat Utsman bin Al Mughirah. Dari Utsman bin Mughirah berkata:<br />
Nabi bersabda: <br />
<br />
<blockquote><br />
“Ajal manusia telah ditetapkan dari bulan sya’ban ke sya’ban<br />
berikutnya, sehingga ada seorang yang menikah dan dikaruniai seorang<br />
anak, lalu namanya keluar sebagai orang-orang yang akan mati.”<a href="http://blog.vbaitullah.or.id/2005/09/12/630-riwayat-seputar-nishfu-syaban-hukum-merayakannya/#foot236" name="tex2html11"><sup>3</sup></a><br />
</blockquote><br />
</li>
<li>Riwayat tentang shalat <b><i>“Al-Fiyyah”</i></b><br />
pada malam nisfhu sya’ban. <br />
Dinamakan Al-Fiyyah (seribu) karena bacaan sholatnya adalah surat<br />
Al-Ikhlas seribu kali dalam seratus rakaat, Pada setiap rakaat membaca<br />
Al-Fatihah sekali dan Al-Ikhlas sepuluh kali. Ada pun haditsnya adalah: <br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
“Wahai Ali. Barangsiapa yang sholat seratus rakaat pada malam<br />
nishfu sya’ban dengan membaca surat Al-Fatihah dan “Qul Huwa<br />
Allahu Ahad” (surat al-Ikhlas) pada setiap rakaat sepuluh<br />
kali, maka Alloh akan memenuhi seluruh kebutuhannya.” <b>Hadits<br />
ini Maudhu’ (palsu)</b>.<a href="http://blog.vbaitullah.or.id/2005/09/12/630-riwayat-seputar-nishfu-syaban-hukum-merayakannya/#foot229" name="tex2html12"><sup>4</sup></a><br />
</blockquote><br />
Benar, terdapat suatu riwayat tentang keutamaan malam nisfhu sya’ban<br />
yang dishahihkan oleh sebagian ahlu ilmu. Yaitu sebagai berikut: <br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
“Alloh -Tabaaraka Wa Taa’la- turun kepada makluk-Nya pada<br />
malam nisfhu sya’ban, lalu Dia mengampuni seluruh makhluk-Nya kecuali<br />
orang musryik dan orang yang bermusuhan.” <b>Hadits<br />
ini shahih.</b><a href="http://blog.vbaitullah.or.id/2005/09/12/630-riwayat-seputar-nishfu-syaban-hukum-merayakannya/#foot230" name="tex2html13"><sup>5</sup></a><br />
</blockquote><br />
Namun, perlu diingat, hadits ini hanya menunjukkan keutamaan malam<br />
nisfhu sya’ban saja, tidak menunjukkan anjuran mengkhususkannya dengan<br />
amalan sholat, puasa, khataman Qur`an, maupun amalan ibadah lainnya,<br />
lebih-lebih perayaan malam nisfhu sya’ban, seperti yang biasa dilakukan<br />
masyarakat kita.<br />
<br />
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menjelaskan dalam kitabnya <b>Iqtidha’<br />
Sirathil Mustaqim</b> (2/138): <br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
“Adapun mengkhususkan puasa pada hari nisfhu sya’ban, maka<br />
tidak ada dasarnya, bahkan harom. Demikian juga menjadikannya sebagai<br />
perayaan, dengan membuat makanan dan menampakkan perhiasan, semua<br />
ini merupakan perayaan-perayaan bid`ah yang tidak berdasar sama sekali.<br />
Termasuk pula berkumpul untuk melakukan shalat Al-fiyyah di masjid-masjid,<br />
karena meksanakan sholat sunnah pada waktu, jumlah rokaat, dan bacaannya<br />
tertentu, yang tidak disyariatkan maka hukumnya harom.<br />
</blockquote><br />
<br />
<br />
<blockquote>Selain itu hadits tentang sholat Al-Fiyyah adalah maudhu’ (palsu)<br />
menurut kesepakatan ahlul hadits. Oleh karena itu, tidak boleh menganggap<br />
sunah nya sholat Al Fiyyah berdasarkan hadits tersebut. Dan jika tidak<br />
disunnah kan maka harom mengamalkannya.<br />
</blockquote><br />
<br />
<br />
<blockquote>Seandainya malam-malam yang mem punyai keutamaan tertentu, disyari`atkan<br />
untuk dikhususkan dengan melaku kan sholat, tentunya amalan sholat<br />
tersebut disya ri`atkan pula, untuk dilakukan pada malam i’dhul fithry,<br />
idhul adha, dan hari Arafah.” </blockquote><br />
Imam An-Nawawi (Salah seorang ulama madzhab syafi’i) berkata dalam<br />
Fatawanya hal.26: “Sholat Rajab dan Sya’ban keduanya merupakan<br />
bid’ah yang jelek dan mungkar”<br />
<br />
Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz berkata dalam risalahnya<br />
<b>At-Tahdhir Mi nal Bida’</b> hal. 27: <br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
“Termasuk perkara bid’ah yang diada-adakan oleh sebagaian<br />
manusia adalah perayaan malam nishfu sya’ban, atau pengkhususan hari<br />
tersebut dengan berpuasa. Semua itu tidak ada dasarnya dalam agama<br />
Islam. Kalaulah ada, itu hanyalah hadits-hadits yang tidak dapat dijadikan<br />
hujjah, sebagaimana ditegaskan oleh mayoritas ahlul ilmi”. </blockquote><br />
Ibnu Wadhdhah meriwayatkan dari Zaid bin Aslam, ia berkata: <br />
<br />
<br />
<blockquote><br />
“Kami tidak menemukan seorang pun dari sahabat kami, tidak<br />
pula fuqoha`nya, yang mempedulikan malam nishfu sya`ban, mereka juga<br />
tidak acuh terhadap hadits Makhul, dan mereka berpendapat malam nishfu<br />
sya`ban tidak lebih utama dibanding malan selainnya.” <br />
</blockquote></li>
</ol>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-34409903001838366832010-08-31T01:42:00.000-07:002010-08-31T01:42:26.518-07:00Hadits Dho'if dan Maudhu'Berikut adalah beberapa hadits <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b><i>dho’if</i> dan <i>maudhu’</i></b></a> yang populer yang disadur oleh penulis beserta penjelasannya dari tulisan ahli hadits besar yang tidak asing lagi namanya bagi kita, Syaikh Muhammad Nasiruddin Al-Albani, disisipi dengan beberapa tambahan yang dianggap perlu pada beberapa tempat. Semoga bermanfaat.<br />
<br />
Hadits tentang akal<blockquote> Agama adalah akal. Siapa yang tidak beragama, berarti dia tak berakal. </blockquote><br />
<b>BATHIL.</b> Dikeluarkan Nasa’i dalam "Al- Kuna"<br />
dan Ad-Dulabi dalam "Al-Kuna Wal Asma ""<br />
(2/104). Dari Abu Malik dari Bisyr bin Gholib bin Bisyr bin Gholib<br />
dari Zuhri dari Mujammi’ bin Jariyah dari pamannya secara marfu’ tanpa<br />
kalimat pertama "agama adalah akal". Nasa’i berkata:<br />
"Hadits ini bathil munkar".<br />
<br />
Saya (Al-Albani) katakan: <br />
<br />
<blockquote> "Kecacatannya terletak pada Bisyr ini, dia seorang yarlg<br />
majhul (tidak dikenal) sebagaimana dikatakan Al-Azdi dan disetujui<br />
Ad-Dzahabi dalam Mizanul I’tidal Fi Naqdir Rijal dan Al-`Asqolani<br />
dalam Lisanul Mizan.<br />
</blockquote><blockquote>Al-Harits bin Abu Usamah jugs meriwayatkan dalam Musnadnya dari Dawud<br />
bin Muhabbar tiga puluh hadits lebih tentang keutaman akal. A1-Hafidz<br />
Ibnu Hajar mengatakan: "Seluruhnya maudhu’ (palsu)".<br />
</blockquote><blockquote>Di antaranya adalah hadits di atas sebagaimana disebutkan oleh Shuyuti<br />
dalam Dhail Al-Alai Masnu’ah Fil Ahadits Maudhu’ah (hal.4-10) dan<br />
dinukil oleh Al-Allamah Muhammad Thohir Al-Hindi dalam Tadzkirotul<br />
Maudhu’at (hal.29-30).<br />
</blockquote><blockquote>Tentang Dawud bin Muhabbar, Dzahabi mengatakan: <blockquote> Dia adalah Pengarang kitab Al-Aql. Aduhai, alangkah baiknya seandainya<br />
dia tidak mengarang kitab itu. <br />
</blockquote><br />
Ahmad berkata: Dawud tidak mengerti apa itu hadits. Abu Hatim berkata:<br />
Tidak terpercaya, hilang haditsnya. Daruqutni berkata: Matruk (ditinggalkan).<br />
Abdul Ghoni meriwayatkan dari Daruqutni bahwa beliau pernah berkata:<br />
<blockquote> "Kitab Al-Aql ditulis oleh Maisaroh bin Abi Robbihi kemudian<br />
dicuri oleh Dawud bin Muhabbar dengan mencantumkan sanad yang bukan<br />
dari Maisaroh…".<br />
</blockquote><br />
Perlu menjadi perhatian bersama bahwa seluruh riwayat, tentang keutamaan<br />
akal, tidak ada yang shohih satupun. Semuanya berkisar antara dho’if<br />
dan maudhu’. Saya telah memeriksa setiap hadits yang dipaparkan oleh<br />
Abu Bala bin Abi Dunya dalam kitabnya "Al Aql Wa Fadhluhu"<br />
ternyata sesuai dengan perkataanku tadi yaitu tidak ada yang shohih<br />
satupun.<br />
</blockquote><br />
<br />
Al-Allamah Ibnu Qoyyim berkata dalam "Al-Manar"<br />
(hal.25): "Hadits-memang benar yaitu hadits-hadits tentang<br />
akal seluruhnya dusta belaka"<br />
<a href="" name="tex2html1"><br />
</a><br />
<a href="" name="tex2html1">(Tambahan) </a><br />
<br />
Berkata Al-Hafidz Al-’Iroqy dalam Takhrij Kabir Ala Ihya’ lembar kelima<br />
belas: <br />
<blockquote> "Hadits-hadits yang telah disebutkan oleh pengarang (imam<br />
Ghozali) tentang akal, seluruhnya lemah. Ungkapan pengarang pada sebagian<br />
hadits dengan bentuk jazm (ketetapan) merupakan perkara yang salah. </blockquote><br />
Kesimpulannya, tak sedikit dari pars pakar telah mengatakan bahwasanya<br />
tidak ada satu haditspun yang shohih tentang masalah akal. Berkata<br />
Ibnu Hibban: <br />
<br />
<br />
<br />
"Saya tidak mengetahui satu haditspun yang shohih dari Nabi<br />
tentang masalah akal." <br />
<a href="" name="tex2html2"><br />
</a><br />
<a href="" name="tex2html2">Kefakiran menyebabkan kekufuran </a><br />
<br />
<blockquote> Hampir-hampir saja kefakiran akan menjadi kekufuran dan hampir saja<br />
hasad mendahului takdir. </blockquote><br />
<b>DHO’IF</b>. Berkata As-Sakhowi dalam "Al-Maqosidul Hasanah":<br />
<blockquote> "Diriwayatkan Ahmad bin Mani’ dari Hasan atau Anas secara<br />
marfu’. Dan diriwayatkan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (3/53,109 dan<br />
8/253) Ibnu Sakan dalam Mushonnaf-nya, Baihaqi dalam Syu ‘abul Iman<br />
(2/486/1) dan Ibnu `Adi dalam Al-Kamil dari Hasan tanpa ada keraguan".</blockquote>Berkata Al- ‘Iroqy (3/163):<br />
<blockquote> "Diriwayatkan Abu Muslim Al-Kisyi dan Baihaqi dalam Syu ‘abul<br />
Iman dari riwayat Yazid Ar-Rogosy dari Arias. Sedangkan Yazid ini,<br />
seorang rowi yang lemah".</blockquote>Dan diriwayatkan pula oleh Ad-Dulaby dalam "Al-Kuna"<br />
(2/131) dari jalan Yazid bin Roqosy juga. Demikian pula Baihaqi dalam<br />
Syu’abul Iman (2/286/1) dan Al-Qodho’i (380).<br />
<br />
Berkata Al-Haitsami dalam "Mazma’ Zawaid" (8/78): <br />
<br />
"Diriwayatkan Thobroni dalam Al-Ausath dari Anas. Dalam sanadnya,<br />
terdapat. `Amr bin Utsman Al-Kalabi, dia ditsicgohkan Ibnu Hibban<br />
padahal dia adalah matruk".<br />
<a href="" name="tex2html3"><br />
</a><br />
<br />
Selanjutnya maraknya hadits lemah dan palsu yang akan dibahas adalah “siapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal tuhannya” dan “miskin, lelaki tak beristri.” bagaimana kedudukan kedua riwayat ini dan keterangannya? Berikut jawabannya.<br />
<ol><li>Siapa mengenal dirinya, berarti mengenal Robbnya <blockquote> Barangsiapa yang mengenal dirinya, berarti dia mengenal Robbnya.</blockquote><b>TIDAK ADA ASALNYA.</b> Dalam "Al-Maqosid" (hal.198),<br />
Al-Hafidz As-Sakhowi mengatakan: "Berkata Abu Mudhoffar bin<br />
As-Sam’ani: <br />
<blockquote> Tidak diketahui secara marfu’ (sampai kepada Nabi) hanya saja perkataan<br />
tersebut dihikayatkan dari Yahya bin MuadzAr-Rozi. Nawawi jugs mengatakan<br />
bahwa hadits ini tidak ada asalnya".</blockquote>As-Suyuthi telah menukil perkataan Nawawi ini dan menyetujuinya dalam<br />
Dhail Al-Maudhu ‘at (hal.203). Suyuthi j uga berkata dalam Al-Qoulul<br />
Asybah (2/351) dari Al-Hawi Lil Fatawa: "Hadits ini tidak<br />
shohih".<br />
<br />
Syaikh Al-Qory menukil dalam "Al-Maudhu’at" (hal.83)<br />
dari Ibnu Taimiyyah bahwa beliau berkata: "Maudhu’".<br />
Al-Allamah Al-Fairuz Abadi berkata dalam "Ar-Roddu `Alai<br />
Mu ‘taridzina ‘Ala Syaikh Ibnu ‘Arobi" (2/ 37):<br />
<blockquote> "Tidaklah termasuk hadits Nabi, sekalipun kebanyakan manusia<br />
menganggapnya sebagai hadits Nabi. Tidak shohih sama sekali, itu hanyalah<br />
diriwayatkan dalam isroiliyyat (kitab-kitab Bani Israil)".</blockquote>Saya (Al-Albani) berkata:<br />
<blockquote> Demikianlah ketegasan Para ulama’ ahli hadits. Kendatipun. demikian,<br />
anehnya ada sebagian fugoha’ belakangan ini dari penganut madzhab<br />
‘Hanafi yang menulis sebuah kitab berupa syarh (penjelasan) hadits<br />
ini.<br />
</blockquote><blockquote>Hal ini menunjukkan bahwa mereka tidak berusaha untuk mengambil faedah<br />
dari jerih payah ahli hadits dalam menyaring sunnah dari kotoran-kotoran<br />
hadits-hadits palsu. Karena itulah pantas saja banyak sekali hadits-hadits<br />
dho’ if dan maudhu yang bertumpukan dalam kitab-kitab mereka. Wallul<br />
Musta’an. <a href="" name="tex2html4"></a><br />
</blockquote></li>
<li>Miskin, lelaki tak beristri <blockquote> Sungguh miskin, sungguh miskin seorang lelaki yang belum beristri<br />
sekalipun banyak harta. Dan sungguh miskin, sungguh miskin seorang<br />
wanita yang belum bersuami sekalipun banyak harta.</blockquote><b>MUNKAR.</b> Dikeluarkan oleh Thobroni dalam "Al-Aushot"<br />
(1/162/1-2 Zawaid) dan Al-Wahidi dalam "Al-Wasith".<br />
(3/114/2) dari jalan Kholid bin Khidas menceritakan kami Muhammad<br />
bin TsabitAl-`Abdy dari Harun bin Riab dari Abu Najih secara marfu’.<br />
Thobroni berkata: "Tidak ada yang meriwayatkan dari Harun<br />
selain Muhammad".<br />
<br />
Saya (Al-Albani) katakan:<br />
<blockquote> "Muhammad seorang rowi yang lemah. Dia mempunyai biografi<br />
dalam At-Tandzib dimana mayoritas ahli ilmu melemahkan haditsnya.<br />
Al-Hafidz menyimpulkan keadaannya dalam "At-Taqrib"<br />
beliau berkata: "Shoduq, layyinul hadits (lemah)"<br />
</blockquote><blockquote>Dengan demikian maka hadits ini dho’if ditambah lagi hadits ini adalah<br />
mursal (seorarig tabi’in meriwayatkan langsung dari Nabi). Sebab Abu<br />
Najih adalah seorang tabi’ in, nama beliau adalah Yasar.<br />
</blockquote><blockquote>Dari sini pembaca dapat mengetahui kesalahan Al-Haitsami ketika berkata<br />
dalam Al-Majma’ (4/252): "Diriwayatkan Thobroni dalam Al-Ausath<br />
dan seluruh rowinya terpercaya(!) kecuali Abu Najih , dia bukan sahabat".<br />
</blockquote><blockquote>Kemudian saya mendapatkan Al-Baihaqi mengeluarkan hadits ini lewat<br />
jalan lain dari Muhammad bin Tsabit dalam Syu ‘abul Iman (2/134/2)<br />
lalu berkata: <blockquote> "Abu Najih, namanya adalah Yasar, ayahnya Abdullah bin Abu<br />
Najih dan dia termasuk tabi’in. Berarti hadits ini adalah mursal."<br />
</blockquote><br />
Al-Mundziri membawakan hadits ini dalam At-Targhib (3/67) dari Abdullah<br />
bin `Amr bin `Ash dengan lafadz:<br />
<blockquote> Dunia adalah perhiasan. Sebaik-baik perhiasannya adalah seorang wanita<br />
yang membantu suami untuk kepentingan akherat. Sungguh miskin, sungguh<br />
miskin… dst:. " <br />
</blockquote><br />
Al-Mundziri berkata:<br />
<blockquote> "Disebutkan oleh Rozin dan saya belum mengetahuinya asalnya.<br />
Sedangkan kalimat terakhir adalah mungkar".<br />
</blockquote><br />
Kalimat terakhir (Miskin miskin seorang lelaki yang tak bersuami…)<br />
telah kita ketahui derajatnya, yaitu dho’if (lemah). Adapun kalimatbaris<br />
pertama memang ada asalnya dari hadits Abdullah bin `Amr bin `Ash<br />
bahwasanya Rasulullah bersabda:<br />
<blockquote> Dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah istri<br />
sholihah.<br />
</blockquote><br />
Dikeluarkan Muslim (4/178) Nasa’i (2/72-73) Ibnu Hibban (4020) Baihaqi<br />
(7/168) dari jalan Suryohbil bin Syarik bahwa dia mendengar Abdur<br />
Rohman Al-Hubaly bercerita dari Abdullah bin `Amr dengan hadits ini.</blockquote></li>
</ol><a href="" name="tex2html3"></a>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-91334536854732627542010-08-31T01:31:00.000-07:002010-08-31T01:31:56.879-07:00Hadits Tentang Orang Yang Diwajibkan Shalat Jum’at<h2><a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">Hadits Tentang Orang Yang Diwajibkan Shalat Jum’at</a></h2><blockquote>Shalat Jum ‘at wajib bagi setiap muslim dalam jama’ah, kecuali empat, (yaitu) hamba sahaya, wanita, anak-anak atau orang sakit.</blockquote><strong>Takhrij Hadits.</strong> Hadits ini diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunan-nya, Kitab Ash Shalat, Bab Al Jum’at Lil Mamluk Wal Mar’ah, no. 1067, hlm. 1/280,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_0_878" id="identifier_0_878" title="Lihat Sunan Abu Dawud, Tahqiq, Izat Ubaid Al Da&#8217;as dan
&#8216;Udil As Sayid, Cetakan Pertama, Tahun 1394, Dar Al Hadits,
Himsh, Suria.">1</a></sup> dan berkata setelah menyampaikan hadits ini, <br />
“Thariq bin Syihab melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, namun tidak mendengar satupun haditsnya.”<br />
<span id="more-878"></span>Imam Nawawi mengomentari hadits Thariq bin Syihab ini dengan perkataannya,<br />
<blockquote>“Pernyataan Abu Dawud ini tidak merusak keabsahan hadits, karena jika benar ia tidak mendengar satu haditspun dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, maka haditsnya adalah mursal shahabi, dan mursal shahabi (dapat menjadi) hujjah menurut madzhab Syafi’i dan seluruh ulama, kecuali Abu Ishaq Al Isfirayini.”<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_1_878" id="identifier_1_878" title="Majmu&#8217; Syarh Al Muhadzdzab, karya Imam Nawawi, Tahqiq,
Muhammad Najib Al Muthi&#8217;i, Cetakan Tahun 1425 H, Dar Ihya At
Turats Al Islami, hlm. 4/349. ">2</a></sup></blockquote>Syaikh Al Albani menukilkan pernyataan Imam Nawawi dari Imam Az Zaila’i di dalam <strong>Nashbu Ar Rayah</strong>, 2/199, berbunyi: <br />
<blockquote>Imam Nawawi berkata dalam Al Khulashah,<br />
<blockquote>“ini tidak merusak keabsahannya; karena ia termasuk mursal shahabi dan mursal shahabi hujjah. Sedangkan hadits ini shahih atas syarat Syaikhan, (Al Bukhari dan Muslim).”<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_2_878" id="identifier_2_878" title="Irwa&#8217;Al Ghalil, op.cit. hlm. 3/54.">3</a></sup></blockquote></blockquote>Kemudian Syaikh Al Albani berkomentar: <br />
<blockquote>“Seakan-akan karena inilah hadits ini dishahihkan banyak ulama, sebagaimana terdapat di dalam At Talkhish.”</blockquote>Hadits ini juga diriwayatkan Ad Daraquthni dalam Sunan-nya, no. 164 dan Al Baihaqi dalam dua pembahasan; Bab: <em>Man Tajibu ‘Alaihi Al Jum’at</em>, 3/ 246, no. 5578, dan Bab: <em>Man La Talzamuhu Al Jum’at</em>, 3/360, no.5630, ia dan berkata,<br />
<blockquote>“Hadits ini walaupun terdapat irsal,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_3_878" id="identifier_3_878" title="Irsal adalah istilah terputusnya sanad di akhirnya. Disini Thariq
bin Syihab dinyatakan mengirsalkan hadits ini, karena ia tidak
mendengarnya langsung dari Rasulullah. Oleh Ahli Hadits, demikian ini
dinamakan dengan istilah mursal shahabi.">4</a></sup> namun ia adalah mursal yang diterima, karena Thariq termasuk tabi’in pilihan dan orang yang melihat Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam, namun tidak mendengar haditsnya. Dan hadits ini memiliki syahid (riwayat penguat dari sahabat lainnya).”<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_4_878" id="identifier_4_878" title="Lihat Sunan Al Kubra, karya Al Baihaqi, Tahqiq, Muhammad
Abdulqadir &#8216;Atha, Cetakan Pertama, Tahun 1414 H, Dar Al Kutub
Al Ilmiyah, Bairut, Him. 3/361.">5</a></sup></blockquote>Sedangkan Syaikh Al Albani menambahkan bahwa Al Maqdisi mengeluarkannya juga dalam Al Mukhtarah dari Ishaq bin Manshur secara mursal.<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_5_878" id="identifier_5_878" title="Irwa &#8216;Al Ghalil Fi Takhrij Ahadits Manar As Sabit,
karya Syaikh Al Albani, Cetakan Kedua, Tahun 1405 H, Al Maktab Al
Islami, hlm. 3/55.">6</a></sup><br />
Imam Al Hakim di dalam Mustadrak, 1/288, juga meriwayatkan hadits ini dari jalur periwayatan Ubaid bin Muhammad Al ‘Ijli dari Al Abas bin Abdul ‘Adzim dengan sanadnya sampai kepada Thariq bin Syihab dari Abu Musa Al Asy’ari secara maushul (bersambung) sampai kepada Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam dan berkata, “Shahih sesuai syarat Syaikhan,” dan disepakati Imam Adz Dzahabi. Namun riwayat ini dinyatakan oleh Imam Al Baihaqi<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_6_878" id="identifier_6_878" title="Lihat Sunan Al Kubra, op.cit. hlm. 3/361.">7</a></sup> dan Al Albani sebagai riwayat yang syadz, karena menyelisihi riwayat Abu Dawud yang mursal.<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_7_878" id="identifier_7_878" title="Syaikh Al Albani berkata,
&#8220;Menurut saya, penyebutan Abu Musa dalam sanad tersebut adalah
syadz atau mungkar; karena Ubaid bin Muhammad Al &#8216;Ijli telah
menyelisihi Abu Dawud dengan penyebutan nama Abu Musa, dan saya belum
mendapati orang yang menulis biografinya, apalagi jamaah ulama yang
meriwayatkan dari Ishaq bin Manshur tidak menyebut nama Abu
Musa&#8217;.&#8221; Lihat Irwa&#8217; Al Ghalil, op.cit,
hlm. 3/55.">8</a></sup><br />
Hadits Thariq bin Syihab ini memiliki syawahid (jalan periwayatan penguat dari sahabat lain), diantaranya:<br />
<ol><li>Hadits Tamim Ad Dari, yang berbunyi:<br />
<blockquote>Shalat Jum’at wajib, kecuali atas wanita, anak-anak, orang sakit, budak atau musafir. Hadits ini diriwayatkan Al Baihaqi<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_8_878" id="identifier_8_878" title="Sunan Al Kubra, op.cit. hlm. 3/361.">9</a></sup> dari riwayat Al Hakam bin Amru dari Dhirar bin Amru dari Abu Abdillah Asy Syami. Ketiganya perawi dha’if, sehingga Abu Zur’ah Ar Razi menyatakan: “Ini adalah hadits mungkar”.</blockquote></li>
<li>Hadits Maula keluarga Az Zubair, yang berbunyi:<br />
<blockquote>Shalat Jum’at wajib atas setiap yang baligh, kecuali empat: anak-anak, budak, wanita dan orang sakit. Diriwayatkan oleh Al Baihaqi<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_9_878" id="identifier_9_878" title="Ibid.">10</a></sup> dan Ibnu Abi Syaibah<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_10_878" id="identifier_10_878" title="Disampaikan Syaikh Al Albani dalam Al Irwa&#8217;, op.cit.
hlm. 3/57.">11</a></sup> di dalam Mushannaf, dari Abu Hazim dari maula keluarga Az Zubair.</blockquote>Syaikh Al Albani berkata,<br />
<blockquote>“Ini sanad yang shahih. Seluruh perawinya tsiqah (bisa dipercaya), kecuali maula keluarga Az Zubair, saya belum mengetahuinya. Jika ia seorang sahabat, maka ketidakjelasannya tidak berpengaruh, dan ini yang rajih. Karena perawi beliau adalah Abu Hazim Salman Al Asyja’i Al Kufi, seorang tabi’in. Namun apabila ia bukan seorang sahabat, maka sanadnya lemah karena kemajhulannya (ketidakjelasannya).”<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_11_878" id="identifier_11_878" title="Al Irwa&#8217;. op.cit. hlm. 3/57.">12</a></sup></blockquote></li>
<li>Hadits Jabir bin Abdillah, yang berbunyi:<br />
<blockquote>Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka wajib atasnya shalat Jum’at pada hari Jum’at, kecuali atas orang sakit, musafir, anak-anak, dan budak. Barangsiapa yang tidak melakukannya, merasa cukup dengan kesia-siaan atau perdagangan, maka Allah merasa cukup darinya dan Allah Maha Kaya lagi Terpuji.</blockquote>Hadits ini diriwayatakan oleh Al Baihaqi dari jalan Ibnu Lahi’ah dari Mu’adz bin Muhammad Al Anshari dari Abu Az Zubair dari Jabir secara marfu’. Demikian juga Ad Daruquthni<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_12_878" id="identifier_12_878" title="Sunan Ad Daraquthni, karya Imam Ad Daraquthni dengan hasyiyah
kitab At Ta&#8217;liq Al Mughni &#8216;Ala Ad Daraquthni, karya
Abu Ath Thayyib Muhammad Al Abadi, Cetakan Ketiga, Tahun l413 H, Alam Al
Kutub, Bairut, hlm. 2/3.">13</a></sup> meriwayatkannya dari jalan tersebut. Ibnu Lahi’ah dan Muhammad Al Anshari lemah<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_13_878" id="identifier_13_878" title="Sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam At Talkhish, op.cit. hlm.
2/131.">14</a></sup> ditambah adalah sanad ‘an ‘anah dari Abu Az Zubair seorang yang dikenal mudalis. Berkata Ibnu Asakir: <br />
<blockquote>“Hadits ini sangat gharib, tidak kami ketahui kecuali dari hadits Ibnu Lahi’ah dengan sanad ini, dan ia adalah lemah”.<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_14_878" id="identifier_14_878" title="Lihat footnote At Talkhish, hlm. 2/131.">15</a></sup></blockquote></li>
<li>Hadits Abu Hurairah seperti hadits Jabir tanpa penyebutan orang yang sakit, namun juga hadits yang lemah, meskipun begitu Syaikh Al Albani berkata: “Sanadnya dapat dijadikan penguat, insya Allah”<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_15_878" id="identifier_15_878" title="Al Irwa&#8217;, op.cit. hlm. 3/361.">16</a></sup></li>
<li>Hadits Muhammad bin Ka’ab Al Quradzi secara mursal, namun sangat lemah.</li>
</ol><strong>Kesimpulannya, hadits ini shahih.</strong> Diantara ulama yang menshahihkannya, yaitu Imam Al Baihaqi,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_16_878" id="identifier_16_878" title="Sunan Al Kubra, op.cit. hlm. 3/361.">17</a></sup> Imam An Nawawi,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_17_878" id="identifier_17_878" title="Majmu&#8217; Syarh Al Muhadzdzab, op.cit. hlm. 4/349.">18</a></sup> Al Hakim,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_18_878" id="identifier_18_878" title="Al Mustadrak, hlm. 1/288.">19</a></sup> Adz Dzahabi, Al Hafidz Ibnu Hajar,<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_19_878" id="identifier_19_878" title="Lihat Aunul Ma &#8216;bud Syarh Sunan Abi Dawud, karya Abu
Thayyib Muhammad Syamsulhaq Adzim Abadi, tanpa tahun, Dar Al Kutub Al
Ilmiyah, hlm. 3/279. Al Hafidz berkata,
&#8220;Jika telah terbukti ia berjumpa dengan Nabi Shalallahu
&#8216;Alaihi Wa Sallam, maka menurut pendapat yang rajah, dia
adalah sahabat. Dan apabila terbukti tidak mendangar hadits langsung
darinya (Nabi), maka riwayatnya dari Nabi Shalallahu &#8216;Alaihi
Wa Sallam adalah mursal shahabi, dan menurut pendapat yang rajih, mursal
shahabi dapat diterima.&#8221;">20</a></sup> Syaikh Ubaidillah bin Muhammad Al Mubarakfuri<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_20_878" id="identifier_20_878" title="Mir&#8217;atu Al Mafatih Syarh Al Misykat Al Mashabih, karya
Syaikh Ubaidilah bin Muhammad Al Mubarakfuri, Cetakan Keempat, Tahun
1415 H, Idaratul Buhuts Al Islamiyah Wad Dakwah Wal Ifta&#8217; di
Jami&#8217;at Al Salafiyah Banarest, India, hlm. 4/453.">21</a></sup> dan Syaikh Al Albani.<sup><a class="footnote-link footnote-identifier-link" href="http://blog.vbaitullah.or.id/2008/01/10/878-takhrij-hadits-tentang-orang-yang-diwajibkan-shalat-jumat/#footnote_21_878" id="identifier_21_878" title=" Al Irwa&#8217; Al Ghalil, op.cit. hlm. 3/54.">22</a></sup>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-17729283781991963952010-08-31T01:15:00.000-07:002010-08-31T01:15:44.859-07:00Tata Cara dan Pedoman Manasik Haji<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNGzt8MYB8Liy8RWemDN1eex1NNHNRVIXEtWR4-WD5_OJcmuPfLpV5q5xyFLufDh0QveU5su7UpoCxBeuA1Q_D60IgnXuRSusySztCRexj17RuY1dLvkA7tfKPcKBDk-8T9wGe1Aybu1Y/s1600/indo+moeslim.jpeg" imageanchor="1" style="clear: right; float: right; margin-bottom: 1em; margin-left: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgNGzt8MYB8Liy8RWemDN1eex1NNHNRVIXEtWR4-WD5_OJcmuPfLpV5q5xyFLufDh0QveU5su7UpoCxBeuA1Q_D60IgnXuRSusySztCRexj17RuY1dLvkA7tfKPcKBDk-8T9wGe1Aybu1Y/s320/indo+moeslim.jpeg" /></a></div><strong>Makna Haji</strong><br />
<div align="justify">Kata "haji" berasal dari "hajja-yahijju-hijjun" (kata benda) dan "hajja-yahujju-hajju" (kata ifat). Namun kata ini juga bisa berbentuk "hajja-yahujju-hujjatun", yang memiliki makna lain. Hajja yang menghasilkan kata "hijjun" maupun "hajjun" inilah yang diartikan sebagai ibadah haji, atau perjalanan yang disengaja. Sedangkan hajja yang menghasilkan hujjatun" bermakna "alasan, tanda atau alamat".</div><strong>Definisi Haji</strong><div align="justify">Secara syar'i, haji berarti "melakukan perjalanan dengan disengaja ke tempat-tempat suci dengan amalan-amalan tertentu dengan niat beribadah kepada Allah SWT". Sedangkan defenisi lain, sesuai makna kedua dari haji, adalah "melaksanakan rukun Islam yang kelima sebagai alamat penyempurnaan keislaman seorang Muslim".</div><strong>Hukum dan Kedudukan Haji</strong><div align="justify">Sepakat para ulama dan seluruh ummat bahwa haji merupakan "kewajiban dan fardhu 'ain" atas semua Muslim, pria maupun wanita, yang telah memenuhi persyaratannya, sekali dalam seumur. Sedangkan kedudukan haji dalam Islam adalah Rukun Islam yang kelima.</div><strong>Syarat-Syarat Kewajiban Haji</strong><ol><li>Islam.</li>
<li>Berakal.</li>
<li>Baligh.</li>
<li>Merdeka.</li>
<li>Mampu (istitha'ah)</li>
<li>Muhrim (bagi wanita, menurut Imam Ahmad)</li>
</ol><strong>Macam-Macam Pelaksanaan Haji</strong> <b>(Manasik Haji)</b><br />
<ol><li>Ifrad: Yaitu melakukan niat haji semata (tanpa umrah). Tanpa DAM.</li>
<li>Qiran: Melakukan niat haji dan Umrah sekaligus. Dam diharuskan.</li>
<li>Tamattu': Berniat umrah pada bulan-bulan haji, lalu pada tgl 8 Dzulhijjah melakukan niat haji. DAM diharuskan, atau berpuasa 3 hari di tanah suci dan 7 hari jika telah kembali ke negara asal.</li>
</ol><strong>Rukun-Rukun Haji (jika ditinggalkan, haji menjadi batal)</strong><ol><li>Ihram</li>
<li>Wukuf di Arafah</li>
<li>Thawaf Ifadhah</li>
<li>Sa'i</li>
<li>Tahallul</li>
<li>Berurut (Syafi'i)</li>
</ol><strong>Wajib-wajib Haji (jika ditinggalkan, wajib memotong DAM)</strong><ol><li>Berihram dari Miqat</li>
<li>Mengucapkan Talbiyah (minimal sekali)</li>
<li>Memakai pakaian khusus (pria: 2 potong kain tak berjahit. Wanita pakaian Muslimah)</li>
<li>Berada di Arafah hingga terbenam matahari</li>
<li>Mabit di Muzdalifah (minimal lewat ½ malam)</li>
<li>Melempar Jumrah (hari pertama hanya Aqabah. Disusul 2-3 hari melempar seluruh Jumrah)</li>
<li>Mabit di Mina (2-3 malam)</li>
<li>lTawaf Wada' </li>
</ol><strong><a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">Tata Cara dan Pedoman Manasik Haji </a></strong><br />
<br />
<strong>Rukun-Rukun Haji</strong><br />
<div align="justify"><strong>RUKUN PERTAMA : IHRAM </strong></div><div align="justify">Yaitu melakukan ritual "niat" haji atau umrah dan/atau haji sekaligus dari Miqat yang telah ditentukan dengan bacaan yang telah ditentukan karena Allah ta'aala. Niat haji dilakukan dengan mengucapkan bacaan berikut:</div><ol><li>(Labbaeka Allahumma hajjan wa 'umratan) - bagi yang berhaji qiran.</li>
<li>(Labbaeka Allahumma hajjan) - bagi yang berhaji Ifrad</li>
<li>(Labbaeka Allahumma 'umratan) - bagi yang berumrah/berhaji tamattu'</li>
</ol><strong>Wajib-wajib Ihram:</strong><br />
<ol><li>Melakukannya di Miqat atau sebelumnya. Ada lima miqat yang telah ditentukan. Bagi kita, tergantung arah kedatangan pesawatnya.</li>
<li>Membaca Talbiyah: (Labbaeka Allahumma Labbaek. Labbaeka laa syariika laka labbaek. Innal hamda, wanni'mata laka wal mulk, laa syariika lak).</li>
<li>Memakai pakaian tidak berjahit (pria) dan Muslimah (wanita)</li>
<li>Menjaga larangan-larangannya (lihat larangan Ihram).</li>
</ol><strong>Sunnah-Sunnah Ihram:</strong><br />
<ol><li>Mandi / Wudhu</li>
<li>Mencukur/memotong (kuku, kumis, bulu ketiak, kemaluan)</li>
<li>Berwangian sebelum membaca niat (di badan)</li>
<li>Shalat sunnah 2 raka'at</li>
<li>Memperbanyak "talbiyah"</li>
</ol><strong>Larangan-Larangan Ihram (ada ketentuan dendanya):</strong><br />
<ol><li>Mencabut rambut.</li>
<li>Menggunting kuku.</li>
<li>Memakai wangi-wangian.</li>
<li>Membunuh hewan buruan.</li>
<li>Mencabut pepohonan di tanah suci</li>
<li>Mengenakan pakaian berjahit (bagi laki-laki).</li>
<li>Menutupi kepala dengan sesuatu yang menempel (bagi pria)</li>
<li>Memakai tutup muka dan kaos tangan (bagi wanita)</li>
<li>Menutupi mata kaki (bagi pria)</li>
<li>Melangsungkan pernikahan, menikah atau menikahkan.</li>
<li>Berhubungan suami isteri.</li>
<li>Bercumbu (bermesraan) dengan syahwat.</li>
<li>Keluarnya airmani karena sengaja.</li>
</ol><strong>Sanksi pelanggaran larangan Ihram:</strong><ol><li>Ia melakukannya tanpa udzur (alasan), maka ia berdosa dan wajib membayar fidyah (tebusan).</li>
<li>Ia melakukannya untuk suatu keperluan, seperti memotong rambut karena sakit. Perbuatannya ter-sebut dibolehkan, tetapi ia wajib membayar fidyah.</li>
<li>Ia melakukannya dalam keadaan tidur, lupa, tidak tahu atau dipaksa. Dalam keadaan seperti itu ia tidak berdosa dan tidak wajib membayar fidyah.</li>
</ol><div align="justify">Jika yang dilanggar itu berupa mencabut rambut, menggunting kuku, memakai wangiwangian, bercumbu karena syahwat, laki-laki mengenakan kain yang berjahit atau menutupi kepalanya, atau wanita memakai tutup muka (cadar) atau kaos tangan maka fidyah-nya antara tiga, boleh memilih salah satu daripadanya:</div><ol><li>Menyembelih kambing (untuk dibagikan kepada orang-orang fakir miskin dan ia tidak boleh memakan sesuatu pun daripadanya).</li>
<li>Memberi makan enam orang miskin, masing-masing setengah sha' makanan. (setengah sha' lebih kurang sama dengan 1,25 kg.).</li>
<li>Berpuasa selama tiga hari di tanah suci dan 7 hari jika kembali ke negara asal.</li>
<li>Jika yang dilakukan adalah larangan-larangan berikut</li>
<li>Melamar atau melangsungkan pernikahan, tidak ada ketetapan. Namun ada yang berpendapat dengan memotong kambing.</li>
<li>Membunuh binatang buruan (darat) dengan memotong hewan yang dibunuhnya (kambing dengan kambing)</li>
<li>Bersetubuh (dan ia adalah larangan yang paling besar). Jika ia melakukannya secara sengaja sebelum tahallul pertama, hajinya batal, menyembelih onta serta wajib melakukannya kembali pada tahun berikutnya. Jika dilakukan setelah tahallul pertama, maka dendanya adalah memotong kambing (jumhur ulama).</li>
</ol><strong>RUKUN KEDUA: WUKUF DI ARAFAH</strong><div align="justify">Wukuf berarti "berhenti". Sedangkan dalam pengertian Syaria'h: "Tinggal di padang Arafah sejak tergelincir matahari pada tgl 9 dzulhijjah dengan niat ibadah karena Allah".<br />
Arafah adalah nama sebuah padang, sekitar 8 mil dari kota Makkah. Padang ini dinamai "arafah" berarti "mengenal", karena riwayat menyebutkan bahwa di padang inilah Adam dan Hawa kembali saling bertemu dan mengenal setelah masing-masing diturunkan ke bumi pada tempat yang berjauhan.<br />
Dengan demikian, wukuf di Arafah dapat berarti berhenti sejenak untuk mengenal kembali. Sebagian ahli hikmah mengatakan bahwa pengertian ini mengandung makna pentingnya bagi manusia untuk sejenak berhenti (introspeksi) dalam rangka melakukan pengenalan (pada dirinya sendiri dan juga lingkungan sekitarnya). Tanpa mengenal dirinya sendiri, manusia mustahil untuk mengenal Penciptanya secara benar. Tanpa mengenal Rabb-nya, manusia akan mustahil mampu untuk menyikapi kehidupannya secara rasional.<br />
Wukuf di Arafah merupakan rukun haji yang paling utama. Rasulullah bersabda: "Alhajju 'arafah" (haji itu adalah Arafah". Sehingga barangsiapa yang tidak sempat melakukan wukuf, walau telah melakukan semua rukun yang lain, hajinya dianggap tidak ada.</div><strong>Wajib Wukuf:</strong><ol><li>Dilakukan di dalam daerah Arafah (Kalau sempat keluar walau sejengkal sebelum terbenam, diwajibkan memotong)</li>
<li>Dilakukan hingga terbenam matahari (kalau mengakhirinya sebelum terbenam, ajib memotong).</li>
</ol><strong>Sunnah-Sunnah Wukuf:</strong><br />
<ol><li>Melakukan shalat Zhuhur dan Asar (jama' qashar)</li>
<li>Mendengarkan Khutbah Arafah</li>
<li>Memperbanyak dzikir, doa atau baca Al Qur'an. Doa terafdhal adalah: "Laa ilaaha illallah wahdahu laa syraiika lah, lahul Mulku walahul hamdu yuhyii wa yumiit ahuwa 'alaa kulli syaein Qadiir".</li>
</ol><div align="justify">Masuk daerah Arafah sebelum zhuhur (setelah Zhuhur masih sah, tapi kehilangan sunnahnya).</div><strong>RUKUN KETIGA: THAWAF:</strong><div align="justify">Thawaf berarti "mengelilingi". Dalam pengertian syari'ah, thawaf difahami sebagai mengelilingi Ka'bah selama tujuh kali dengan niat ibadah karena Allah Ta'aala.</div><strong>Macam-Macam Thawaf:<br />
Ada 4 macam thawaf:</strong><br />
<ol><li>Thawaf Qudum, yaitu thawaf selamat datang. Thawaf ini hanya berlaku bagi mereka yang melakukan haji Ifrad.</li>
<li>Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf rukun (haji / umrah).</li>
<li>Thawaf Sunnah, yaitu thawaf-thawaf yang dilakukan kapan saja bilamana ada peluang.</li>
<li>Thawaf Wada', yaitu thawaf selamat tinggal, yang dilakukan jika seorang haji akan meninggalkan tanah haram.</li>
</ol><strong>Syarat-syarat Thawaf:</strong><ol><li>Wudhu</li>
<li>Menutup aurat</li>
<li>Di luar Ka'bah</li>
<li>Di dalam masjid al Haram</li>
<li>Ka'bah di sebelah kiri</li>
<li>Sempurna tujuh keliling</li>
<li>Dimulai dan berakhir di sudut al hajar al aswad</li>
</ol><strong>Sunnah-Sunnah Thawaf:</strong><br />
<ol><li>Mencium hajar al Aswad (jika tidak memungkinkan, dengan mengacungkan tangan dan menciumnya) sambil membaca: "Bismillah Allahu Akbar, abda' bimaa adaallahu wa Rasuluhu bihi"</li>
<li>Membaca doa: "Allahumma imaanan bika watishdiikan bikitaabika wattibaa'an lisunnati nabiyyika Muhammadin Sallallahu 'alaihi wasallam"</li>
<li>Pada 3 putaran pertama, bagi laki-laki melakukan harwalah (berlari-lari kecil)</li>
<li>Idhtiba' (menggantungkan kain atas di bawah ketiak)</li>
<li>Melambaikan tangan ke Rukun Yamani (tanpa mencium)</li>
<li>Membaca "Rabbana Aatina fidddunya hasanah wa fil Akhirah hasanah waqinaa adzaabannar" antara sudut keempat dan pertama (yamani-hajar al aswad)</li>
<li>Memperbanyak doa, dzikir atau bacaan al Qur'an (sesuai kemampuan dan tanpa ikatan dengan doa puataran pertama, kedua, dst.)</li>
<li>Shalat di belakang "Maqam Ibrahim" dengan membaca: pada raka'at pertama alfaatihah dan Al Kaafirun dan pada raka'at kedua al faatihah dan Al Ikhlas</li>
<li>Berdoa di depan "Multazam" (sesuai hajat masing-masing).</li>
<li>Meminum air zamzam (turun menuju tempat sumur zam zam).</li>
</ol><strong>RUKUN KEEMPAT: SA'I</strong><div align="justify">Sa'i berarti "berusaha keras". Secara syar'I diartikan: "Berkeliling antara bukit Shafa dan Marwa selama tujuh kali dengan niat ibadah karena Allah ta'ala".<br />
Syarat-Syarat Sa'i:</div><ol><li>Wudhu (sebagian tidak melihatnya keharusan)</li>
<li>Tujuh keliling</li>
<li>Dimulai dari Shafa dan berakhir di Marwa</li>
<li>Arah yang benar</li>
</ol><strong>Sunnah-Sunnah Sa'i:</strong><div align="justify"><ol><li>Saat memulai dengan menghadap Ka'bah, melambaikan tangan sambil membaca: "Bismillah abda' bimaa badaaLLAHU Wa Rasuluhu bihi"</li>
<li>Mulai berjalan sambil membaca: "Innas Shafa wal Marwata min Sya'aairillah. Faman hajjal baeta awi'tamara falaa junaaha 'alaehi an yatthawwafa bihimaa. Famantathawwa'a khaeran fainnaLLAH syaakirun 'aliim". (dibaca setiap mendekati Shafa atau Marwa)</li>
<li>Berlari-lari di antara dua lampu pijar (bagi pria)</li>
<li>Memperbanyak doa, dzikir atau bacaan Al Qur'an</li>
<li>Mengakhiri dengan berdoa menghadap Ka'bah</li>
</ol></div><strong>RUKUN KELIMA: TAHALLUL</strong><div align="justify">Pengertian "Tahallul" adalah menghalalkan kembali apa-apa yang tadinya dilarang ketika masih dalam keadaan ihram. Tahallul ada dua macam; tahallul pertama dan tahallul kedua.<br />
Tahallul pertama adalah melakukan pemotongan rambut baik secara keseluruhan atau hanya sebagianm walau hanya sepanjang 2 inci oleh Syafi'I, setelah melakukan dua rukun ditambah satu wajib haji. Jadi setelah melakukan ihram (rukun 1) lalu wukuf (rukun 2), dilanjutkan dengan melempar Jamrah Aqabah, sesorang haji telah diperbolehkan untuk elakukan tahallul pertama. Orang yang telah melakukan tahallul I, telah dapat melakukan larangan-larangan ihram, kecuali hubungan suami isteri (jima').<br />
Tahallul kedua adalah jika semua rangkaian rukun haji telah dilakukan, termasuk thawaf ifadhah dan Sai' haji. Tahallul kedua tidak dilakukan pemotongan, melainkan jatuh dengan sendirinya jika kedua hal di atas telah dilakukan. Setelah tahallul kedua jatuh, semua larangan ihram boleh dilakukan kembali, termasuk hubungan suami isteri.</div><strong>Amalan-Amalan Mina</strong><div align="justify">Sebagaimana disebutkan terdahulu, amalan-amalan Mina termasuk dalam kategori wajib haji. Jadi melempar Jumrah Aqabah pada hari I, dilanjutkan dengan melempar ketiga amarat pada hari kedua dan ketiga (nafar Awal) atau pada hari ketiga (nafar tsani), dan juga melakukan mabit pada malam-malam selama malam pelemparan tersebut, ukumnya adalah wajib. Yaitu jika tidak dilaksanakan maka diharuskan memotong atau membayar DAM.</div><div align="justify">a. Melempar Jumrah Aqabah (10 Dzulhijjah pagi)</div><ol><li>Hanya dari Satu arah (menghadap Makkah)</li>
<li>Setiap lemparan (7 lemparan) dengan membaca "Bismillah-Allahu Akbar".</li>
<li>Setelah melempar berdoa menghadap Ka'bah (doa bebas).</li>
</ol><div align="justify">b. Melempar 3 Jumrah: Ula, Wustha, Aqabah (11 dan 12 Dzulhijjah).</div><ol><li>Dimulai dari Ula lalu Wustha dan diakhiri di Aqabah</li>
<li>Setiap lemparan membaca bacaan di atas</li>
<li>Setelah melempar ketiganya berdoa menghadap Makkah</li>
</ol><div align="justify">c. Mabit di Mina (tgl 10 malam dan tgl 11 malam Dzulhijjah)</div><ol><li>Selama mabit memperbanyak dzikir dan doa</li>
<li>Mabit artinya berada pada tempat tersebut pada malam hari. Minimal sebelum midnight hingga setelah tengah malam.</li>
</ol><div align="justify"><strong>Catatan:</strong> Ada dua macam pelemparan dan Mabit di Mina. Pertama: Nafar Awal, yaitu melempar hanya dua hari dan mabit hanya dua malam. Bagi yang mengambil nafar awal, harus meninggalkan Mina sebelum matahari terbenam pada tgl 12 Dzulhijjah. Kedua: nafar Tsani, yaitu menambah semalam lagi di Mina pada tgl 12 Dzulhijjah malam, dan esoknya melempar kembali tiga Jumrah.</div><strong>THAWAF WADA'</strong><div align="justify">Tawaf Wada' artinya thawaf "Selamat tinggal" karena seseorang akan meninggalkan tanah haram menuju kembali ke tempat tinggal aslinya dan dianggap sebagai bagian dari wajib Haji. Cara melakukannya sama dengan thawaf lain, dengan catatan tidak boleh lagi melakukan kegiatan, kecuali dharurat seperti makan karena lapar, setelahnya.</div><strong>Haji dan Ziarah Madinah</strong><div align="justify">Ada semacam asumsi yang berkembang bahwa ziarah ke Madinah dengan shalat arba'iin shalat 40 kali waktu tanpa masbuq) di masjid Nabawi menjadi penentu afdhal tidaknya haji seseorang. Padahal, sebenarnya hubungan antara haji dan ziarah ke masjid Nabawi di Madinah adalah dua entity ibadah yang terpisah. Haji adalah wajib dan menjadi rukun kelima Islam, sementara ziarah sekedar sunnah yang dianjurkan oleh Rasululah SAW.<br />
Untuk itu, sebenarnya kedua-duanya tidak ada hubungan serta tidak saling menanmbah atau mengurangi bobot ibadahnya.<br />
(Allahumma ij'alhu hajjan mabruuran wa sa'yan masykuuran wa dzanban maghfuuran wa tijaaratan lan tabuur) Amin!</div><div align="justify">New York, 3 Januari 2003<br />
M. Syamsi Ali adalah seorang muslim anggota ISNET yang tinggal di New York</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-62832411415558505832010-08-31T00:42:00.000-07:002010-08-31T00:42:14.264-07:00SEJARAH Ibadah HAJI<m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><img align="left" alt="peta
miqot" border="0" height="306" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/peta_miqot.JPG" width="347" /><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">SEJARAH HAJI</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Dari segi sejarah, ibadah haji ialah syariat yang dibawa oleh junjungan Nabi kita Muhammad memperbaharui dan menyambung ajaran Nabi Allah Ibrahim A.S. Ibadat haji semula diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah, dengan turunnya ayat 97 surah Ali Imran yang bermaksud :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Dan Allah SWT mewajibkan manusia mengerjakan ibadat haji dengan mengunjungi Baitullah yaitu siapa yang mampu dan berkuasa sampai kepada-Nya dan siapa yang kufur dan ingkar kewajiban haji itu, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan tidak berhajatkan sesuatu pun daripada sekalian makhluk". </span></i></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada tahun tersebut Rasulullah. bersama-sama lebih kurang 1500 orang telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu haji tetapi tidak dapat mengerjakannya karena dihalangi oleh kaum Quraisy akhirnya timbul satu perjanjian yang dinamakan perjanjian Hudaibiah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya (Tahun ke-7 Hijrah), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bersama-sama 2000 orang umat Islam. Pada tahun ke-9 Hijrah barulah ibadat Haji dapat dikerjakan di mana Rasulullah. mengarahkan Saidina Abu Bakar Al-Siddiq mengetuai 300 orang umat Islam mengerjakan haji. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">RASULULLAH MENUNAIKAN HAJI</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Nabi Muhammad menunaikan fardhu haji sekali saja semasa hayatnya. Haji itu dinamakan "Hijjatul Wada'/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal Kamal karena selepas haji itu tidak berapa lama kemudian beliau pun wafat. Beliau berangkat ke Madinatul Munawwarah pada hari Sabtu, 25 Zulkaedah tahun 10 Hijrah bersama isteri dan sahabat-sahabatnya sekitar lebih dari 90.000 orang. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beliau telah menyempurnakan syarat-syarat sunat Ihram, memakai ihram dan berniat ihram di Zulhulaifah, sekarang dikenali dengan nama Bir Ali, 10 km daripada Madinah dan beliau sampai di Makkah pada 04 Zulhijjah setelah menempuh 9 hari perjalanan. Beliau berangkat ke Mina pada tanggal 08 Zulhijjah dan bermalam di situ. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kemudian ke Arafah untuk berwukuf pada 09 Zulhijjah yang jatuhnya pada hari Jumat. Rasulullah telah menyempurnakan semua rukun dan wajib haji hingga tanggal 13 Zulhijjah. Dan pada tanggal 14 Zulhijjah, Rasulullah telah berangkat meninggalkan Makkah Al-Mukarramah kembali ke Madinah Al-Munawwarah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">PERISTIWA SEMASA HIJJATUL WADA' </span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Di masa wukuf terdapat beberapa peristiwa penting yang dijadikan pegangan dan panduan umat Islam, di antara ialah seperti berikut : </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Rasulullah minum susu di atas unta supaya dilihat oleh orang ramai bahawa hari itu bukan hari puasa atau tidak sunat berpuasa pada hari wukuf. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Seorang Sahabat jatuh dari binatang tunganggannya lalu meninggal, Rasulullah. menyuruh supaya mayatnya dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak dibenarkan kepalanya ditutup atau diwangikan jasad dan kafannya. Sabda Baginda pada ketika itu bahawa " Sahabat itu akan dibangkitkan pada hari kiamat di dalam keadaan berihram dan bertalbiah". </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Rasulullah. menjawab soalan seorang ahli Najdi yang bertanyakan " Apakah itu Haji ?". Sabdanya yang bermaksud " Haji itu berhenti di Arafah". Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Zulhijjah maka ia telah melaksanakan haji. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim surah Al-Maidah yang bermaksud : </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Pada hari ini aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu dan aku telah cukupkan nikmatku ke atas kamu dan aku telah redha Islam itu menjadi agama untuk kami"</span></i></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daripada sejarah dan peristiwa ringkas itu terlihat betapa Rasulullah telah menyempurnakan haji dengan pengorbanan Beliau bersama sahabat-sahabat yang berjalan dari Madinah Al-Munawwarah ke Makkah Al-Mukarramah selama 9 hari dibandingkan sekarang kalau kita menaiki kapal terbang yang sudah sampai ke Tanah Suci kurang dari 11 jam. Ini hal yang perlu kita direnungkan apabila kita menghadapi sebarang kesusahan di tanah Suci kelak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Selama ini bagi orang awam hanya dikenal naik Haji, saya sendiri baru tahu kalau ada beberapa cara untuk berhaji setelah saya ikut manasik Haji.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada 3 macam haji, yang tata cara pelaksanaannya sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">1. Haji Tammatu'</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Haji tammatu' ialah melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji, kemudian melaksanakan ibadah haji, kemudian melaksanakan ibadah haji. Bila mengambil cara ini, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar dam nusuk (berupa menyembelih seekor kambing, kalau tidak mampu berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari di Makkah atau Mina dan 7 hari di Tanah Air), apabila puasa 3 hari di tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka harus diqadha sesampainya di kampung halaman dengan ketentuan puasa yang tiga hari dengan yang tujuh hari dipisahkan 4 hari. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">2. Haji Ifrad</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yang di maksud haji ifrad ialah haji saja. Adapun bagi yang akan umrah wajib atau sunnah, maka setelah menyelesaikan hajinya, dapat melaksanakan umrah dengan miqat dari Tan'im, Ji'ranah atau daerah tanah halal lainnya. Cara ini tidak dikenakan dam. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">3. Haji Qiran</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Haji qiran ialah mengerjakan haji dan umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga wajib membayar dam nusuk. Pelaksanaan dam sama dengan pada haji Tamattu </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk memahami lebih dalam lagi, kami dianjurkan mengikuti Manasik terlebih dahulu. </span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Lakukanlah manasik haji dengan lengkap, sebaiknya jangan membolos, walaupun anda merasa telah membaca puluhan buku petunjuk haji. Didalam manasik biasanya para uztad menambahkan dengan hal-hal detil, kecil yang perlu diperhatikan namun tidak ditulis secara rinci dibuku-buku, misal hal-hal yang membatalkan ihram.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Selain itu didalam acara manasik anda bisa bertanya hal-hal yang anda kurang pahami. Haji adalah ibadah yang mempunyai banyak bagian-bagian ibadah yang masing-masing memiliki aturan detil tersendiri sehingga secara keseluruhan aturan pelaksanaan haji cukup rumit. Dengan demikian anda akan memiliki satu atau dua hal yang tidak bisa langsung dipahami, tanyakanlah saat pertemuan.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Karena luas dan rumit tadi, seperti juga ritual ibadah lain dalam Islam, menimbulkan beberapa variasi interpretasi maupun pelaksanaannya dari satu golongan atau mazhab atau kelompok dengan yang lainnya. Misalnya adalah pelaksanaan niat ihram, ada yang ambil miqot dari bandara King Abdul Aziz di Jeddah (seperti yang dilakukan oleh rombongan saya), ada yang dalam perjalanan di pesawat sejajar dengan Qarnul Manazil. Untuk yang percaya pada pelaksanaan yang terakhir ini membuat mereka harus menggunakan baju ihram di atas pesawat menjelang mendekati Jedah atau bahkan sejak dari bandara Soekarno Hatta. Beberapa ada yang menggunakan aturan ini sebagai dasar pemilihan akan ikut kelompok haji yang mana (baik yang biasa maupun yang plus).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><img align="left" alt="masjid
nabawi" border="0" height="450" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/masjid_nabawi.JPG" width="600" /><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4437440496489506784&postID=6283241141555850583" name="MIQAT" title="MIQAT"></a><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Miqat secara harfiah berarti batas yaitu garis demarkasi atau garis batas antara <b>boleh </b>atau <b>tidak</b>,atau perintah <b>mulai</b> atau <b>berhenti</b>, yaitu kapan mulai melapazkan niat dan maksud melintasi batas antara <b>Tanah Biasa</b> dengan <b>Tanah Suci</b>. Sewaktu memasuki Tanah Suci itulah semua jama'ah harus berpakaian Ihram dan mengetuk pintu perbatasan yang dijaga oleh penghuni - penghuni surga. Ketuk pintu atau salam itulah yang harus diucapkan talbiyah dan keadaan berpakaian Ihram. Miqat yang dimulai dengan pemakaian pakaian ihram harus dilakukan sebelum melintasi batas - batas yang dimaksud. Miqat dibedakan atas dua macam yaitu ; <b>Miqat Zamani </b>(batas waktu) dan <b>Miqat Makami </b>(batas letak tanah).</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT ZAMANI</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><img align="left" alt="peta
miqot1" border="0" height="325" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/peta_miqot1.JPG" width="244" /><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Adalah Miqat yang berhubungan dengan batas waktu, yaitu kapan atau pada tanggal dan bulan apa hitungan Haji itu ?. Miqat Zamani disebut dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 189 dan 197. Ayat pertama menjelaskan kedudukan bulan sabit sebagai tanda waktu bagi manusia dan Miqat bagi jama'ah haji. Ayat kedua menegaskan, bahwa yang dimaksud dengan <b>Bulan - Bulan Haji </b>atau waktu haji adalah beberapa bulan tertentu. Para Ulama sepakat bahwa bulan yang dimaksud adalah bulan <b>Syawal</b>, <b>Zulkaidah</b> dan <b>Zulhijah</b>. Yaitu mulai dari tanggal 1 syawal s/d 10 Zulhijah. yang jumlah keseluruhannya adalah 69 hari. akan tetapi untuk bulan Zulhijah masih ada perbedaan pendapat apakah seluruh atau sebagian saja.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT MAKANI</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yaitu miqat berdasarkan peta atau batas tanah geografis, tempat seseorang harus mulai menggunakan pakaian Ihram untuk melintas batas tanah suci dan berniat hendak melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada 5 tempat Miqot bagi yang datang dari luar Saudi Arabia :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Zil-Hulaifa (Dhul hulaifah) : Zul Hulaifah adalah mikat penduduk Madinah, sebuah sumber air minum Bani Jasyum yang sekarang dinamakan dengan Abar (Bir) Ali. Inilah miqot yang paling jauh, sekitar 450 Km. dari Mekah. Unta menempuh jarak ini dalam waktu sembilan hari perjalanan dengan kecepatan 50 Km sehari atau 4 Km/jam. Jarak ini dinamakan "satu marhalah".</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Juhfah: Miqot bagi penduduk yang datang dari arah Mesir, Syria atau sekitarnya, jakarnya sekitar 180 Km sebelah barat dari kota Mekah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Qarn al-Manazil (Qarnul Manazil) : Adalah gunung Musyrif di Arafah. Gunung ini dikatakan Qarnul Manazil, miqot penduduk Taif dan siapa saja yang datang melewatinya.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Zat Irq : Dinamakan Zatu Irqin karena di sana terdapat gunung Irq yang mengelilingi lembah bernama lembah Aqiq. Lembah ini adalah lokasi perkampungan yang terletak dua marhalah (900 Km) dari Mekah. Mikat ini tidak termasuk mikat yang disebut dalam hadis Rasulullah saw, tetapi sudah disepakati oleh para ulama.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yalamlam: Yaitu nama satu gunung dari pegunungan Tuhamah yang terletak sekitar dua marhalah dari Mekah. Inilah miqot penduduk Yaman.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Tan'im</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Terletak sekitar jalan menuju Madinah, kira-kira enam Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Wadi Nakhlah</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Terletak di Timur Laut ke arah Irak, sekitar 14 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Ji`ranah</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Terletak di arah Timur sekitar 16 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Adhah</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Terletak sekitar jalan menuju Yaman, kira-kira 12 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Hudaibiah</span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></b><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Terletak di arah Barat, jalan menuju Jeddah. Sekarang dinamakan dengan Syamaisi sekitar 15 Km. dari Mekah.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">T<a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=4437440496489506784&postID=6283241141555850583" name="TALBIYAH" title="TALBIYAH"></a>ALBIYAH</span></b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bacaan yang dianjurkan secara terus menerus dilapazkan sesuai dengan kemampuan masing - masing jama'ah, dimulai setelah berihram dari Miqat dan berhenti membaca Talbiyah apabila sudah mulai tawaf untuk ibadah Umrah atau sesudah Tahallul awal bagi Ibadah Haji. Adapun Teks Talbiyah adalah sebagai berikut.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Labbaik Allahumma Labbaik,Labbaik laa syarikka laka labbaik, Innal haamda wanni'mata laka wal mulk Laa syariika laka."</span></i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"<i>Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah,</i> <i>Aku datang memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiNya,</i> <i>Ya Allah aku penuhi panggilanMu.</i> <i>Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untukMu semata-mata.</i> <i>Segenap kerajaan untukMu.</i> <i>Tidak ada sekutu bagiMu</i>" </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Talbiyah hukumnya <b>Sunat</b>, kecuali menurut Maliki, Mashab ini memandangnya <b>wajib</b>. sedangkan menurut Mazhab Hanafi, dinilai sebagai <b>Syarat,</b> sehingga siapa yang meninggalkan Talbiyah diwajibkan membayar Dam. Talbiyah hendaknya dilantunkan selama jama'ah masih dalam keadaan Ihram.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Talbiyah disunatkan pula dibaca sewaktu berpapasan dengan rombongan jama'ah lain atau ketika menjalani perubahan keadaan, misalnya ketika naik atau turun dari gunung/bukit, naik atau turun dari kendaraan,bertemu kawan atau seusai shalat. Bagi laki-laki disunatkan mengeraskan suara Talbiyahnya, sedangkan bagi wanita cukup didengar sendiri dan yang berada di sampingnya. Hal ini didasarkan atas hadis Nabi yang berbunyi :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"<i>Jibril telah datang kepadaKu, lalu ia berkata : Hai Muhammad ! Suruhlah sahabat - sahabatmu itu untuk mengeraskan suara Talbiyahnya, sebab dia itu salah satu dari syi'ar Haji</i>" (Hadis.Riwayat : Ahmad dan Ibnu Majah)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ibadah haji adalah ibadah yang mahal baik dari segi biaya maupun waktu sehingga tentu kita jangan menyia-nyiakan kesempatan ini. Namun sebagaimana layaknya usaha manusia yang lain, hasil akhir selalu juga dipengaruhi oleh keputusan Allah. Niatkanlah untuk mencapai yang terbaik, mintalah kepadaNya agar diberi kemudahan dalam menimba ilmu haji, dan yang terakhir adalah kita perlu memasrahkan kebenaran pelaksanaan dan diterima atau tidaknya ibadah tersebut ke tangan Allah. Janganlah merasa panik, marah, takut berlebihan bahwa ibadah kita salah atau kemungkinan tidak akan diterima Allah. Pasrah mungkin kata yang paling tepat untuk mengatasi semuanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Calon jamaah haji akan menghadapi musim dingin di Arab Saudi dalam periode tahun 1997 – 2014, yang berakibat tidak baik pada kondisi fisik dan mental calon jamaah haji. Musim dingin di Arab Saudi dimulai pada bulan Oktober dan mencapai puncaknya pada bulan Desember-Januari serta berakhir pada bulan Maret. </span></div><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Musim dingin ini diawali dengan angin yang bertiup kencang disertai badai debu yang pada puncaknya mengakibatkan suhu di kota Makkah dan Madinah dapat mencapai 2 derajat celsius. Musim panas dimulai bulan April dan akan mencapai puncaknya pada bulan Juli-Agustus. Suhu siang hari dapat mencapai 55 derajat celsius disertai angin panas.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-59519765593748342612010-08-31T00:41:00.000-07:002010-08-31T00:41:02.935-07:00Sejarah dan Pengertian Syarat Sah,Wajib Dan Rukun Ibadah Haji<b>Sejarah dan Pengertian Haji</b><br />
<br />
<!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>AR-SA</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--> <m:smallfrac m:val="off"> <m:dispdef> <m:lmargin m:val="0"> <m:rmargin m:val="0"> <m:defjc m:val="centerGroup"> <m:wrapindent m:val="1440"> <m:intlim m:val="subSup"> <m:narylim m:val="undOvr"> </m:narylim></m:intlim> </m:wrapindent><!--[endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Normal (Web)"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 159 0;} @font-face {font-family:Verdana; panose-1:2 11 6 4 3 5 4 4 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1593833729 1073750107 16 0 415 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0cm; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} p {mso-style-unhide:no; mso-margin-top-alt:auto; margin-right:0cm; mso-margin-bottom-alt:auto; margin-left:0cm; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-ansi-language:EN-US; mso-fareast-language:EN-US;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} @page Section1 {size:21.0cm 842.0pt; margin:70.9pt 70.9pt 70.9pt 3.0cm; mso-header-margin:36.0pt; mso-footer-margin:36.0pt; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:1370763901; mso-list-template-ids:1420995162;} @list l0:level1 {mso-level-tab-stop:36.0pt; mso-level-number-position:left; text-indent:-18.0pt;} ol {margin-bottom:0cm;} ul {margin-bottom:0cm;} --> <!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin:0cm; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1029"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> </m:defjc></m:rmargin></m:lmargin></m:dispdef></m:smallfrac><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shapetype id="_x0000_t75" coordsize="21600,21600" o:spt="75" o:preferrelative="t" path="m@4@5l@4@11@9@11@9@5xe" filled="f" stroked="f"> <v:stroke joinstyle="miter"/> <v:formulas> <v:f eqn="if lineDrawn pixelLineWidth 0"/> <v:f eqn="sum @0 1 0"/> <v:f eqn="sum 0 0 @1"/> <v:f eqn="prod @2 1 2"/> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelWidth"/> <v:f eqn="prod @3 21600 pixelHeight"/> <v:f eqn="sum @0 0 1"/> <v:f eqn="prod @6 1 2"/> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelWidth"/> <v:f eqn="sum @8 21600 0"/> <v:f eqn="prod @7 21600 pixelHeight"/> <v:f eqn="sum @10 21600 0"/> </v:formulas> <v:path o:extrusionok="f" gradientshapeok="t" o:connecttype="rect"/> <o:lock v:ext="edit" aspectratio="t"/> </v:shapetype><v:shape id="_x0000_s1026" type="#_x0000_t75" alt="" style='position:absolute; left:0;text-align:left;margin-left:.3pt;margin-top:-.55pt;width:230.1pt; height:203.5pt;z-index:251656704'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.jpg" o:href="file:///C:\Documents%20and%20Settings\AXIOO\My%20Documents\Seni\Kisah%20Haji%202005_files\arab.jpg"/> <w:wrap type="square"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="peta
miqot" border="0" height="306" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/peta_miqot.JPG" width="347" /><!--[endif]--><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">SEJARAH HAJI</span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Dari segi <b>sejarah</b>, ibadah <b>haji</b> ialah syariat yang dibawa oleh junjungan Nabi kita Muhammad memperbaharui dan menyambung ajaran Nabi Allah Ibrahim A.S. Ibadat haji semula diwajibkan ke atas umat Islam pada tahun ke-6 Hijrah, dengan turunnya ayat 97 surah Ali Imran yang bermaksud :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><em><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Dan Allah SWT mewajibkan manusia mengerjakan ibadat haji dengan mengunjungi Baitullah yaitu siapa yang mampu dan berkuasa sampai kepada-Nya dan siapa yang kufur dan ingkar kewajiban haji itu, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya dan tidak berhajatkan sesuatu pun daripada sekalian makhluk". </span></em></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada tahun tersebut Rasulullah. bersama-sama lebih kurang 1500 orang telah berangkat ke Makkah untuk menunaikan fardhu haji tetapi tidak dapat mengerjakannya karena dihalangi oleh kaum Quraisy akhirnya timbul satu perjanjian yang dinamakan perjanjian Hudaibiah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Perjanjian itu membuka jalan bagi perkembangan Islam di mana pada tahun berikutnya (Tahun ke-7 Hijrah), Rasulullah telah mengerjakan Umrah bersama-sama 2000 orang umat Islam. Pada tahun ke-9 Hijrah barulah ibadat Haji dapat dikerjakan di mana Rasulullah. mengarahkan Saidina Abu Bakar Al-Siddiq mengetuai 300 orang umat Islam mengerjakan haji. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">RASULULLAH MENUNAIKAN HAJI</span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Nabi Muhammad menunaikan fardhu haji sekali saja semasa hayatnya. Haji itu dinamakan "Hijjatul Wada'/ Hijjatul Balagh/ Hijjatul Islam atau Hijjatuttamam Wal Kamal karena selepas haji itu tidak berapa lama kemudian beliau pun wafat. Beliau berangkat ke Madinatul Munawwarah pada hari Sabtu, 25 Zulkaedah tahun 10 Hijrah bersama isteri dan sahabat-sahabatnya sekitar lebih dari 90.000 orang. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Beliau telah menyempurnakan syarat-syarat sunat Ihram, memakai ihram dan berniat ihram di Zulhulaifah, sekarang dikenali dengan nama Bir Ali, 10 km daripada Madinah dan beliau sampai di Makkah pada 04 Zulhijjah setelah menempuh 9 hari perjalanan. Beliau berangkat ke Mina pada tanggal 08 Zulhijjah dan bermalam di situ. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kemudian ke Arafah untuk berwukuf pada 09 Zulhijjah yang jatuhnya pada hari Jumat. Rasulullah telah menyempurnakan semua rukun dan wajib haji hingga tanggal 13 Zulhijjah. Dan pada tanggal 14 Zulhijjah, Rasulullah telah berangkat meninggalkan Makkah Al-Mukarramah kembali ke Madinah Al-Munawwarah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">PERISTIWA SEMASA HIJJATUL WADA' </span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Di masa wukuf terdapat beberapa peristiwa penting yang dijadikan pegangan dan panduan umat Islam, di antara ialah seperti berikut : </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Rasulullah minum susu di atas unta supaya dilihat oleh orang ramai bahawa hari itu bukan hari puasa atau tidak sunat berpuasa pada hari wukuf. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Seorang Sahabat jatuh dari binatang tunganggannya lalu meninggal, Rasulullah. menyuruh supaya mayatnya dikafankan dengan 2 kain ihram dan tidak dibenarkan kepalanya ditutup atau diwangikan jasad dan kafannya. Sabda Baginda pada ketika itu bahawa " Sahabat itu akan dibangkitkan pada hari kiamat di dalam keadaan berihram dan bertalbiah". </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Rasulullah. menjawab soalan seorang ahli Najdi yang bertanyakan " Apakah itu Haji ?". Sabdanya yang bermaksud " Haji itu berhenti di Arafah". Siapa tiba di Arafah sebelum naik fajar 10 Zulhijjah maka ia telah melaksanakan haji. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><!--[if !supportLists]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span>4.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Turunnya ayat suci Al-Quranul Karim surah Al-Maidah yang bermaksud : </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><em><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Pada hari ini aku telah sempurnakan bagi kamu agama kamu dan aku telah cukupkan nikmatku ke atas kamu dan aku telah redha Islam itu menjadi agama untuk kami"</span></em></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pengertian Haji</span></b></div><b>Ibadah haji </b>adalah ibadah yang wajib dilakukan oleh umat islam yang mampu atau kuasa untuk melaksanakannya baik secara ekonomi, fisik, psikologis, keamanan, perizinan dan lain-lain sebagainya. Pergi haji adalah ibadah yang masuk dalam rukun islam yakni rukun islam ke lima yang dilakukan minimal sekali seumur hidup.<br />
B. Syarat Sah Haji<br />
1. Agama Islam<br />
2. Dewasa / baligh (bukan mumayyis)<br />
3. Tidak gila / waras<br />
4. Bukan budak (merdeka)<br />
C. Persyaratan Muslim yang Wajib Haji<br />
1. Beragama Islam (Bukan orang kafir/murtad)<br />
2. Baligh / dewasa<br />
3. Waras / berakal<br />
4. Merdeka (bukan budak)<br />
5. Mampu melaksanakan ibadah haji<br />
Syarat "Mampu" dalam Ibadah Haji<br />
1. Sehat jasmani dan rohani tidak dalam keadaan tua renta, sakit berat, lumpuh, mengalami sakit parah menular, gila, stress berat, dan lain sebagainya. Sebaiknya haji dilaksanakan ketika masih muda belia, sehat dan gesit sehingga mudah dalam menjalankan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur.<br />
2. Memiliki uang yang cukup untuk ongkos naik haji (onh) pulang pergi serta punya bekal selama menjalankan ibadah haji. Jangan sampai terlunta-lunta di Arab Saudi karena tidak punya uang lagi. Jika punya tanggungan keluarga pun harus tetap diberi nafkah selama berhaji.<br />
3. Keamanan yang cukup selama perjalanan dan melakukan ibadah haji serta keluarga dan harta yang ditinggalkan selama berhaji. Bagi wanita harus didampingi oleh suami atau muhrim laki-laki dewasa yang dapat dipercaya.<br />
D. Rukun Haji<br />
Rukun haji adalah hal-hal yang wajib dilakukan dalam berhaji yang apabila ada yang tidak dilaksanakan, maka dinyatakan gagal haji alias tidak sah, harus mengulang di kesempatan berikutnya.<br />
1. Ihram<br />
2. Wukuf<br />
3. Thawaf<br />
4. Sa'i<br />
5. Tahallul<br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Daripada sejarah dan peristiwa ringkas itu terlihat betapa Rasulullah telah menyempurnakan haji dengan pengorbanan Beliau bersama sahabat-sahabat yang berjalan dari Madinah Al-Munawwarah ke Makkah Al-Mukarramah selama 9 hari dibandingkan sekarang kalau kita menaiki kapal terbang yang sudah sampai ke Tanah Suci kurang dari 11 jam. Ini hal yang perlu kita direnungkan apabila kita menghadapi sebarang kesusahan di tanah Suci kelak.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Selama ini bagi orang awam hanya dikenal naik Haji, saya sendiri baru tahu kalau ada beberapa cara untuk berhaji setelah saya ikut manasik Haji.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada 3 macam haji, yang tata cara pelaksanaannya sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">1. Haji Tammatu'</span></b></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Haji tammatu' ialah melakukan umrah terlebih dahulu pada musim haji, kemudian melaksanakan ibadah haji, kemudian melaksanakan ibadah haji. Bila mengambil cara ini, maka yang bersangkutan diwajibkan membayar dam nusuk (berupa menyembelih seekor kambing, kalau tidak mampu berpuasa 10 hari, yaitu 3 hari di Makkah atau Mina dan 7 hari di Tanah Air), apabila puasa 3 hari di tidak dapat dilaksanakan karena sesuatu hal, maka harus diqadha sesampainya di kampung halaman dengan ketentuan puasa yang tiga hari dengan yang tujuh hari dipisahkan 4 hari. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><i><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">2. Haji Ifrad</span></b></i></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yang di maksud haji ifrad ialah haji saja. Adapun bagi yang akan umrah wajib atau sunnah, maka setelah menyelesaikan hajinya, dapat melaksanakan umrah dengan miqat dari Tan'im, Ji'ranah atau daerah tanah halal lainnya. Cara ini tidak dikenakan dam. </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">3. Haji Qiran</span></i></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Haji qiran ialah mengerjakan haji dan umrah dalam satu niat dan satu pekerjaan sekaligus. Cara ini juga wajib membayar dam nusuk. Pelaksanaan dam sama dengan pada haji Tamattu </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Untuk memahami lebih dalam lagi, kami dianjurkan mengikuti Manasik terlebih dahulu. </span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Lakukanlah manasik haji dengan lengkap, sebaiknya jangan membolos, walaupun anda merasa telah membaca puluhan buku petunjuk haji. Didalam manasik biasanya para uztad menambahkan dengan hal-hal detil, kecil yang perlu diperhatikan namun tidak ditulis secara rinci dibuku-buku, misal hal-hal yang membatalkan ihram.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Selain itu didalam acara manasik anda bisa bertanya hal-hal yang anda kurang pahami. Haji adalah ibadah yang mempunyai banyak bagian-bagian ibadah yang masing-masing memiliki aturan detil tersendiri sehingga secara keseluruhan aturan pelaksanaan haji cukup rumit. Dengan demikian anda akan memiliki satu atau dua hal yang tidak bisa langsung dipahami, tanyakanlah saat pertemuan.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Karena luas dan rumit tadi, seperti juga ritual ibadah lain dalam Islam, menimbulkan beberapa variasi interpretasi maupun pelaksanaannya dari satu golongan atau mazhab atau kelompok dengan yang lainnya. Misalnya adalah pelaksanaan niat ihram, ada yang ambil miqot dari bandara King Abdul Aziz di Jeddah (seperti yang dilakukan oleh rombongan saya), ada yang dalam perjalanan di pesawat sejajar dengan Qarnul Manazil. Untuk yang percaya pada pelaksanaan yang terakhir ini membuat mereka harus menggunakan baju ihram di atas pesawat menjelang mendekati Jedah atau bahkan sejak dari bandara Soekarno Hatta. Beberapa ada yang menggunakan aturan ini sebagai dasar pemilihan akan ikut kelompok haji yang mana (baik yang biasa maupun yang plus).</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1027" type="#_x0000_t75" alt="" style='position:absolute;left:0;text-align:left; margin-left:.3pt;margin-top:0;width:228pt;height:171.65pt;z-index:251657728'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.jpg" o:href="file:///C:\Documents%20and%20Settings\AXIOO\My%20Documents\Seni\Kisah%20Haji%202005_files\nabawi.jpg"/> <w:wrap type="square"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="masjid
nabawi" border="0" height="450" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/masjid_nabawi.JPG" width="600" /><!--[endif]--><a href="" name="MIQAT" title="MIQAT"></a><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Miqat secara harfiah berarti batas yaitu garis demarkasi atau garis batas antara <strong>boleh </strong>atau <strong>tidak</strong>,atau perintah <strong>mulai</strong> atau <strong>berhenti</strong>, yaitu kapan mulai melapazkan niat dan maksud melintasi batas antara <strong>Tanah Biasa</strong> dengan <strong>Tanah Suci</strong>. Sewaktu memasuki Tanah Suci itulah semua jama'ah harus berpakaian Ihram dan mengetuk pintu perbatasan yang dijaga oleh penghuni - penghuni surga. Ketuk pintu atau salam itulah yang harus diucapkan talbiyah dan keadaan berpakaian Ihram. Miqat yang dimulai dengan pemakaian pakaian ihram harus dilakukan sebelum melintasi batas - batas yang dimaksud. Miqat dibedakan atas dua macam yaitu ; <strong>Miqat Zamani </strong>(batas waktu) dan <strong>Miqat Makami </strong>(batas letak tanah).</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT ZAMANI</span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="_x0000_s1028" type="#_x0000_t75" alt="" style='position:absolute;left:0; text-align:left;margin-left:.3pt;margin-top:39.8pt;width:183.15pt;height:243.65pt; z-index:251658752'> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg" o:href="file:///C:\Documents%20and%20Settings\AXIOO\My%20Documents\Seni\Kisah%20Haji%202005_files\miqat.jpg"/> <w:wrap type="square"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img align="left" alt="peta
miqot1" border="0" height="325" hspace="12" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/peta_miqot1.JPG" width="244" /><!--[endif]--><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Adalah Miqat yang berhubungan dengan batas waktu, yaitu kapan atau pada tanggal dan bulan apa hitungan Haji itu ?. Miqat Zamani disebut dalam Al-Qur'an dalam surat Al-Baqarah ayat 189 dan 197. Ayat pertama menjelaskan kedudukan bulan sabit sebagai tanda waktu bagi manusia dan Miqat bagi jama'ah haji. Ayat kedua menegaskan, bahwa yang dimaksud dengan <strong>Bulan - Bulan Haji </strong>atau waktu haji adalah beberapa bulan tertentu. Para Ulama sepakat bahwa bulan yang dimaksud adalah bulan <strong>Syawal</strong>, <strong>Zulkaidah</strong> dan <strong>Zulhijah</strong>. Yaitu mulai dari tanggal 1 syawal s/d 10 Zulhijah. yang jumlah keseluruhannya adalah 69 hari. akan tetapi untuk bulan Zulhijah masih ada perbedaan pendapat apakah seluruh atau sebagian saja.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">MIQAT MAKANI</span></strong></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yaitu miqat berdasarkan peta atau batas tanah geografis, tempat seseorang harus mulai menggunakan pakaian Ihram untuk melintas batas tanah suci dan berniat hendak melaksanakan Ibadah Haji atau Umrah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ada 5 tempat Miqot bagi yang datang dari luar Saudi Arabia :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Zil-Hulaifa (Dhul hulaifah) : Zul Hulaifah adalah mikat penduduk Madinah, sebuah sumber air minum Bani Jasyum yang sekarang dinamakan dengan Abar (Bir) Ali. Inilah miqot yang paling jauh, sekitar 450 Km. dari Mekah. Unta menempuh jarak ini dalam waktu sembilan hari perjalanan dengan kecepatan 50 Km sehari atau 4 Km/jam. Jarak ini dinamakan "satu marhalah".</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Juhfah: Miqot bagi penduduk yang datang dari arah Mesir, Syria atau sekitarnya, jakarnya sekitar 180 Km sebelah barat dari kota Mekah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Qarn al-Manazil (Qarnul Manazil) : Adalah gunung Musyrif di Arafah. Gunung ini dikatakan Qarnul Manazil, miqot penduduk Taif dan siapa saja yang datang melewatinya.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Zat Irq : Dinamakan Zatu Irqin karena di sana terdapat gunung Irq yang mengelilingi lembah bernama lembah Aqiq. Lembah ini adalah lokasi perkampungan yang terletak dua marhalah (900 Km) dari Mekah. Mikat ini tidak termasuk mikat yang disebut dalam hadis Rasulullah saw, tetapi sudah disepakati oleh para ulama.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Yalamlam: Yaitu nama satu gunung dari pegunungan Tuhamah yang terletak sekitar dua marhalah dari Mekah. Inilah miqot penduduk Yaman.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Tan'im</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span>Terletak sekitar jalan menuju Madinah, kira-kira enam Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Wadi Nakhlah</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Terletak di Timur Laut ke arah Irak, sekitar 14 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Ji`ranah</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span>Terletak di arah Timur sekitar 16 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Adhah</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span>Terletak sekitar jalan menuju Yaman, kira-kira 12 Km. dari Mekah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 90pt; text-align: justify; text-indent: -90pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">Hudaibiah</span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span></strong><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt; font-weight: normal;">:</span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span>Terletak di arah Barat, jalan menuju Jeddah. Sekarang dinamakan dengan Syamaisi sekitar 15 Km. dari Mekah.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">T<a href="" name="TALBIYAH" title="TALBIYAH"></a>ALBIYAH</span></strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Bacaan yang dianjurkan secara terus menerus dilapazkan sesuai dengan kemampuan masing - masing jama'ah, dimulai setelah berihram dari Miqat dan berhenti membaca Talbiyah apabila sudah mulai tawaf untuk ibadah Umrah atau sesudah Tahallul awal bagi Ibadah Haji. Adapun Teks Talbiyah adalah sebagai berikut.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><em><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"Labbaik Allahumma Labbaik,Labbaik laa syarikka laka labbaik, Innal haamda wanni'mata laka wal mulk Laa syariika laka."</span></em><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"<em>Aku datang memenuhi panggilanMu ya Allah,</em> <em>Aku datang memenuhi panggilanMu, Tidak ada sekutu bagiNya,</em> <em>Ya Allah aku penuhi panggilanMu.</em> <em>Sesungguhnya segala puji dan kebesaran untukMu semata-mata.</em> <em>Segenap kerajaan untukMu.</em> <em>Tidak ada sekutu bagiMu</em>" </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Talbiyah hukumnya <strong>Sunat</strong>, kecuali menurut Maliki, Mashab ini memandangnya <strong>wajib</strong>. sedangkan menurut Mazhab Hanafi, dinilai sebagai <strong>Syarat,</strong> sehingga siapa yang meninggalkan Talbiyah diwajibkan membayar Dam. Talbiyah hendaknya dilantunkan selama jama'ah masih dalam keadaan Ihram.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Talbiyah disunatkan pula dibaca sewaktu berpapasan dengan rombongan jama'ah lain atau ketika menjalani perubahan keadaan, misalnya ketika naik atau turun dari gunung/bukit, naik atau turun dari kendaraan,bertemu kawan atau seusai shalat. Bagi laki-laki disunatkan mengeraskan suara Talbiyahnya, sedangkan bagi wanita cukup didengar sendiri dan yang berada di sampingnya. Hal ini didasarkan atas hadis Nabi yang berbunyi :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">"<em>Jibril telah datang kepadaKu, lalu ia berkata : Hai Muhammad ! Suruhlah sahabat - sahabatmu itu untuk mengeraskan suara Talbiyahnya, sebab dia itu salah satu dari syi'ar Haji</em>" (Hadis.Riwayat : Ahmad dan Ibnu Majah)</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ibadah haji adalah ibadah yang mahal baik dari segi biaya maupun waktu sehingga tentu kita jangan menyia-nyiakan kesempatan ini. Namun sebagaimana layaknya usaha manusia yang lain, hasil akhir selalu juga dipengaruhi oleh keputusan Allah. Niatkanlah untuk mencapai yang terbaik, mintalah kepadaNya agar diberi kemudahan dalam menimba ilmu haji, dan yang terakhir adalah kita perlu memasrahkan kebenaran pelaksanaan dan diterima atau tidaknya ibadah tersebut ke tangan Allah. Janganlah merasa panik, marah, takut berlebihan bahwa ibadah kita salah atau kemungkinan tidak akan diterima Allah. Pasrah mungkin kata yang paling tepat untuk mengatasi semuanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Calon jamaah haji akan menghadapi musim dingin di Arab Saudi dalam periode tahun 1997 – 2014, yang berakibat tidak baik pada kondisi fisik dan mental calon jamaah haji. Musim dingin di Arab Saudi dimulai pada bulan Oktober dan mencapai puncaknya pada bulan Desember-Januari serta berakhir pada bulan Maret. </span></div><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Musim dingin ini diawali dengan angin yang bertiup kencang disertai badai debu yang pada puncaknya mengakibatkan suhu di kota Makkah dan Madinah dapat mencapai 2 derajat celsius. Musim panas dimulai bulan April dan akan mencapai puncaknya pada bulan Juli-Agustus. Suhu siang hari dapat mencapai 55 derajat celsius disertai angin panas.</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-35976126057417154202010-08-31T00:34:00.000-07:002010-08-31T00:34:25.168-07:00Sejarah Pembangunan Ka’bah Baitullah di Dalam Masjidil Haram(Mekkah)<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b>Sejarah Pembangunan Ka’bah Baitullah di Dalam Masjidil Haram(Mekkah)</b></a><br />
<br />
<br />
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="color: blue; text-decoration: none;"></span></span><br />
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://auliamuttaqin.files.wordpress.com/2008/11/masjidilharam-1.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><img alt="masjidilharam-1" border="0" height="159" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/ka%27bah.JPG" width="212" /></span></a></span><br />
<span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[endif]--></span></span> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> Sejarah Pembangunan Ka’bah</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> “Sesungguhnya rumah yang mula-mula di bangun untuk tempat beribadat manusia ialah <b>Baitullah </b>yang di Makkah yang diberkahi” al-Imran, ayat 96.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><b>Ka’bah</b> adalah bangunan suci Muslimin yang terletak <b>di kota Mekkah</b> <b>di dalam Masjidil Haram</b>. ia merupakan bangunan yang dijadikan patokan arah kiblat atau arah sholat bagi umat Islam di seluruh dunia. Selain itu, merupakan bangunan yang wajib dikunjungi atau diziarahi pada saat musim haji dan umrah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/kabah-musyarafadoc_page_1.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_7" o:spid="_x0000_i1026" type="#_x0000_t75" style='width:221.25pt; height:224.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg" o:title="kabah-musyarafadoc_page_1"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="denah
ka'bah" border="0" height="382" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/denah_ka%27bah.JPG" width="295" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/2536361441_09cdcec759_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_8" o:spid="_x0000_i1027" type="#_x0000_t75" style='width:180pt; height:135pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image004.jpg" o:title="2536361441_09cdcec759_m"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="bentuk ka'bah" border="0" height="180" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/bentuk_ka%27bah.JPG" width="240" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><b>Ka’bah</b> berbentuk bangunan kubus yang berukuran 12 x 10 x 15 meter (Lihat foto berangka Ka’bah). Ka’bah disebut juga dengan nama Baitallah atau Baitul Atiq (rumah tua) yang dibangun dan dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah. Kalau kita membaca Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 37 yang berbunyi “Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur”, kalau kita membaca ayat di atas, kita bisa mengetahui bawah Ka’bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim as menempatkan istrinya Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut. Jadi Ka’bah telah ada sebelum Nabi Ibrahim menginjakan kakinya di Makkah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/615851182_02d10a8622_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_9" o:spid="_x0000_i1028" type="#_x0000_t75" alt="foto kabah dari dalam" style='width:2in;height:110.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image005.jpg" o:title="foto kabah dari dalam"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="foto
kabah dari dalam" border="0" height="144" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/dalam_ka%27bah.JPG" width="193" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/1403480117_88178b4d3b_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_10" o:spid="_x0000_i1029" type="#_x0000_t75" alt="kelambu kabah" style='width:168.75pt;height:110.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image006.jpg" o:title="kelambu kabah"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="kelambu kabah" border="0" height="150" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/kiswah.JPG" width="225" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ka’bah dari Dalam<span> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kelambu Ka’bah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada masa Nabi saw berusia 30 tahun, pada saat itu beliau belum diangkat menjadi rasul, bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali Hajar Aswad namun berkat hikmah Rasulallah perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa kekerasan, tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/d8b3d986d987-1365d987d8acd8b1d98a.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_11" o:spid="_x0000_i1030" type="#_x0000_t75" alt="banjir di kabah th 1941" style='width:198pt;height:128.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.jpg" o:title="banjir di kabah th 1941"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="banjir di kabah th 1941" border="0" height="171" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/banjir_ka%27bah1.JPG" width="261" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/rare-picture-of-kaaba-during-1941-flood.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_12" o:spid="_x0000_i1031" type="#_x0000_t75" alt="banjir di kabah th 1941" style='width:145.5pt;height:125.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image008.jpg" o:title="banjir di kabah th 1941"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="banjir di kabah th 1941" border="0" height="192" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/banjir_ka%27bah2.JPG" width="193" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Banjir di Ka’bah tahun 1941</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Banjir di Ka’bah tahun 1941</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada zaman Jahiliyyah sebelum diangkatnya Rasulallah saw menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah, ka’bah penuh dikelilingi dengan patung patung yang merupakan Tuhan bangsa Arab padahal Nabi Ibrahim as yang merupakan nenek moyang bangsa Arab mengajarkan tidak boleh mempersekutukan Allah, tidak boleh menyembah Tuhan selain Allah yang Tunggal, tidak ada yang menyerupaiNya dan tidak beranak dan diperanakkan. Setelah pembebasan kota Makkah, Ka’bah akhirnya dibersihkan dari patung patung tanpa kekerasan dan tanpa pertumpahan darah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Selanjutnya <b>pembangunan Ka'bah</b> ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai pemegang kunci ka’bah (lihat foto kunci ka’bah) dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/58685629_36c04750cd.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_13" o:spid="_x0000_i1032" type="#_x0000_t75" alt="konci kabah" style='width:155.25pt;height:225pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image010.jpg" o:title="konci kabah"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="konci
kabah" border="0" height="299" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/kunci_ka%27bah.JPG" width="207" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Kunci Ka’bah berada di museum Istambul</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as pondasi bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu dan letak pintunya terletak diatas tanah, tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi. Namun ketika Renovasi Ka’bah akibat bencana banjir pada saat Rasulallah saw berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka’bah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka’bah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka’bah yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan ka’bah yang dinamakan Hijir Ismail (lihat foto) yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka’bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/2242728826_f0aac30f8b_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_14" o:spid="_x0000_i1033" type="#_x0000_t75" alt="Pintu Kabah" style='width:168pt;height:121.5pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.jpg" o:title="Pintu Kabah"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="Pintu
Kabah" border="0" height="168" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/pintu_ka%27bah1.JPG" width="224" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/2296172602_0ff893dfbf_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_15" o:spid="_x0000_i1034" type="#_x0000_t75" alt="pintu kabah" style='width:135pt;height:122.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image012.jpg" o:title="pintu kabah"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="pintu
kabah" border="0" height="208" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/pintu_ka%27bah2.JPG" width="181" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pintu Ka’bah tahun 1941</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">P</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">in</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">tu Ka’bah (Sekarang)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/101795975_daf8846975_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_16" o:spid="_x0000_i1035" type="#_x0000_t75" alt="rukun yamani" style='width:159pt;height:122.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image014.jpg" o:title="rukun yamani"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="rukun
yamani" border="0" height="159" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/rukun_yamani.JPG" width="212" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/2241930469_0bdc91b249_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_17" o:spid="_x0000_i1036" type="#_x0000_t75" alt="batu fondasi masjid haram" style='width:160.5pt;height:122.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.jpg" o:title="batu fondasi masjid haram"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="batu
fondasi masjid haram" border="0" height="160" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/batu_fondasi.JPG" width="214" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Rukun Yamani</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span></span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Batu fondasi Haram</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"> </span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">852H</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Karena agama islam masih baru dan baru saja dikenal, maka Nabi saw mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka’bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka’bah”, sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim”. Jadi kalau begitu Hijir Ismail termasuk bagian dari Ka’bah. Makanya dalam bertoaf kita diharuskan mengelilingi Ka’bah dan Hijir Ismail. Hijir Ismail adalah tempat dimana Nabi Ismail as lahir dan diletakan di pangkuan ibunya Hajar.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ketika masa Abdurahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan Ka’bah dibuat sebagaimana perkataan Nabi saw atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah Syam, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan pelontar (Manjaniq) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan hasil renovasi Rasulallah saw pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim as. Dalam sejarahnya Ka’bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka’bah sesuai dengan pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi saw. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan masalah khilafiyah oleh penguasa sesudah beliau dan bisa mengakibatkan bongkar pasang Ka’bah. Maka sampai sekarang ini bangunan Ka’bah tetap sesuai dengan renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hajar Aswad</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hajar Aswad merupakan batu yang dalam agama Islam dipercaya berasal dari surga. Yang pertama kali meletakkan Hajar Aswad adalah Nabi Ibrahim as. Dahulu kala batu ini memiliki sinar yang terang dan dapat menerangi seluruh jazirah Arab. Namun semakin lama sinarnya semangkin meredup dan hingga akhirnya sekarang berwarna hitam. Batu ini memiliki aroma wangi yang unik dan ini merupakan wangi alami yang dimilikinya semenjak awal keberadaannya. Dan pada saat ini batu Hajar Aswad tersebut ditaruh di sisi luar Ka’bah sehingga mudah bagi seseorang untuk menciumnya. Adapun mencium Hajar Aswad merupakan sunah Nabi saw. Karena beliau selalu menciumnya setiap saat bertoaf. Dan sunah ini diikuti para sahabat beliau dan Muslimin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/hajar-aswad2.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_18" o:spid="_x0000_i1037" type="#_x0000_t75" alt="hajar aswad" style='width:108.75pt;height:135pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image016.jpg" o:title="hajar aswad"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="hajar
aswad" border="0" height="203" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/hajar_aswad1.JPG" width="144" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/hajar-aswad1.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_19" o:spid="_x0000_i1038" type="#_x0000_t75" alt="hajar aswad" style='width:179.25pt;height:134.25pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image018.jpg" o:title="hajar aswad"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="hajar
aswad" border="0" height="171" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/hajar_aswad2.JPG" width="239" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hajar Aswad</span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><span> </span> </span><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Hajar Aswad berikut kerangka</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Pada awal tahun gajah, Abrahan Alasyram penguasa Yaman yang berasal dari Habsyah atau Ethiopia, membangun gereja besar di Sana’a dan bertujuan untuk menghancurkan Ka’bah, memindahkan Hajar Asswad ke Sana’a agar mengikat bangsa Arab untuk melakukan Haji ke Sana’a. Abrahah kemudian mengeluarkan perintah ekspedisi penyerangan terhadap Mekkah, dipimpin olehnya dengan pasukan gajah untuk menghancurkan Ka’bah. Beberapa suku Arab menghadang pasukan Abrahah, tetapi pasukan gajah tidak dapat dikalahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Begitu mereka berada di dekat Mekkah, Abrahah mengirim utusan yang mengatakan kepada penduduk kota Mekkah bahwa mereka tidak akan bertempur dengan mereka jika mereka tidak menghalangi penghancuran Ka’bah. Abdul Muthalib, kepala suku Quraisyi, mengatakan bahwa ia akan mempertahankan hak-hak miliknya, tetapi Allah akan mempertahankan rumah-Nya, Ka’bah, dan ia mundur ke luar kota dengan penduduk Mekkah lainnya. Hari berikutnya, ketika Abrahah bersiap untuk masuk ke dalam kota, terlihat burung-burung yang membawa batu-batu kecil dan melemparkannya ke pasukan Ethiopia; setiap orang yang terkena langsung terbunuh, mereka lari dengan panik dan Abrahah terbunuh dengan mengenaskan. Kejadian ini diabadikan Allah dalam surah Al-Fil</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Makam Ibrahim</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/makam-ibrahim-1.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_20" o:spid="_x0000_i1039" type="#_x0000_t75" alt="makam Ibrahim" style='width:144.75pt;height:105.75pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image019.jpg" o:title="makam Ibrahim"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="makam
Ibrahim" border="0" height="143" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/maqam_ibrahim.JPG" width="193" /><!--[endif]--></span></a><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/hajar-aswad.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_21" o:spid="_x0000_i1040" type="#_x0000_t75" alt="makam ibrahim & hajar aswad" style='width:180pt;height:108pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image020.jpg" o:title="makam ibrahim & hajar aswad"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--> <!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Makam Ibrahim bukan kuburan Nabi Ibrahim sebagaimana banyak orang berpendapat. Makam Ibrahim merupakan bangunan kecil terletak di sebelah timur Ka’bah. Di dalam bangunan tersebut terdapat batu yang diturunkan oleh Allah dari surga bersama-sama dengan Hajar Aswad. Di atas batu itu Nabi Ibrahim berdiri di saat beliau membangun Ka’bah bersama sama puteranya Nabi Ismail. Dari zaman dahulu batu itu sangat terpelihara, dan sekarang ini sudah ditutup dengan kaca berbentuk kubbah kecil. Bekas kedua tapak kaki Nabi Ibrahim yang panjangnya 27 cm, lebarnya 14 cm dan dalamnya 10 cm masih nampak dan jelas dilihat orang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Multazam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;"><a href="http://hasanalsaggaf.files.wordpress.com/2008/06/2442117009_cb4707517f_m.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"><!--[if gte vml 1]><v:shape id="Picture_x0020_22" o:spid="_x0000_i1041" type="#_x0000_t75" alt="multazam" style='width:180pt;height:135pt;visibility:visible' o:button="t"> <v:imagedata src="file:///C:\DOCUME~1\NILNAQ~1\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.jpg" o:title="multazam"/> </v:shape><![endif]--><!--[if !vml]--><img alt="multazam" border="0" src="http://ppa.ub.ac.id/images/stories/multazam.JPG" /><!--[endif]--></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Multazam terletak antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah berjarak kurang lebih 2 meter. Dinamakan Multazam karena dilazimkan bagi setiap muslim untuk berdoa di tempat itu. Setiap doa dibacakan di tempat itu sangat diijabah atau dikabulkan. Maka disunahkan berdoa sambil menempelkan tangan, dada dan pipi ke Multazam sesuai dengan hadist Nabi saw yang diriwayatkan sunan Ibnu Majah dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 10pt;">Terakhir, saya sangat berharap semoga artikel “<i><b>Sejarah Pembangunan Ka’bah Baitullah di Dalam Masjidil Haram(Mekkah)</b></i>” ini bisa membawa mangfaat, menyejukan hati dan menambah semangat kita dalam mengenal dan mencintai rumah Allah.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-67014083391657457742010-08-31T00:14:00.000-07:002010-08-31T00:16:27.600-07:00Pengertian,Dasar Hukum dan Panduan ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Manusia adalah makhluk soisal, hal ini disadari benar oleh Islam karenanya Islam sanga mencela individualistis dan sebailiknya sangat menekankan pembinaan dan semangat ukhuwah (kolektivisme), bahkan semanat ukuhuwah meruapkansalahsatu risalah islam yan sangat menonjol. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Kita bisa melihat betapa seriusnya Islam memperhatikan masalah pembinaan ukhuwah ini didalam ajarannya, diantaranya adalah<b> zakat, infaq shadaqah.</b> </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">ZIS mengajarkan kepada kita satu hal yang sangat esensial, yaitu bahwa Islam mengakui hak pribadi setiap anggota masyarakat, tetapi juga menetapkan bahwa didalam kepemilikan pribadi itu terdapat tanggung jawab social atau dalam kata lain bahwa Islam dengan ajarannya sangat menjaga keseimbangannya antara maslahat pribadi dan maslahat social. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">PENGERTIAN ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH</span></b></a></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Secara bahasa, zakat berarti tumbuh, bersih, berkemabang dan berkah;sedangkan secara syar'I ialah kadar kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan untuk diberikan kepada yang berhak sesuai yang telah ditetapkan oleh syara', dengan demikian zakat hukumnya wajib. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Sedangkan <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Infaq </span></b>berasal dari kata <i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">anfaqo-yunfiqu </span></i>, artinya membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusu tatkala dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Dan Infaq hanya berkaitan dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja, adapun hukumnya ada yangw ajib (termask dalam hal ini zakat, nadzardsb),ada infaq sunnah, mubah bahkan ada yang haram. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Adapaun shodaqoh secara bahasa dari kata shodaqa yang berarti benar. Jadi,shidaqah adalahsebuah tindakan yang bisa menjadi bukti akan kebenaran iaman seseoarang. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Kalau infaq hanya berkaitan dengan materi, maka shadaqah bisa berupa materi, tapi juga bisa berupa sebuah kebaikan yang bukan materi, sebagaimana sabda Rosululah SAW: senyummu dihdapan saudaramu adalah shadaqah </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Adapun hukumshadaqah ialah antara wajib dan sunnah, diantara shidaqah wajib adalah zakat. </span></div><div class="title1" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="title1" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Manfaat ZIS</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Sarana Pembersih Jiwa</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Sebagaimana arti bahsa dari zakat adalah suci, maka seseorang yang berzakat, pada hakekatnyameupakan buktrhadap duninya dari upyanya untuk mensucikan diri;mensucikan diri dari sifat kikir, tamak dan dari kecintaan yang sangat terhadap dunianya , juga mensucikan hartanya dari hak-hak orang lain (QS.:103,70:24-25)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Realisasi Kepedulian Sosial</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Salah satu al esensial dalam Islam yang ditekankan untuk ditegakkan adalah hidupnya suasana ? <i><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">takaful dan tadhomun </span></i>? (rasa sepenanggungan) dan hal tersebut akan bisa direalisasian dengan ZIS. Jika sholat berfungsi Pembina ke khusu'an terhadap Allah, maka ZIS berfungsi sebagai Pembina kelembutan hati seseorang terhadap sesame (QS.9:71)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Sarana Untuk Meraih Pertolongan Sosial</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Allah SWT hanya akan memberikan pertolongan kepada hambaNya, manakala hambanya Nya mematuhi ajranNya.Dan diantara ajaran Allah yang harus ditaati adalah menunaikan ZIS (QS.22:39-40)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Ungkapan Rasa Syukur Kepada Allah</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Menunaikan ZIS merupkan ungkapan syukur atas nikmat yang diberikan Allah kepada kita</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Salah Satu Aksiomatika Dalam Islam</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Zakat adalah salah satu rukun Islam yang diketahui oleh setiap muslim, sebagaimana mereka mengetahui sholat dan rukun-rukun Islam lainnya. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
<b>Panduan ZAKAT, INFAQ, SHADAQAH</b><br />
<br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="title11">JENIS ZAKAT DAN SYARAT-SYARATNYA</span></div><div class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Arial','sans-serif';">1. Zakat Maal (harta kekayaan) </span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Adapun harta kekayaan yang terkena wajib zakat adalah:</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Yang ada nashnya :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Emas dan Perak (termasuk uang)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Harta Perniagaan</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Binatang Ternak (Unta, Sapi/kerbau dan kambing)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Hasil Tanaman</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Hasil tambang dan harta karun.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Yang di Istinbathkan atau dianalogkan :</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1. Saham</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2. Hasil Profesi</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">3. Barang-barang produktif</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">4. Hasil Perseroa,dsb. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Syarat-Syarat Zakat Maal</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Syarat yang terkait dengan Muzakki:</span></i></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Islam</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Merdeka</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Baligh dan Akil</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><i><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Syarat yang terkait dengan harta :</span></i></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Halal</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Kepemilikan secara penuh</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Mencapai nishob (batas jumlah minimal)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Berumur satu tahun (khusus untuk harta poin a.1,2 dan 3)</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Bebas dari hutang</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Kelebihan dari kebutuhan pokok minimal</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Berkembang atau memungkinkan untuk berkembang </span></div><div class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: 'Arial','sans-serif';">2 </span></b>. <b><span style="font-family: 'Arial','sans-serif';">Zakat Fitri </span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Zakat yang wajib dikeluarkan oelh setiap muslim atas nama dirinya dan yang dibawah tanggung jawabnya (istri, anak besar/kecil, pembantu, dsb) pada setiap hari Idul Fitri, bila pada dirinya ada kelabihan makanan untuk hari tersebut dan malamnya. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Adapun jumlah zakat yang dikeluarkan adalah bahan makanan pokok, sejumalh satu sho' untuk setiap jiwa. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="title21"><span style="font-size: 11.5pt;">Golongan Yang Berhak Menerima Zakat </span></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Fakir</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang tidak mepunyai mata pencaharian atau mempunyai mata pencaharian, tetapi penghasilannya tidak mencapai separo dari yang dibutuhkan.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Miskin</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang mempunyai mata pencaharian dan penghasilannya mencapai separo atau lebi dari yang dibutuhka, namun belum mencukupinya.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Amil Zakat</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang bertugas megelola zakat.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Hamba sahaya</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang yang mempunyai hutang</span></b></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Muallaf</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang baru beberapa saat masuk agama Islam,atau orang yg diharapkan masuk Islam </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Fii Sabilillah</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang sedang berjuang untuk menegakkan agama</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• <b><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Ibnu Sabil</span></b></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Orang yang sedang safar (perjalanan), sedang bekalnya tidak cukup </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="title21"><span style="font-size: 11.5pt;">Golongan Yang Tidak Berhak Menerima Zakat</span></span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang Kaya</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang Yang mampu bekerja</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang kafir yang memerangi</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang atheis</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Orang Murtad</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Ahludzimmah</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Istri, Bapak/Ibu keatas serta anak kebawah</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Keluarga Nabi Muhammad SAW. </span></div><div class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">Adab Menunaikan Zakat </div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Menyembunyikan dalam mengeluarkannya</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Tidak dengan caramembanggakan diri atau menyakiti orang yang menerima.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Menyegerakan untuk mengeluarkannya, bila dating saatnya.</span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">• Menganggap kecil dengan apa yang telah dikeluarkan. </span></div><div class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"> Tabel Perhitungan Zakat</div><div align="center" class="title2" style="line-height: normal; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><table align="center" border="1" cellpadding="0" cellspacing="0"><tbody>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #333333; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="color: white; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">No </span></b></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #333333; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="color: white; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Jenis Harta </span></b></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #333333; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="color: white; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Nishob </span></b></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #333333; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="color: white; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Jumlah Zakat </span></b></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #333333; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="color: white; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Keterangan </span></b></div></td> </tr>
<tr> <td rowspan="2" style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Emas </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">85 gr </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5 % </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setelah berumur 1 tahun </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Perak </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">595 gr </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5% </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setelah Berumur 1 tahun </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Harta Pernniagaan </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">85 gr emas </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">25 % </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setelah 1 tahun Nishibnya:jumlah barang yang ada +laba 1 tahun </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">3.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Binatang Ternak </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">a. Unta </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">b. Sapi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">c. Kambing </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5-9 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">10-14 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">15 -19 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">30-39 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">40-59 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">60-69 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">70-79 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">40-120 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">121-200 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">201-399 ekor </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">400-499 ekor </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">3 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1 sapi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1 sapi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2 sapi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2 sapi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">3 kambing </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">4 kambing </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Umur 1 tahun </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Umur 2 tahun </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Umur 1 tahun </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Umur 1 dan 2 tahun </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">4</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Hasil Tanaman </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5 Watsaq senilai </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">653 kg beras </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5 % jika dengan irigasi </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">10 %tanpa irigasi </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setiap panen </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Tambang harta karun </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">85 gr emas tanpa nishob </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5 % </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">20% </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setiap mendapatkan </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">6.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Profesi </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">1.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Qiyas ke emas </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Qiyas ke tanaman dan emas </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">3.<span style="font: 7pt 'Times New Roman';"> </span></span><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Qiyas ke tanaman </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">85 gr </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">653 kg beras </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">653 jg beras </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5 % </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5% </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5% </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setelah 1 tahun </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setiap mendapatkan </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Setiap mendapatkan </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">7.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Saham </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">85 gr emas </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">2,5 emas </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Harga saham+keuntungan </span></div></td> </tr>
<tr> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 35.25pt;" valign="top" width="47"><div align="center" style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">8.</span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 5cm;" valign="top" width="189"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Benda-benda produktif </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">653 kg </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">5 % atau 10% </span></div></td> <td style="-moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-size: auto auto; background-attachment: scroll; background-color: #ffff99; background-image: none; background-position: 0% 0%; background-repeat: repeat; padding: 2.25pt; width: 88.5pt;" valign="top" width="118"><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Dari penghasilan </span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal"><br />
</div><br />
<br />
http://ppa.ub.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=28&Itemid=65Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-48296272187028379362010-08-30T23:57:00.000-07:002010-08-30T23:59:02.182-07:00SUJUD DI LUAR SHOLAT Shalat (Sujud Tilawah dan Sujud Syukur)<b>SUJUD DI LUAR SHOLAT</b><b> Shalat (Sujud Tilawah dan Sujud Syukur)</b><br />
<br />
<b>Sujud Tilawah</b><b> </b><br />
<b>Pengertian Sujud Tilawah.</b><br />
<b>Sujud tilawah</b> ialah sujud yang dikerjakan pada saat membaca atau mendengar ayat-ayat "sajadah" dalam AI-Our'an. Menurut bahasa tilawah itu berarti bacaan.<br />
Dari pengertian di atas, dapatlah dipahami bahwa sebab-sebqb sujud tilawah itu karena membaca atau mendengarkan ayat-ayat sajadah.<br />
Di dalam AI-Our'an terdapat 15 ayat sajadah, yaitu :<br />
1. QS. Al-A’raf (7) : 206<br />
2. QS. Ar-Ra’du (13) : 15<br />
3. QS. An-Nahl (16) : 49<br />
4. QS. Isra (17) : 109<br />
5. QS. Maryam (19) : 58<br />
6. QS. Al-Hajj (22) : 18<br />
7. QS. Al-Hajj (22) :77<br />
8. QS. Al-Furqan (25) : 60<br />
9. QS. An-Nami (27) : 26<br />
10. QS. As-Sajdah (32) : 15<br />
11. QS. Shaad (38) : 24<br />
12. QS. Fushilat (41) /: 38<br />
13. QS. An-Najm (53) : 62<br />
14. QS. Al-Insyiqaq (84) : 21<br />
15. QS. Al-Alaq (96) : 19<br />
<br />
<i><b>Hukum Melaksanakan Sujud Ti/awah</b></i><br />
Sujud tilawah hukumnya sunnah, baik dikerjakan saat sedang shalat ataupun di luar shalat.<br />
Rasulullah SAW. bersabda :<br />
Artinya : "Dari Ibnu Umar ra. bahwasannya Nabi SA W. membaca ayat AI-Qur'an kepada kami, maka bi/a beliau membaca ayat "Assajdah" beliau bertakbir dan sujud, kemudian kami mengikuti sujud bersama beliau". (HR. Tirmidzi)<br />
<br />
<i><b>Syarat-syarat Sujud Tilawah</b></i><br />
1. Suci dari hadats dan najis, baik badan, pakaian maupun tempat<br />
2. Menutup aurat<br />
3. Menghadap ke arah kiblat<br />
4. Setelah mendengar atau membaca ayat sajdah<br />
d. Rukun Sujud Tilawah<br />
1. Niat (di dalam hati)<br />
2. Takbiratullhram<br />
3. Sujud<br />
4. Duduk sesudah sujud (tanpa membaca tasyahud)<br />
5. Salam<br />
<br />
<i><b>Keutamaan Sujud Tilawah</b></i><br />
Keutamaan sujud tilawah ialah akan terhindar dari gangguan syetan dan akan mendapat<br />
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:<br />
Artinya: "Oari Abu Hurairah ra.: Nabi SAW. bersabaa: apabila seorang membaca ayat sajdah lalu ia sujud, maka syetan menghidar dan menangis serta berkata : Hai celakalah aku, ia diperintah bersujud lalusujud, maka untuknya surga. Sedangkan saya diperintah bersujud tetapi saya menolak, maka bagi saya neraka". (HR. Muslim)<br />
<br />
<i><b>Do 'a yang dibaca dalam sujud tilawah</b></i><br />
Bacaan di dalam sujud tilawah ialah seperti yang telah dijelaskan dalam hadits Rasulullah<br />
SAW. dari Aisyah ra. :<br />
Artinya : "Aku sujud kepada Allah yang telah menciptakan dan membentuk diriku serta telah membukakan pendengaran dan penglihatanku dengan kekuasaan dan kekuatan-Nya. Maha Benar Allah, Oialah sebaik-baik pencipta".<br />
<br />
<b>Cara Melaksanakan Sujud Tilawah</b><br />
1. Sujud tilawah di saat shalat<br />
Jika mendengar atau membaca ayat sajdah dalam shalat, hendaklahsujud sekali, kemudian kembali berdiri meneruskan bacaan ayat tersebut dan meneruskan shalat. Namun apabila dalam shalat jama'ah makmum wajib mengikuti imam. Artinya jika imam membaca ayat sajdah lalu bersujud, maka makmum wajib ikut sujud. Tetapi jika imam tidak sujud, maka makmumpun tidak boleh sujud sendirian.<br />
2. Sujud tilawah luar shalat <br />
a. Menghadap kiblat<br />
b. Niat dan takbir<br />
c. Sujud (Hanya sekali)<br />
d. Duduk setelah sujud<br />
e. Salam<br />
<br />
<b>Sujud Syukur</b><br />
<i><b>Pengertian Sujud Syukur</b></i><br />
<b>Sujud syukur</b> ialah sujud yang dikerjakan seseorang manakala memperoleh kenikmatan dari Allah SWT. atau terhindar dari suatu bahaya yang mengancam dirinya.<br />
Sujud syukur ini merupakan tanda terima kasih seorang hamba kepada Allah SWT. atas nikmat yang telah diterimanya. Jadi sebab-sebabterjadinya sujud syukur ialahkarena memperoleh nikmat dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang mengancam dirinya.<br />
<br />
<i><b>Hukum Sujud Syukur</b></i><br />
Hukum melakukan sujud syukur adalah sunnah. Rasulullah SAW bersabda :<br />
Artinya "Dari Abi Bakrah, bahwa Nabi SAW apabila mendapatkan sesuatu yang disenangi atau diberi kabar gembira, segeralah tuduk dan bersujud sebagai tanda syukur kepada Allah Ta'ala". (HR. Abu Daud, Ibnu Majjah dan Tirmidzi)<br />
<br />
<i><b>Cara Sujud Syukur</b></i><br />
Gara melakukan sujud syukur sama dengan melakukan sujud tilawah, yaitu dengan satu kali sujud. Sujud syukur boleh dilakukan tanpa berwudhu, sebab sujud ini di luar shalat. Bahkan pada waktu mengerjakan sholat tidak diperbolehkan sujud syukur. Namun tentunya lebih baik bila melakukan selagi suci (berwudhu) sekalipun ini tidak termasuk sebagai syarat, karena sujud syukur lebih bersifat spontan atau segera.<br />
<br />
<i><b>Do’a Sujud Syukur</b></i><br />
Bacaan do’a sujud syukur juga sama dengan sujud tilawah, tetapi boleh juga bacaan yang lain, seperti yang tercantum dalam Al-Qur’an.<br />
Artinya : "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan dua orang ibu bapakku dan untuk mengerjakan amal shaleh yang Engkau ridhai : dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang shaleh". (OS. An-Naml : 19)<br />
<br />
<i><b>Contoh Beberapa peristiwa yang menyebabkan Rasul dan para sahabat melakukan sujud syukur.</b></i><br />
1. Rasulullah SAW. sujud syukur ketika menerima surat tentang masuk Islamnya Hamadzan. <br />
2. Ketika mendengar kematian Musailamah AI-Kadzab (Nabi pi:lIsu), Abu Bakar As-Shidiq melakukan sujud syukur.<br />
3. Ali ra. sujud syukur ketika menemukan mayat Dzats Tsudaiyah di antara orang-orang Khawarij yang tewas terbunuh.<br />
4. Ka'ab bin Malik sujud syukur ketika mendengar berita bahwa taubatnya diterima oleh Allah SWT.<br />
<br />
<b><i>Persamaan dan perbedaan antara sujud tilawah dan sujud syukur</i></b><br />
<i>Persamaannya:</i><br />
Saik sujud tilawah maupun sujud syukur hanya dilakukan sekali sujud saja.<br />
<i>Perbedaannya: .</i><br />
Sujud tilawah dapat dikerjakan di sa at shalat maupun di luar shalat, sedangkan sujud syukur hanya boleh dikerjakan di luar shalat dan tidak boleh melakukan sujud syukur di saat shalat. Sujud tilawah dikerjakan karena mendengar atau membaea ayat-ayat sajadah, sedangkan sujud syukur dikerjakan karena mendapat nikmat dari Allah SWT. atau karena terhindar dari bahaya yang menganeam dirinya.<br />
<br />
<b><i>Hikmah / manfaat sujud syukur</i></b><br />
1. Akan memperoleh kepuasan dan ketentraman batin<br />
2. Akan mendapat tambahan nikmat dari Allah<br />
3. Akan terhindar dari siksa Allah SWT.<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-fiqih-tentang-sujud-di-luar.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-69707953343295461242010-08-30T23:36:00.000-07:002010-08-30T23:37:17.293-07:00Pengertian, Keutamaan, dan Tata Tertib Shalat Tahajjud<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><span style="font-size: large;"><b>Pengertian, Keutamaan, dan Tata Tertib Shalat Tahajjud</b></span></a><br />
<br />
<b>Pengertian Shalat tahajjud</b><br />
<b>Shalat tahajjud </b>adalah shalat sunnah yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur,adapun batas waktunya adalah setelah shalat isya sampai sebelum subuh.<br />
<br />
<b>Keutamaan </b><b>Shalat tahajjud</b><br />
<ul><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Allah telah memerintahkan kepada Nabi-Nya agar menjalankan shalat malam itu sebagaimama firman-Nya:</div></li>
</ul><div align="justify" dir="rtl" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: 180%;"><b>وَ مِنَ اْلَيْلِ فَتَهَجَدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَى أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًامَحْمُوْدًا</b></span></span></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;">“<i>Dan dari sebagian malam itu gunakanlah untuk bertahajjud sebagai shalat sunnah bagimu, semoga Tuhanmu akan membangkitkanmu pada kedudukan yang terpuji.”</i></div><ul><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Dijelasakan oleh Allah bahwa orang-orang yang menjaga shalat malam itulah sebenarnya yang berhak dan layak menerima kebaikan serta rahmat-Nya, sebagaimana firman-Nya:</div></li>
</ul><div align="right" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;"><span style="font-family: Tahoma;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: 180%;"><b>إِنَّ المُتَقِيْنََ فِى جَنَاتٍ وَعُيُوْنٍ أخِذِنًَ مَااتَاهُمْ رَبُّهُمْ إِنَّهُمْ كَانُوْاقَبْلَ ذَلِكَ مُحْسِنِيْنَ كَانُواقَلِيْلاً مِنَ اللَيْلِ مَايَهْجَعُوْنَ وَ بِالأَسْحَارِهُمْ يَشْتَغْفِرُوْنَ</b></span></span></span><span style="font-size: 180%;"><i>.</i></span></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;">“<i>Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa itu berada dalam kebun-kebun dikelilingi mata air. Mereka menerima segala pemberian Allah, sebab dahulu sebelum itu mereka selalu berbuat kebaikan. Bahkan dahulu mereka sedikit sekali tidur di waktu malam dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi-pagi sebelum fajar. </i> </div><ul><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Mereka dipuji oleh Allah dan dimasukkan dalam golongan hamba-hamba-Nya yang berbakti,sebagaimana firman-Nya:</div></li>
</ul><div align="justify" dir="rtl" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: 180%;"><b>وَعِبَادُالرَّحْمَنِ الَّذِيْنَ يَمْشُوْنَ عَلَى الأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَطَبَهُمُ اْلَجَاهَلُوْنَ قَالُواْسَلاَمًا</b></span></span><span style="font-size: 180%;"><i>,</i></span><span style="font-family: Traditional Arabic;"><span style="font-size: 180%;"><b>وَاَلَّذِيْنَ يَبِيْتُوْنَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا</b></span></span><span style="font-size: 180%;"><i>.</i></span></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;">“<i>Dan hamba-hamba Allah Yang Maha Pengasih, ialah mereka yang berjalan di bumi dengan merendahkan diri dan apabila diganggu oleh pembicaraan orang-orang bodoh, mereka itu semalam-malaman beribadat kapada Allah, baik dengan sujud maupun dengan berdiri.”</i></div><ul><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Mereka diakui keimanannya oleh Allah.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Abdullah Bin Salam berkata:</div></li>
</ul><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in; text-indent: 0.04in;">“<i>Pada waktu pertama kali Rasulullah saw datang di Madinah, orang-orang pun berduyun–duyun mengerumuninya. Saya sendiri orang yang datang kepadanya. Ketika saya perhatikan wajahnya, yakinlah saya bahwa wajah beliau itu bukan wajah seorang pendusta. Pertama-tama sabda yang saya dengar dari beliau adalah: ‘Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, hubungilah semua kerabat, bershalatlah di waktu malam dikala orang-orang sedang tidur, pasti kamu semua akan masuk surga dengan selamat sejahtera.</i></div><ul><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Salman Farisi berkata:</div></li>
</ul><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;">“<i>Rasulullah saw bersabda: ‘Kerjakanlah shalat malam, sebab itu adalah kebiasaan orang-orang shaleh sebelummu dahulu, juga suatu jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah, pula sebagai penebus kejelekan-kejelekanmu, pencegah dosa serta dapat menghalaukan penyakit dari badan’.”</i><b> </b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;"><br />
</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.5in;"><b>Waktu Shalat Tahajjud </b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;"><b>Shalat tahajjud</b> itu dapat dikerjakan dipermulaan, di pertengahan atau di penghabisan malam, asalkan sesudah menunaikan shalat isya dan sesedah tidur. Sebaik-baiknya waktu untuk melakukan shalat malam itu ialah sepertiga malam yang terakhir.</div><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah saw bersabda:”<i>Tuhan kita ‘azza wa jalla tiap malam turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang terakhir. Pada saat itu Allah berfirman: ‘Barang siapa yang berdo’a kepada-Ku pasti Kukabulkan, barang siapa yang memohon pada-Ku pasti Kuberi, dan barang siapa yang meminta ampun padaKu pasti Ku ampuni.’</i></div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Dari Amr bin Absah : <i>“Saya mendengar Nabi saw bersabda: ‘Sedekat-dekatnya hamba pada Allah ialah pada tengah malam yang terakhir. Maka jikalau engkau dapat termasuk golongan orang yang berdzikir kepada Allah pada saat itu, usahakanlah’!</i></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;"><b> </b><i> </i></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;"><b>Bilangan Rakaat Shalat Tahajjud </b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;">Shalat malam itu tidak mempunyai bilangan yang terbatas atau tertentu, jadi sudah hasil hanya dengan serakaat shalat sunnah witir sesudah isya.</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Dari Anas r.a. dari Nabi saw sabdaya: <i>“Shalat di mesjidku ini sama nilainya dengan sepuluh ribu shalat, shalat di masjidil haram sama dengan seratus ribu shalat, shalat di medan jihad sama dengan dua juta shalat. Tapi yang lebih banyak dari kesemuanya itu adalah dua rakaat yang dikerjakan oleh seseorang hamba di tengah malam.”</i> </div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Yang lebih utama ialah menetapkan shalat malam secara terus-menerus sebanyak sebelas atau tiga belas rakaat.<b> </b></div></li>
</ol><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><b> Tata Tertib Shalat Tahajjud</b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;">Seseorang yang hendak melakukan shalat malam itu disunatkan:</div><ol><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Di waktu akan tidur, hendaklah ia berniat hendak bangun untuk bershalat.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Berusaha menghilangkan kantuk itu dari mukanya di kala bangun, kemudian bersuci.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Sebaiknya shalat malam itu dimulai dengan mengerjakan dua rakaat yang ringan dan selanjutnya bolehlah bershalat sesuka hati.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hendaknya dibangunkan pula keluarga.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hendaklah menghentikan shalat dulu dan kembali tidur bila terasa sangat mengantuk sampai hilang kantuknya itu.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hendaknya jangan memberatkan diri. Jadi hendaklah bershalat malam itu tidak sekedar tenaga, tetapi hendaklah mengerjakannya dengan tekun dan jangan sampai meninggalkan kecuali dalam keadaan yang sangat terpaksa.<b> </b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><b>KIAT MEMPERMUDAH BANGUN MALAM </b><b><br />
</b></div></li>
</ol></ol><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;">Imam Ghazali rah.a. telah membagi asbab (cara memudahkan) bangun malam menjadi dua, yaitu zahir dan sebab bathin.</div><ol><ol><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Asbab zhahir yaitu:</div></li>
</ol></ol></ol><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Menyedikitkan makan, karena banyak makan akan banyak minum dan banyak tidur sehingga susah bangun tahajjud.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Mengurangi kesibukan, keletihan dan pekerjaan-pekerjaan berat di siang hari karena apabila terlalu letih maka akan banyak tidur.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Jangan meninggalkan qailullah (tidur pada siang hari) karena ini juga akan memudahkan bangun malam. Rasulullah saw bersabda “Qailullah-lah di siang hari dan carilah pertolongan Allah Qiyamullail”.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hindarilah maksiat dan dosa-dosa karena ini juga memudahkan bangun malam. Sebab apabila seorang berdosa maka hatinya akan keras dan kerasnya hati akan menjauhkan diri dari Allah SWT. </div></li>
</ol><ol><ol><ol start="2"><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Asbab Bathin yaitu:</div><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Menjaga hati dari sifat kinah (mengada-ada), bid’ah serta merisaukan dan memikirkan perkara duniawi, karena barang siapa sibuk dengan memikirkan dunia, ia tidak akan mudah untuk bangun malam.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Takut akan akhirat, membayangkan pemandangan neraka, dan menahan tidur manusia.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Fikirkanlah keutamaan tahajjud yang tertera dalam ayat al-qur’an, hadits, dan atsar. Supaya timbul gairah dalam hati untuk mendapatkan pahala.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Timbulkanlah keyakinan dalam hati bahwa berapa banyak ayat Al-qur’an yang di baca dalam shalat, hakekatnya adalah berbicara pada Allah SWT dan Allah SWT mengetahuinya.<b> </b></div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><b>ADAB-ADAB TAHAJJUD DAN MASALAH–MASALAH TAHAJJUD SECARA FIQH</b></div></li>
</ol></li>
</ol></ol></ol><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;">Adapun adab-adab shalat tahajjud adalah sebagai berikut:</div><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Apabila bangun untuk shalat tahajjud maka yang pertama kali adalah berdzikir kepada Allah SWT,</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Apabila bangun shalat tahajjud maka berwudhulah dan bersiwaklah karena itu adalah salah satu adab-adab dalam shalat tahajjud.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Sebagian para ulama berpendapat bahwa apabila bangun pada malam hari hendaknya mandi. Kebiasaan Abdul Azis bin Zakaria dan kawan-kawannya, yaitu setiap malam setelah shalat isya mandi untuk beribadah karena mandi sebelum shalat tahajjud adalah lebih baik.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Memakai wangi-wangian dan memakai pakaian yang bagus.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Setelah semua yang telah disebutkan di atas dilaksanakan maka bentangkan sajadah dan berdirilah menghadap kiblat dengan penuh khusu dan khudu. Kemudian bacalah doa sebagaimana yang terdapat dalam berbagai hadits. Setelah itu mulailah shalat.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Pada waktu shalat tahajjud yakni pada waktu ruku, berdiri, dan sujud hendaknya setiap bacaannya dibaca satu kali, sebagaimana telah diriwayatkan dari Rasulullah saw.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hendaklah membaca Al-qur’an dengan tartil.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Hendaklah berdo’a ketika mendengar ataupun membaca ayat rahmat atau ayat azab.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Ketika melaksanakan shalat tahajjud, hendaklah tawajjuh pada Allah dengan sempurna dan hendaklah menangis.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Apabila datang kantuk maka tidurlah.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Kalau tertinggal bangun malam (shalat tahajjud) maka hendaklah menggantinya pada siang hari hal ini juga termasuk adab.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Berniat untuk bangun malam (shalat tahajjud) sebelumnya, karena kalau tertidur terus (sehingga tidak bangun), Allah akan memberikan juga pahala shalat tahajjud.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Barang siapa meyakini akan bangun pada akhir malam maka sunnah baginya mengakhirkan shalat witir.</div></li>
</ol><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in; margin-left: 0.25in;">Masalah-masalah tahajjud secara fiqh:</div><ol><li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Menurut para fuqaha (ulama ahli fiqh) shalat tahajjud adalah mustahab, dan mereka menggolongkannya pada mandubat lail (amalan sunnah di malam hari). Akan tetapi qadhi tsanaullah mencatatnya sebagai sunnah muakadah (sunnah yang dikuatkan/ditekankan).</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Para fuqaha pada umumnya berpendapat bahwa shalat tahajjud sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya delapan rakaat. Akan tetapi pada sebagian riwayat di jelaskan juga dua belas rakaat dan tidak ada sumbernya lebih dari dua belas rakaat.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Orang yang sudah biasa istiqomah melakukan shalat tahajjud maka makruh meninggalkannya jika tanpa udzur (halangan)</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Berdasarkan hasil fatwa ulama shalat tahajjud lebih utama dilakukan dua rakaat dua rakaat.</div></li>
<li><br />
<div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">Shalat tahajjud pada sepertiga malam yang akhir adalah lebih utama.</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;"><br />
</div><div align="justify" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0in;">http://www.anakciremai.com/2008/04/makalah-fiqih-tentang-sholat-tahajud.html </div></li>
</ol>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-60069847032026801632010-08-30T23:20:00.000-07:002010-08-30T23:20:01.973-07:00Pengertian, Dasar Hukum Riba dan Perbankan<b> <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">Pengertian, Dasar Hukum Riba dan Perbankan</a></b><br />
<br />
<b>RIBA</b><br />
<b>Pengertian Riba</b> menurut etimologi adalah kelebihan atau tambahan, menutur etimologi, riba artinya kelebihan pembayaran tanpa ganti rugi atau imbalan, yang disyaratkan bagis salah seorang dari dua orang yang melakukan transaksi<br />
Misalnya, Si A memberi pinjaman kepada si B dengan syarat si B harus mengembalikan uang pokok pinjaman dan sekian persen tambahnya<br />
<br />
<i><b>2. Dasar Hukum Keharaman Riba</b></i><br />
Sebagai dasar riba dapat diperhatikan Firman Allah SWT, sebagai berikut;<br />
وَاَحَلَ اللهُ اْلبَيْعَ وَحَرَّ مَ الرِّبوا. (البقرة:275)<br />
Artinya. <br />
“Sesungguhnya Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”. (Al- Baqoroh / 2:275)<br />
<br />
Riba hanyalah berlaku pada benda – benda seperti emas, perak, makanan dan uang. Karena itu tidak diperbolehkan menjual emas dengan emas, perak dengan perak, kecuali jika harganya sebanding dan dilakukan dengan kontan. Tidak diperbolehkan menjual sesuatu barang, dimana barang tersebut belum berada ditangannya (misal A membeli barang tersebut kepada si B)<br />
Tidak diperbolehkan pula menjual daging dengan binatang yang masih hidup. Tidak diperbolehkan juga menjual emas dengan ditukar dengan perak yang harga nilainya tidak sebanding. Demikian pula menjual makanan, tidak diperbolehkan dijual dengan makanan sejenis, kecuali jika sebanding harganya. Tidak diperbolehkan pula jual beli barang sejenis daripadanya dengan barang yang tidak seimbang harganya. Tidak diperbolehkan pula beli barang yang belum menjadi miliknya, misalnya menjual burung yang bebas terbang di udara dan lain – lain<br />
<br />
Pada ayat ini juga disebutkaan:<br />
يَآيُّهَاالَّذِيْنَ آمَنُوْ الاَتَأْ كُلُوالرِّ بوااضْعَافًا مُّضَعَفَةًوَّاتَّقُوْ اللهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (ال عمران:13)<br />
Artinya :<br />
“Hai orang – orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan” (Ali imran/3 : 130)<br />
<br />
Dalam sebuah hadits dijelaskan konsekuensi kaharaman itu, terdapat sanski sebagaimana sabda Rasulullah SAW.<br />
لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلّىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ آكِلَ الرِّبَا رَمُوَ كِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَلَ هُمْ سَوَاءٌ ( رواه مسلم عن جابر)<br />
Artinya :<br />
“Dari Jabir, Rasulullah SAW. Melaknat yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya dan kedua saksinya dan Rasul berkata, mereka semua berdosa.” (Riwayat Muslim dari Jabir)<br />
<br />
Setiap orang Islam dan mukalaf sebelum terlibat dalam satu urusan, terlebih dahulu wajib mengetahui apa – apa yang dihalalkan dan diharamkan Allah. Sesungguhnya Allah telah membebani kita dengan tugas – tugas mengabdi. Oleh karena itu,, mau tidak mau harus memelihara apa yang ditugaskan kepada kita. Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba<br />
Allah telah mengayidi kata jual beli dengan alat memakrifatkan, yakni اَلْ dan اَلْبَيْعُ<br />
Jual beli ini diikat oleh beberapa ikatan – ikatan, syarat, dan rukun yang harus dipelihara semua.<br />
Jadi orang yang hendak jual beli wajib mengetahui hal – hal tersebut. Jika tidak, jelas akan makan riba, mau tidak mau <br />
Rasulullah telah bersabda. “Pedagang yang jujur, besok pada hari kiamat digiring bersama dengan orang – orang yang jujur dan orang – orang yang mati sahid”.<br />
Semua itu tidak lain kecuali karena sesuatu yang dia lakukan yaitu berperang melawan hawa nafsu dan keinginan (yang menyeleweng) serta memaksa nafsunya untuk menjalankan akad sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah. Jika tidak, maka tak samar lagi pasti mendapat apa yang akan diancamkan Allah kepada orang yang melanggar batas – batas<br />
Kemudian sesungguhnya semua akad, seperti akad ijarah (persewaaan), qirad (andil berdagang), rohn (gode), wakalah, wadiah, ariah, sirkah, musaqah, dan sebagainya, wajib dijaga syarat – syarat dan rukun – rukunnya<br />
Akad nikah (malah) membutuhkan kehati – hatian dan ketelitian untuk menghindari kejadian yang ada kaitannya dengan ketidaksempurnaan syarat dan rukun (jika tidak sah nikahnya lantas istri disetubuhi, maka berarti berzinah)<br />
<br />
<i><b>3. Macam – Macam Riba</b></i><br />
Menurut para ulama, riba ada empat macam yaitu:<br />
a. <i><b>Riba Fadli</b></i>, yaitu riba dengan sebab tukar menukar benda, barang sejenis (sama) dengan tidak sama ukuran jumlahnya. Misalnya satu ekor kambing ditukar dengan satu ekor kambing yang berbeda besarnya satu gram emas ditukar dengan seperempat gram emas dengan kadar yang sama. Sabda Rasul SAW<br />
عَنْ آبِى سَعِيْدٍ ن الْجُدْرِيِّ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لاَ تَبِيْعُوْاالذَّهَبِ اِلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِفُّوْا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ وَلاَتَبِعُواالْوَرِقَ بِالْوَرِقِ اِلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِقُوْابَعْضَهَاعَلَى بَعْضٍ وَلاَتَبِعُوْامِنْهَاغَائِبًابِنَاجِزٍ ( متفق عليه)<br />
Artinya:<br />
“ Dari Abi Said Al Khudry, sesungguhnya Rasulullah SAW. Telah bersabda, “Janganlah kamu jual emas dengan emas kecuali dalam timbangan yang sama dan janganlah kamu tambah sebagian atas sebagiannya dan janganlah kamu jual uang kertas dengan uang kertas kecuali dalam nilai yang sama, dan jangan kamu tambah sebagian atas sebagiannya, dan janganlah kamu jual barang yang nyata (riil) dengan yang abstrak (ghaib).” (riwayat Bukhari dan muslim)<br />
Riba Fadli atau riba tersembunyi ini dilarang karena dapat membawa kepada riba nasi’ah (riba jail) artinya riba yang nyata<br />
<br />
b. <i><b>Riba Qardhi</b></i>, yaitu riba yang terjadi karena adanya proses utang piutang atau pinjam meminjam dengan syarat keuntungan (bunga) dari orang yang meminjam atau yang berhutang. Misalnya, seseorang meminjam uang sebesar sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta) kemudian diharuskan membayarnya Rp. 1.300.000,- (satu juta Tiga ratus ribu rupiah) <br />
Terhadap bentuk transsaksi seperti ini dapat dikategorikan menjadi riba, seperti sabda Rasulullah Saw.:<br />
كُلُّ قَرْضٍ جَرَّ مَنْفَعَةً فَهُوَرِبًا (رواه البيهقى)<br />
Artinya <br />
“Semua piutang yang menarik keuntungan termasuk riba.” (Riwayat Baihaqi)<br />
<br />
c. <i><b>Riba Nasi’ah</b></i>, ialah tambahan yang disyaratkan oleh orang yang mengutangi dari orang yang berutang sebagai imbalan atas penangguhan (penundaan) pembayaran utangnya. Misalnya si A meminjam uang Rp. 1.000.000,- kepada si B dengan perjanjian waktu mengembalikannya satu bulan, setelah jatuh tempo si A belum dapat mengembalikan utangnya. Untuk itu, si A menyanggupi memberi tambahan pembayaran jika si B mau menunda jangka waktunya. Contoh lain, si B menawarkan kepada si A untuk membayar utangnya sekarang atau minta ditunda dengan memberikan tambahan. Mengenai hal ini Rasulullah SAW. Menegaskan bahwa:<br />
عَنْ سَمَرَةِ بْنِ جُنْدُبٍ اَنَّ النَّبِيَّ صَلَّىاللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهى عَنْ بَيْعِ الَحَيَوَانِ بِالْحَيَوَانِ نَسِيْئَةً (رواه الخمسة وصححه الترمدى وابن الجاروه)<br />
Artinya:<br />
Dari Samrah bin Jundub, sesungguhnya Nabi Muhammad saw. Telah melarang jual beli hewan dengan hewan dengan bertenggang waktu.” (Riwayat Imam Lima dan dishahihkan oleh Turmudzi dan Ibnu Jarud)<br />
d. <i><b>Riba Yad</b></i>, yaitu riba dengan berpisah dari tempat akad jual beli sebelum serah terima antara penjual dan pembeli. Misalnya, seseorang membeli satu kuintal beras. Setelah dibayar, sipenjual langsung pergi sedangkan berasnya dalam karung belum ditimbang apakah cukup atau tidak. Jual beli ini belum jelas yang sebenarnya. Sabda Rasulullah SAW.<br />
الذَّ هَبُ بِالذَّهَبٍ وَاْْلفِضَّةُ بِالْفِضَّةِوَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيْرُبِالشَّعِيْرِ وَالتَّمْرُبِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءًبِسَوَاءٍ يَدًابِيَدٍفَاِذَااَجْتَلَفَتْ هَذِهِ اْلاَصْنَافُ فَبِعُوْ اكَيْفَ شِئْتُمْ اِذَاكَانَ يَدًا بِيَدٍ (رواه مسلم)<br />
Artinya:<br />
“Emas dengan emas, perak dengan perak, beras dengan beras, gandum dengan gandum, kurma dengan kurma, garam dengan garam, hendaknya serupa dan sama banyaknya, tunai dengan tunai, apabila berlainan jenisnya boleh kamu menjual sekehendamu asal tunai”. (Riwayat Muslim)<br />
<br />
<i><b>4. Sebab – Sebab Diharamkannya Riba</b></i><br />
Allah SWT melarang riba antara lain karena perbuatan tersebut dapat merusak dan membahayakan diri sendiri dan merugikan serta menyengsarakan orang lain<br />
a. Merusak Dan Membayakan Diri Sendiri<br />
Orang yang melakukan riba akan selalu menghitung – hitung yang banyak yang akan diperoleh dari orang yang meminjam uang kepadanya. Pikiran dan angan – angan yang demikian itu akan mengakibatkan dirinya selalu was – was dan khawatir uang yang telah dipinjamkan itu tidak dapat kembali tepat pada waktunya dengan bunga yang besar.<br />
Jika orang yang melakukan riba itu memperoleh keuntungan yang berlipat ganda, hasilnya itu tidak akan memberi manfaat pada dirinya karena hartanya itu tidak akan memberi manfaat pada dirinya karena hartanya itu tidak mendapat berkah dari Allah SWT.<br />
<br />
b. Merugikan Dan Menyengsarakan Orang Lain<br />
Orang yang meminjam uang kepada orang lain pada umumnya karena sedang susah atau terdesak. Karena tidak ada jalan lain, meskipun dengan persyaratan bunga yang besar, ia tetap bersedia menerima pinjaman tersebut, walau dirasa sangat berat. Orang yang meminjam ada kalanya bisa mengembalikan pinjaman tepat pada waktunya, tetapi adakalanya tidak dapat mengembalikan pinjaman tepat pada waktu yang telah ditetapkan. Karena beratnya bunga pinjaman, si peminjam susah untuk mengembalikan utang tersebut. Hal ini akan menambah kesulitan dan kesengsaraan bagi kehidupannya.<br />
Haram menjual barang yang belum diterima (oleh si penjual). menjual hewan dengan daging juga haram, hutang ditukar dengan hutang juga haram, begitupula dengan fuduly (si penjual bukan pemilik barangnya dan bukan sebagai wakil), menjual barang yang tidak dapat dilihat atau jual belinya orang yang tidak mukalaf, menjual barang yang tidak ada manfaatnya, menjual barang yang tidak bisa diserahkan, tanpa ijab qobul, menjual barang yang tidak di bawah hak milik seperti tanah mati atau orang merdeka, menjual barang yang samar atau najis, seperti anjing dan menjual barang yang memabukan atau yang diharamkan, semua adalah haram. Haram menjual sesuatu yang halal dan suci kepada orang yang diketahui bahwa sesuatu itu akan digunakan untuk bermaksiat. Haram menjual barang yang dapat memabukan dan menjual barang yang cacat tanpa diberitahukan cacatnya. Harta peninggalan mayit tidak sah dibagi – bagikan atau dijual sekalipun hanya sedikit, seperenam dirham misalnya, selagi hutang – hutang simayit belum dilunasi, dan wasiat – wasiatnya harus dipenuhi. Jika belum naik haji, padahal sudah berkewajiban maka harus dipungutlah dulu ongkos untuk haji dan umrah sebelum diwaris, kecuali (boleh dijual) untuk memenuhi hal – hal diatas (untuk hutang – hutang / untuk haji/umrah). Jadi harta peninggalan mayit seperti digadaikan pada hal – hal di atas. Sebagaimana budak yang melukai, juga tidak boleh dijual sebelum dipenuhi hak yang berurusan dengan dirinya, kecuali jika yang memberi hutang (pada sayidnya) telah mengijinkan untuk menjual budak itu.<br />
Haram melakukan (mempengaruhi) minat pembeli dengan maksud agar tidak membeli, kemudian disuruh membeli barang orang yang memepengaruhi tadi. Apabila sesudah barang ditetapkan (sudah sama – sama menyetujui antara penjual dan pembeli). Juga tidak boleh mempengaruhi penjual dengan maksud agar berpindah menjual kepadanya. Apabila jika dilakukan ketika masih hiyar, amat diharamkan (seperti masih tawan menawar)<br />
Haram pula membeli barang saat paceklik (harga pangan mahal) dan orang yang sangat membutuhkan bahan makanan, dengan tujuan untuk ditahan (disimpan) dan akan dijual bila dengan harga yang lebih mahal<br />
Haram berpura – pura nawar barang dengan harga mahal tapi tidak bermaksud ingin membeli tapi bermaksud membujuk orang lain (agar mau membeli dengan harga mahal)<br />
Haram memisahkan antara budak perempuan dan anaknya sebelum tamyiz, semua itu haram. Demikian pula menipu atau berkhianat dalam urusan timbangan takaran, meteran, htungan dan atau berdusta<br />
Haram menjual kapuk atau lainnya dari barang – barang dagangan kepada pembeli, tetapi disamping menjual juga memberi hutangnya kepada si pembeli beberapa dirham. Kemudian harga barang lebih mahal, hal ini dilakukan oleh si penjual karena demi hutangnya tersebut<br />
Demikian juga umpamanya, memberi hutang kepada pembuat tenun (atau penjahit) atau lainnya dari pekerjaan buruh, tapi sebelum diberi hutangnya, terlebih dahulu para peminta hutang itu disuruh dengan upah yang terlalu sedikit, demi hutang tersebut. Hal ini disebut dengan istilah rubtah, ini juga amat haram.<br />
Haram memberi hutangan kepada para petani yang bayarnya secara tempo sampai saat panen, tapi dengan janji supaya hasil panen mereka dijual kepada si pemberi utangan tersebut dengan harga dibawah harga umum. Hal ini disebut dengan muqda<br />
<br />
<b>PERBANKAN</b><br />
Undang – undang Nomor 14 tahun 1957 tentang Pokok Pokok <b>PerBankan</b> menjelaskan bahwa Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memeberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Bank itu ada yang milik negara dan ada yang milik swasta<br />
<br />
<i><b>1. Fungsi Bank</b></i><br />
Fungsi Bank secara umum sangat penting bagi kelangsungan perekonomian masyarakat, bangsa dan negara. Secara khusus fungsi Bank antara lain:<br />
a. Sebagai sentral penyediaan dan peredaran uang, pengendalian inflasi, dan jumlah peredarannya<br />
b. Sebagai pengawasan peredaran uang, pengendalian inflasi dan jumlah peredarannya<br />
c. Tempat penyimpanan uang dan barang berharga yang aman bagi masyarakat dan negara<br />
d. Tempat tukat menukar mata uang<br />
e. Tempat menerima pembayaran uang<br />
f. Khusus Bank Islam, selain berfungsi sebagimana di atas, juga dapat menghilangkan sistem bunga sehingga dapat merangsang masyarakat untuk berani menyimpan atau meminjam modal untuk usaha. Pada perkembangannya, Bank – Bank konvensional juga telah membuka Bank Syari’ah, seperti Bank Syari’ah mandiri dan Bank BNI Syari’ah<br />
<br />
<i><b>2. Pendapat Ulama Tentang Hukum PerBankan</b></i><br />
Pendapat para ulama Islam mengenai hukum Bank dapat dikelompokan menjadi tiga pendapat, yaitu mubah, haram, dan syubhat<br />
a. Bank hukumnya mubah. Alasannya bahwa disuatu negara, keberadaan Bank sangat dibutuhkan dan tidak bisa ditiadakan. Bank bermanfaat dalam kehidupan dan kemaslahatan masyarakat, bangsa, dan negara. Bunga Bank berbeda dengan riba, bunga Bank diperoleh dari usaha produktif, sedangkan riba diperoleh dari pemerasan dan akibat keterpaksaan orang – orang yang lemah. Ulama yang membolehkan ini didasarkan kepada sabda Rasulullah SAW. :<br />
عَنْ جَابَرٍرَضِيَاللهُ عَنْهُ قَالَ: اَتَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَكَانَ لِيْ عَلَيْهِ دَيْنٌ فَقَضَائِيْ وَزَادَنِيْ (رواه البخارى ومسلم)<br />
Artinya ;<br />
“Dari Jabir r.a. ia telah berkata:” aku pernah datang kepada Nabi SAW. Dan beliau mempunyai utang kepadaku, kemudian beliau membayar utangnya dan memberi tambahan.” (Riwayat Bukhari dan Muslim)<br />
b. Bank hukumnya haram. Alasannya bahwa setiap transaksi Bank akan terdapat unsur bunga. Bunga itu sama dengan riba dan riba hukumnya harap. Maka Bank dianggap haram<br />
c. Bank hukumnya syubhat atau masih ragu tentang haram atau tidak. Alasannya bahwa pada satu sisi Bank ini sangat dibutuhkan bagi kehidupan perekonomian masyarakat, bangsa, dan negara. Di sisi lain, setiap Bank akan ada bunganya, yang berarti riba, sehingga Bank itu belum jelas halal dan haramnya<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-fiqih-tentang-riba-dan.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-77290790861382700062010-08-30T23:12:00.000-07:002010-08-30T23:12:33.712-07:00Pengertian, Dasar Hukum, MUZARA’AH DAN MUKHABARAHApabila kita perhatikan kehidupan masyarakat Indonesia yang agraris. Praktik pemberian imbalan atas jasa seseorang yang telah menggarap tanah orang lain masih banyak dilaksanakan pemberian imbalan ada yang cenderung pada praktek <b>muzara’ah</b> dan ada yang cenderung pada praktik <b>mukhabarah</b>. Hal tersebut banyak dilaksanakan oleh para petani yang tidak memiliki lahan pertanian hanya sebagai petani penggarap.<br />
<b>Muzara’ah dan mukhabarah</b> ada Hadits yang melarang seperti yang diriwayatkan oleh (H.R Bukhari) dan ada yang membolehkan seperti yang diriwayatkan oleh (H.R Muslim).<br />
Berdasarkan pada dua Hadits tersebut mudah – mudahan kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan oleh salah satu pihak, baik itu pemilik tanah maupun penggarap tanah<br />
<br />
<b>MUZARA’AH DAN MUKHABARAH</b><br />
<i><b>A. <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">Pengertian Muzara’ah dan Mukhabarah</a></b></i><br />
<b>Muzara’ah</b> ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah<br />
<b>Mukhabarah</b> ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan.<br />
Munculnya pengertian muzara’ah dan mukhabarah dengan ta’rif yang berbeda tersebut karena adanya ulama yang membedakan antara arti muzara’ah dan mukhabarah, yaitu Imam Rafi’I berdasar dhahir nash Imam Syafi’i. Sedangkan ulama yang menyamakan ta’rif muzara’ah dan mukhabarah diantaranya Nawawi, Qadhi Abu Thayyib, Imam Jauhari, Al Bandaniji. Mengartikan sama dengan memberi ketetntuan: usaha mengerjakan tanah (orang lain) yang hasilnya dibagi.<br />
<br />
<i><b>B. Dasar Hukum Muzara’ah Dan Mukhabaroh</b></i><br />
عَنْ رَافِعِ بْنِ خَدِيْجِ قَالَ كُنَّااَكْثَرَاْلاَنْصَارِ حَقْلاً فَكُنَّا نُكْرِىاْلاَرْضَ عَلَى اَنَّ لَنَا هَذِهِ فَرُبَمَا أَخْرَجَتْ هَذِهِ وَلَمْ تُخْرِجْ هَذِهِ فَنَهَانَاعَنْ ذَلِكَ<br />
<br />
Artinya :<br />
Berkata Rafi’ bin Khadij: “Diantara Anshar yang paling banyak mempunyai tanah adalah kami, maka kami persewakan, sebagian tanah untuk kami dan sebagian tanah untuk mereka yang mengerjakannya, kadang sebagian tanah itu berhasil baik dan yang lain tidak berhasil, maka oleh karenanya Raulullah SAW. Melarang paroan dengan cara demikian (H.R. Bukhari)<br />
<br />
عَنْ اِبْنِ عُمَرَاَنَّ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَامَلَ أَهْلَ خَيْبَرَ بِشَرْطِ مَايَخْرُجُ مِنْهَا مِنْ ثَمَرٍ اَوْزَرْعٍ (رواه مسلم)<br />
Artinya:<br />
Dari Ibnu Umar: “Sesungguhna Nabi SAW. Telah memberikan kebun kepada penduduk khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilan, baik dari buah – buahan maupun dari hasil pertahun (palawija)” (H.R Muslim)<br />
<br />
<i><b>C. Pandangan Ulama Terhadap Hukum Muzara’ah Dan Mukhabarah</b></i><br />
Dua Hadits di atas yang dijadikan pijakan ulama untuk menuaikan kebolehan dan katidakbolehan melakukan muzara’ah dan mukhabarah. Setengah ulama melarang paroan tanah ataupun ladang beralasan pada Hadits yang diriwayatkan oleh bukhari tersebut di atas<br />
Ulama yang lain berpendapat tidak ada larangan untuk melakukan muzara’ah ataupun mukhabarah. Pendapat ini dikuatkan oleh Nawawi, Ibnu Mundzir, dan Khatabbi, mereka mengambil alsan Hadits Ibnu Umar yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di atas<br />
Adapun Hadits yang melarang tadi maksudnya hanya apabila ditentukan penghasilan dari sebagian tanah, mesti kepunyaan salah seorang diantara mereka. Karena memang kejadian di masa dahulu, mereka memarohkan tanah dengan syarat dia akan mengambil penghasilan dari sebagian tanah yang lebih subur keadaan inilah yang dilarang oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam Hadits yang melarang itu, karena pekerjaan demikian bukanlah dengan cara adil dan insaf. Juga pendapat ini dikuatkan orang banyak.<br />
<br />
<i><b>D. Zakat Muzara’ah Dan Mukhabarah</b></i><br />
Zakat hasil paroan sawah atau ladang ini diwajibkan atas orang yang punya benih, jadi pada muzara’ah, zakatnya wajib atas petani yang bekerja, karena pada hakekatnya dialah yang bertanam, yang punya tanah seolah – olah mengambil sewa tanahnya, sedangkan penghasilan sewaan tidak wajib dikeluarkan zakatnya<br />
Sedangkan pada mukhabarah, zakat diwajibkan atas yang punya tanah karena pada hakekatnya dialah yang bertanam, petani hanya mengambil upah bekerja. Penghasilan yang didapat dari upah tidak wajib dibayar zakatnya. Kalau benih dari keduanya, maka zakat wajib atas keduanya, diambil dari jumlah pendapatan sebelum dibagi.<br />
<br />
<br />
<br />
Dari sini kita dapat mengambil kesimpulan bahwa <b>Mukhabarah</b> ialah mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan.<br />
Dengan adanya praktek mukahbarah sangat menguntungkan kedua belah pihak. Baik pihak pemilik sawah atau ladang maupun pihak penggarap tanah. <br />
Pemilik tanah lahannya dapat digarap, sedangkan petani dapat meningkatkan tarap hidupnya<br />
<br />
<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-fiqih-tentang-muzaraah-dan.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com17tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-84318737232478508762010-08-30T23:05:00.000-07:002010-08-30T23:05:01.237-07:00Pengertian,Hukum dan Rukun Infaq,Shadaqah,Hibah dan Hadiah<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Pengertian,Hukum dan Rukun Infaq,Shadaqah,Hibah dan Hadiah</span></strong></span></a><br />
<span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';"> </span></strong></span><br />
<span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;"><strong><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">Infaq </span></strong>berasal dari kata <em><span style="font-family: 'Verdana','sans-serif';">anfaqo-yunfiqu </span></em>, artinya membelanjakan atau membiayai, arti infaq menjadi khusu tatkala dikaitkan dengan upaya realisasi perintah-perintah Allah. </span> <br />
<div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">Dan Infaq hanya berkaitan dengaat atau hanya dalam bentuk materi saja, adapun hukumnya ada yangw ajib (termask dalam hal ini zakat, nadzardsb),ada infaq sunnah, mubah bahkan ada yang haram. </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>Shadaqah</b><br />
<i><b>1. Pengertian Shadaqah dan Hukumnya</b></i><br />
<b>Shadaqah</b> ialah pemberian sesuatu kepada seseorang yang membutuhkan, dEmgan mengharap ridha Allah semata. Dalam kehidupan sehari-hari biasa disebut sedekah.<br />
Hukum shadaqah ialah sunnat : hal ini sesuai dengan perintah Allah SWT, sebagai berikut :<br />
Artinya : "Dan bersedekahlah kepada Kami, sesungguhnya Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang bersedekah" (Yusuf : 88)<br />
Allah juga berfirman sebagai berikut :<br />
Artinya : "Dan kamu tidak menafkahkan, m~/ainkan karena mencari keridhaan Allah dan sesuatu yang kamu belanjakan, kelak akan disempurnakan ba/asannya sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya". (QS. AI Baqarah : 272) /<br />
Shadaqah merupakan salah satu amal shaleh yang tidak akan terputus pahalanya, seperti sabda Rasulullah SAW:<br />
Artinya : "Apabila seseorang te/ah meninggal dunia, maka terputuslah semua amalnya kecuali<br />
tiga perkara, shadaqahjariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak shaleh yang selalu mendo'akan<br />
kedua orang tuanya". (HR. Muslim)<br />
Pemberian shadaqah kepada perorangan lebih utama kepada orang yang terdekat dahulu,<br />
yakni sanak famili dan keluarga, anak-anak yatim tetangga terdekat, teman sejawat, dan seterusnya.<br />
<i><b>2. Rukun Shadaqah</b></i><br />
Rukun shadaqah dan syaratnya masing-masing adalah sebagai berikut :<br />
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan berhak untuk<br />
mentasharrufkan ( memperedarkannya )<br />
b. Orang yang diberi, syaratnya berhak memiliki. Dengan demikian tidak syah memberi kepada.<br />
anak yang masih dalam kandungan ibunya atau memberi kepada binatang, karena keduanya<br />
tidak berhak memiliki sesuatu<br />
c. Ijab dan qabul, ijab ialah pernyataan pemberian dari orang yang memberi sedangkan qabul<br />
ialah pernyataan penerimaan dari orang yang menerima pemberian .<br />
d. Barang yang diberikan, syaratnya barang yang dapat dijual<br />
Perbedaan shadaqah dan infak, bahwa shadaqah lebih bersifat umum dan luas, sedangkan infak adalah pemberian yang dikeluarkan pad a waktu menerima rizki atau karunia Allah. Namun keduanya memiliki kesamaan, yakni tidak menentukan kadar, jenis, maupun jumlah, dan diberikan dengan mengharap ridha Allah semata.<br />
Karena istilah shadaqah dan infak sedikit sekali perbedaannya, maka umat Islam lebih cenderung menganggapnya sama, sehingga biasanya ditulis infaq I shadaqah.<br />
Bershadaqah haruslah dengan niat yang ikhlas, jangan ada niat ingin dipuji (riya) atau dianggap dermawan, dan jangan menyebut-nyebut shadaqah yang sudah dikeluarkan, apalagi menyakiti hati si penerima. Sebab yang demikian itu dapat menghapuskan pahala shadaqah. Allah berfirman dalam surat AI Baqarah ayat 264 :<br />
Artinya : "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan ( paha/a) shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti ( perasaan di penerima ), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia ..." (QS. AI Baqarah : 264)</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>Hibah</b><br />
<i><b>1. Pengertian </b></i><b><i>Hibah</i> </b><i><b>dan Hukumnya</b></i><br />
Menurut bahasa <b>hibah </b>artinya pemberian. Sedangkan menurut istilah hibah ialah pemberian . sesuatu kepada seseorang secara cuma-cuma, tanpa mengharapkan apa-apa. Hibah dapat disebutjuga hadiah.<br />
Hukum hibah adalah mubah ( boleh ), sebagaimana sabda Rasulullah sebagai berikut :<br />
Artinya : "Dari Khalid bin Adi sesungguhnya Nabi SA W telah bersabda "siapa yang diberi kebaikan oleh saudaranya dengan tidak berlebih-Iebihan dan tidak karena diminta maka hendaklah diterima jangan ditolak. Karena sesungguhnya yang demikian itu merupakan rizki yang diberikan oleh Allah kepadanya". (HR. Ahmad)<br />
<i><b>2. Rukun Hibah</b></i><br />
Rukun hibah ada empat, yaitu :<br />
a. Pemberi hibah ( Wahib )<br />
b. Penerima hibah ( Mauhub Lahu ) c. Barang yang dihibahkan .<br />
d. Penyerahan ( Ijab Qabul )<br />
3. Ketentuan Hibah<br />
Hibah dapat dianggap syah apabila pemberian itu sudah mengalami proses serah terima.<br />
Jika hibah itu baru diucapkan dan belum terjadi serah terima maka yang demikian itu belum<br />
termasuk hibah.<br />
Jika barang yang dihibahkan itu telah diterima maka yang menghibahkan tidak boleh meminta<br />
kembaJi kecuali orang yang memberi itu orang tuanya sendiri (ayah/ibu) kepada anaknya</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b>Hadiah</b><br />
<i><b>1. Pengertian </b></i><b><i>Hadiah</i> </b><i><b>dan Hukumnya</b></i><br />
<b>Hadiah </b> adalah pemberian sesuatu kepada seseorang dengan maksud untuk mmnuliakan atau memberikan penghargaan. Rasulullah SAW menganjurkan kepada umatnya agar saling memberikan hadiah. Karena yang demikian itu dapat menumbuhkan kecintaan dan saling menghormati antara sesama. Rasulullah SAW bersabda :<br />
Artinya : "Hendaklah kalian saling memberikan hadiah, niscaya kalian akan saling menyayangi " ( HR Abu Ya'la )<br />
Hukum nadiah adalah boleh ( mubah ). Nabi sendiripun juga sering menerima dan memberi hadiah kepada sesama muslim, sebagaimana sabdanya:<br />
Artinya: "Rasulullah SAWmenerima hadiah dan beliau selalu membalasnya". (HR. AI Bazzar)<br />
<i><b>2. Rukun Hadiah</b></i><br />
<b>Rukun hadiah</b> dan rukun hibah sebenarnya sama dengan rukun shadaqah, yaitu :<br />
a. Orang yang memberi, syaratnya orang yang memiliki benda itu dan yang berhak mentasyarrufkannya<br />
b. Orang yang diberi, syaratnya orang yang berhak memiliki .<br />
c. Ijab dan qabul<br />
d. Barang yang diberikan, syaratnya barangnya dapat dijual<br />
d. Hikmah dan Manfaat Shadaqah, Hibah dan Hadiah<br />
1. Sebagai pernyataan rasa syukur kepada Allah SWT. yang diwujudkan dengan memberi sebagian harta kepada orang lain<br />
2. Dapat menciptakan rasa kasih sayang, kekeluargaan dan persaudaraan yang lebih intim antara pemberi dan penerima<br />
<span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;"> </span></div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: #333333; font-family: 'Verdana','sans-serif'; font-size: 8.5pt;">http://www.anakciremai.com/2008/06/makalah-fiqih-tentang-infaq-shadaqoh.html </span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-12612077765095823082010-08-30T22:55:00.000-07:002010-08-30T22:55:02.594-07:00Pengertian,Arti,Dasar Tuntunan dan Hukum QurbanSebagai umat islam, kita harus tahu apa itu <b>Qurban</b>. karena kita di sunahkan untuk <b>Qurban</b>. Nah disini kita akan membahas <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b>Pengertian,Arti,Dasar Tuntunan dan Hukum Qurban</b></a>.<br />
<br />
<b></b><br />
<b>ARTI QURBAN</b><br />
<b>Pengertian Qurban</b> Menurut Bahasa adalah pendekatan diri kepada Allah SWT<br />
sedangkan menurut SyaraQurban adalah nama sembelihan hewan ternak pada hari Idul Adlha dan Hari Tasyrik.<br />
<br />
<b>HUKUM QURBAN</b><br />
<i><b>Hukum Qurban</b></i> terbagi 2, yaitu:<br />
1. Sunah Muakad (Sunah Kipayah) yakni sunah yang dikukuhkan dan hanya cukup satu kali. Dasar berqurban hanya karena mampu.<br />
2. Wajib yakni keharusan berqurban karena atas dasar adanya Nadzar, baik nadzar hakikat atau nadzar hukum. Seperti mengucapkan:<br />
“Saya akan berqurban apabila saya sehat:, atau “Saya nadzarkan kambing ini hanya untuk qurban.”<br />
<b> </b><br />
<b>DASAR TUNTUNAN QURBAN</b><br />
1. Firman Allah:<br />
فَصَلِّ لِرَبِكَ وَانْحَرَ (الكوثر:2)<br />
Artinya: Maka Solatlah karena Tuhanmu dan berqurbanlah (QS. Al Kautsar : 2)<br />
ولكلّ امةجعلنامنسكاليدكروااسم الله علي مارزقهم من بهيمة الانعام ( )<br />
<br />
Artinya : Dan Kami jadikan sembelihan untuk seluruh umat supaya bisa berdzikir kepada Allah atas rizki yang telah diberikan kepada mereka daripada hewan-hewan ternak (QS. )<br />
<br />
2. Dasar Hadits:<br />
وخبر الترمذي عن عائشة رضي الله عنهاانّ النبي صلىّ الله عليه وسلم قال:ماعمل ابن ادم يوم النّحرمن عمل احبّ الي الله تعالي من اراقة الدّم انّها لتاتي يوم القيامة بقرونها واظلا فيها وانّ الدّّم ليقع من الله بمكان قبل ان يقع من الارض فطيّبوا بهانفسا.<br />
Khabar Turmudzi dari Aisyah RA : “ Sesungguhnya Nabi Muhammad SAW, bersabda: tidak ada amalan yang dikerjakan oleh ibnu Adam pada hari Idul Qurban yang lebih dicintai Allah SWT. Selain dari pada mengalirkan darah (qurban). Sungguh yakin, hewan qurban pasti datang menjemput tuannya pada hari kiamat dengan tanduk dan sepatunya. Dan sesungguhnya darah sembelihan qurban yakni akan tiba disisi Allah sebelum menetes ke bumi, oleh karena itu relakan jiwamu dengan qurbanmu. <br />
<br />
3. Dasar Qaol Ulama<br />
Dalam kitab Syarqowi disebutkan:<br />
عظموا ضحايكم فانّها علي الصراط مطاياكم<br />
<br />
“Besarkan, agungkan qurbanmu maka sesungguhnya qurban itu sebagai kendaraan bagimu atas jembatan menuju Syurga (Syiroth).<br />
<br />
<b>ADAPUN ORANG YANG DITUNTUT UNTUK BERQURBAN ADALAH</b>:<br />
1. Beragam Islam 3. Merdeka<br />
2. Baligh dan berakal 4. Mampu<br />
<br />
<b>KETENTUAN CUKUP UNTUK BERQURBAN</b><br />
a. Hewan-Hewan : - Unta yang berumur 5 tahun memasuki tahun ke 6<br />
- Sapi yang berumur 2 tahun memasuki tahun ke 3<br />
- kambing (domba / kambing jawa) telah berumur 2 tahun dan sudah tanggal (pulak) gigi.<br />
Dan ketiga hewan tersebut cukup jadi qurban apabila tidak ada satu kecacatan, seperti: picak, pincang, sakit atau kurus.<br />
b. Penyembelihan dilakukan pada tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah<br />
c. Berqurban didasari niat karena Allah dan mendekatkan diri kepada-Nya<br />
d. Qurban kambing cukup untuk 1 orang, sapi dan unta untuk 7 orang.<br />
<br />
<b>HUKUM MAKAN DAGING QURBAN</b><br />
1. Jawaz (boleh) Bagi orang yang berqurban dengan dasar sunah kifayah dengan memakan (1/3) dari daging qurban dengan tujuan mendapat keberkahan<br />
2. Haram bagi orang yang berqurban dengan dasar nadzar baik nadzar hakikat ataupun nadzar hukum, memakan daging qurban tersebut.<br />
<br />
<b>KAIFIYAH MEMOTONG HEWAN QURBAN</b><br />
<br />
A. Bacaan – Bacaan<br />
1. Membaca basmalah, sholawat, takbir, sekaligus membaca do’a qurban bagi dirinya atau orang lain<br />
اللهم انّ هذه اضحية...........بن/ بنت............ فتقبلهامنّي اسمي ....... / منه اسمه ....../ منهااسمها........ ياكريم اللهم اجعلها فداء لى / له / لهامن النّاروسترالى / له/ لها من النّار وبراة لى / له / لها من النّار, ربنااتنا فى الدّنياحسنة وفىالاخرة حسنة وقناعذاب النّار. وصلّى الله على سيّد نا محمّد و على اله وصحبه وسلّم والحمدلله ربّ العالمين. امين.<br />
B. Posisi Kambing<br />
1. Keadaan kambing menyendeh dan kepala ke sebelah utara serta ditenggakan ke atas<br />
2. Potongan leher sebaiknya jangan terlalu dekat pada kepala dan jangan sampai putus<br />
<br />
C. Alat Pemotong<br />
1. Dengan golok yang tajam dan sejenisnya<br />
2. Golok tidak boleh diangkat sebelum yakin telah sempurna memotong<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-fiqih-tentang-bimbingan-qurban.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-63567773402454431632010-08-30T01:49:00.000-07:002010-08-30T01:49:16.899-07:00Pengertian Thaharah (Bersuci), Mandi, Tayamum<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b>PENGERTIAN THAHARAH (BERSUCI)</b></a><br />
<br />
<b>Thaharah berarti bersih</b> ( nadlafah ), <b>suci </b>( nazahah ) terbebas ( khulus ) dari kotoran ( danas ). Seperti tersebut dalam surat Al- A’raf ayat 82 <br />
إنّهم انا س يتطهّرون<br />
Yang artinya : “ sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri “ . Dan pada surat al- baqorah ayat 222: <br />
إنّ الله يحبّ التّوّابين و يحبّ المتطهّرين <br />
Yang artinya : “ sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri “ .<br />
Menurut syara’ thaharah itu adalah mengangkat ( menghilangkan ) penghalang yang timbul dari hadats dan najis. Ddengan demikian thaharah syara’ terbagi menjadi dua yaitu thaharah dari hadats dan thaharah dari najis. <br />
<b> </b><br />
<b>THAHARAH DARI HADATS </b><br />
<br />
Thaharah dari hadats ada tiga macam yaitu wudhu’, mandi, dan tayammum. Alat yang digunakan untuk bersuci adalah air mutlak untuk wudhu’ dan mandi, tanah yang suci untuk tayammum. <br />
A.WUDHU’<br />
Menurut lughat ( bahasa ), adalah perbuatan menggunakan air pada anggota tubuh tertentu. Dalam istilah syara’ wudhu’ adalah perbuatan tertentu yang dimulai dengan niat. Mula-mula wudhu’ itu diwajibkan setiap kali hendak melakukan sholat tetapi kemudian kewajiban itu dikaitkan dengan keadaan berhadats. Dalil-dalil wajib wudhu’: <br />
1. ayat Al-Qur'an surat al-maidah ayat 6 yang artinya “ Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak melakukan sholat , maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan ( basuh ) kaimu sampai dengan ke dua mata kaki …”<br />
2. Hadits Rasul SAW <br />
<br />
لا يقبل الله صلاة احدكم إذا احدت حتّي يتوضّأ<br />
Yang artinya “ Allah tidak menerima shalat seseorang kamu bila Ia berhadats, sampai Ia berwudhu’ “ ( HR Baihaqi, Abu Daud, dan Tirmizi ) <br />
Fardhu wudhu’ yaitu : <br />
1. niat 4. menyapu kepala <br />
2. membasuh muka 5. membasuh kaki<br />
3. membasuh tangan 6. tertib <br />
Sunat wudhu’ yaitu : <br />
1. membaca basmalah pada awalnya <br />
2. membasuh ke dua telapak tangan sampai ke pergelangan sebanyak tiga kali, sebelum berkumur-kumur., walaupun diyakininya tangannya itu bersih<br />
3. madmanah, yakni berkumur-kumur memasukan air ke mulut sambil mengguncangkannya lalu membuangnya. <br />
4. istinsyaq, ykni memasukan air ke hidung kemudian membuangnya <br />
5. meraatakan sapuan keseluruh lepala <br />
6. menyapu kedua telinga <br />
7. menyela-nyela janggut dengan jari <br />
8. mendahulukan yang kana atas yang kiri <br />
9. melakukan perbuatan bersuci itu tiga kali- tiga kali <br />
10. muwalah, yakni melakukan perbuatan tersebut secara beruntun <br />
11. menghadap kiblat <br />
12. mengosok-gosok anggota wudhu’ khususnya bagian tumit <br />
13. menggunakan air dengan hemat.<br />
Terdapat tiga pendapat mengenai kumur – kumur dan menghisap air di dalam wudhu’ yaitu : <br />
1. kedua perbuatan itu hukumnya sunah. Ini merupakan pendapat Imam Malik, asy- Syafi’I dan Abu hanifah.<br />
2. keduanya fardhu’ , di dalam wudhu’. Dan ini perkataan Ibnu abu Laila dan kelompoka murid Abu Daud <br />
3. menghisap air adalah fardhu’, dan berkumur-kumur adalah sunah. Ini adalah pendapat Abu Tsaur, aabu Ubadah dan sekelompok ahli Zahir. <br />
Dalam wudhu’ terdapat niat. Ada beberapa pendapat mengenainya. Sebagian Ulama amshar berpendapat bahwa niat itu menjadi syarat sahnya wudhu’ , mereka adlah Ima as- syafi’I, Malik, Ahmad, Abu Tsaur, dan Daud. Sedang Fuqoha lainnya berpendapat bahwa niat tidak menjadi syarat ( sahnya wudhu’ ). Mereka adalah abu Hanifah, dan Ats- sauri. Perbedaan mereka karena , perbedaan pandangan mengenai wudhu’ itu sendiri. Yang memang bukan ibadah murni seperti sholat. Hal ini dilakukan demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.<br />
Hal- hal yang mebatalkan wudhu’ : <br />
1. Keluar sesuatu dari qubul atau dubur, berupa apapun , benda padat atau cair, angin. Terkecuali maninya sendiri baik yang biasa maupun tidak, keluar sendirinya atau keluar daripadanya. Dalil yang berkenaan dengan hal in yaitu surat Al- Maidah ayat 6 yang artinya “ … atau keluar dari tempat buang air ( kakus ) … “ <br />
2. Tidur, kecuali duduk dalam keadaan mantap. Tidur merupakan kegiatan yang tidak kita sadari, maka lebih baik berwudhu’ lagi karena dikhawatirkan pada saat tidur ( biasanya ) dari duburnya akan keluar sesuatu tanpa ia sadari. <br />
3. Hilang akal, dengan sebab gila, mabuk, atau lainnya. Batalnya wudhu’ dengan hilangnya akal adalah berdasarkan qiyas kepada tidur, degan kehilangan kesadaran sebagai persamaannya.<br />
4. Bersentuh kulit laki-laki dan perempuan .Firman Allah dalam surat An- nisa ayat 43 yanga artinya “ … atau kamu telah menyentuh perempuan ..” . Hal tersebut diatasi pada sentuhan : <br />
• Antara kulit dengan kulit <br />
• Laki- laki dan perempuan yang telah mencapai usia syahwat<br />
• Diantara mereka tidk ada hubungan mahram <br />
• Sentuhan langsung tanpa alas atau penghalang <br />
5. Menyentuh kemaluan manusia dengan perut telapak tangan tanpa alas.<br />
<br />
<b>B. MANDI ( AL – GHUSL )</b><br />
<br />
Menurut lughat, mandi di sebut al- ghasl atau al- ghusl yang berarti mengalirnya air pada sesuatu. Sedangkan di dalam syara’ ialah mengalirnya air keseluruh tubuh disertai dengan niat. Fardhu’ yang mesti dilakukan ketika mandi yaitu : <br />
1. Niat. Niat tersebut harus pula di lakukan serentak dengan basuhan pertama. Niat dianggap sah dengan berniat untuk mengangkat hadats besar, hadats , janabah, haidh, nifas, atau hadats lainnya dari seluruh tubuhnya, untuk membolehkannya shalat.<br />
2. Menyampaikan air keseluruh tubuh, meliputi rambut, dan permukaan kulit. Dlam hal membasuh rambut, air harus sampai kebagian dlam rambut yang tebal. Sanggul atau gulungan rambut wajib dibuka. Akan tetapi rambut yang menggumpal tidak wajib di basuh bagian dalamnya.<br />
Untuk kesempurnaan mandi, di sunatkan pula mengerjakan hal-hal berikut ini:<br />
1. membaca basmalah<br />
2. membasuh tangan sebelum memasukannya ke dalam bejan <br />
3. bewudhu’ dengan sempurna sebelum memulai mandi <br />
4. menggosok seluruh tubuh yang terjangkau oleh tangannya <br />
5. muwalah <br />
6. mendahulukan menyiram bagian kanan dari tubuh<br />
7. menyiram dan mengosok badan sebanyak- banyaknya tiga kali<br />
Sebab –sebab yang mewajibkannya mandi : <br />
1. mandi karena bersenggama <br />
2. keluar mani<br />
3. mati, kecuali mati sahid <br />
4. haidh dan nifas<br />
5. waladah ( melahirkan ). Perempuan diwajibkan mandi setelah melahirkan, walaupun ’ anak ‘ yang di lahirkannya itu belum sempurna. Misalnya masih merupakan darah beku ( alaqah ), atau segumpal daging ( mudghah ). <br />
<br />
<b>C. TAYAMMUM </b><br />
<br />
Tayammum menurut lughat yaitu menyengaja. Menurut istilah syara’ yaitu menyampaikan tanah ke wajah dan tangan dengan beberapa syarat dan ketentuan .<br />
Macam thaharah yang boleh di ganti dengan tayamumm yaitu bagi orang yang junub. Hal ini terdapat dalam surat al- maidah ayat 6 , yang artinya “ … dan jika kamu junubmaka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air ( kakus ) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik ( bersih )… “. <br />
Tayammum itu dibenarkan apabila terpenuhi syarat-syarat sebagai berikut :<br />
1. ada uzur, sehingga tidak dapat menggunakan air. Uzur mengunakan air itu terjadi dikarenakan sedang dalam perjalanan ( safir ), sakit, hajat. Ada beberapa kriteria musafir yang diperkenankan bertayammum, yaitu : <br />
a. Ia yakin bahwa disekitar tempatnya itu benar-benar tidak ada air maka ia boleh langsungbertayammum tanpa harus mencari air lebih dulu. <br />
b. Ia tidak yakin, tetapi ia menduga disana mungkin ada air tetapi mungkin juga tidak. Pada keadaan demikian ia wajib lebih dulu mencari air di tempat- tempat yang dianggapnya mungkin terdapat air. <br />
c. Ia yakin ada air di sekitar tempatnya itu. Tetapi menimbang situasi pada saat itu tempatnya jauh dan dikhawatirkan waktu shalat akan habis dan banyaknya musafir yang berdesakan mengambil air, maka ia diperbolehkan bertayammum.<br />
2. Masuk waktu shalat <br />
3. Mencari air setelah masuk waktu shalat, dengan mempertimbangkan pembahasan no I <br />
4. Tidak dapat menggunakan air dikarenakan uzur syari’ seperti takut akan pencuri atau ketinggalan rombongan<br />
5. Tanah yang murni ( khalis ) dan suci. Tayammum hanya sah dengan menggunakan ‘turab’ , tanah yang suci dan berdebu. Bahan-bahan lainnya seperti semen, batu, belerang, atau tanah yang bercampur dengannya, tidak sah dipergunakan untuk bertayammum. <br />
Rukun tayammum, yaitu : <br />
1. niat istibahah ( membolehkan ) shalat atau ibadah lain yang memerlukan thaharah, seperti thawaf, sujud tilawah, dan lain sebagainya. Dalil wajibnya niat disini ialah Hadits yang juga dikemukakan sebagai dalil niat pada wudhu’. Niat ini serentak dengan pekerjaan pertama tayammum, yaitu ketika memindahkan tanah ke wajah. <br />
2. menyapu wajah. Sesuai firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 43 yang artinya “…sapulah mukamu dan tanganmu, sesungguhnya Allah mahapemaaf lagi maha pengampun “ .<br />
3. menyapu kedua tangan. <br />
Fuqoha berselisih pendpat mengenai batasan tangan yang diperintahkan Allah untuk disapu. Hal seperti tersebut terdapat dalam al- quran surat al- Midah ayat 6 yang artinya “ … sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu .. “ . berangkat dari ayat tersebut lahirlah pendapat berikut ini : <br />
a. berpendirian bahwa batasan yang wajib untuk melakukan tayammum adalah sama dengan wudhu’ , yakni sampai dengan siku-siku ( madzhab maliki )<br />
b. bahwa yang wajib adalah menyapu telapak tangan ( ahli zahir dan ahli Hadits ) <br />
c. berpendirian bahwa yang wajib hanyalah menyapu sampai siku-siku ( imam malik)<br />
d. berpendirian bahwa yang wajib adalah menyapu sampai bahu. Pendapat yan asing ini diriwayatkan oleh Az- Zuhri dan Muhammad bin Maslamah .<br />
4. tertib , yakni mendahulukan wajah daripada tangan .<br />
Hal-hal yang sunat dikerjakan pada waktu tayammum yaitu : <br />
1. membaca basmalah pada awalnya <br />
2. mamulai sapuan dari bagian atas wajah <br />
3. menipiskan debu di telapak tangan sebelum menyapukannya <br />
4. meregangkan jari-jari ketika menepukannya pertama kali ke tanah <br />
5. mandahulukan tangan kanan dari tangan kiri <br />
6. menyela nyela jari setelah menyapu kedua tangan <br />
7. tidak mengangakat tangan dari anggota yang sedang disapu sebelum selesai menyapunya <br />
8. muwalah. <br />
Hal –hal yang membatalkan tayammum , yaitu semua yang membatalkan wudhu’ , melihat air sebelum melakukan sholat , murtad.<br />
<b> </b><br />
<b>THAHARAH DARI NAJIS </b><br />
<br />
Benda-benda yang termasuk najis ialah kencing, tahi, muntah, darah, mani hewan, nanah, cairan luka yang membusuk, ( ma’ al- quruh ), ‘alaqah, bangkai , anjing, babi ,dan anak keduanya, susu binaang yang tidak halal diamakan kecuali manusia, cairan kemaluan wanita.Jumhur fuqaha juga berpendapat bahwa khamr adalah najis, meski dalam masalah ini banyak sekali perbedaan pendapat dilingkungan ahli Hadits.<br />
Berbagai tempat yang harus dibersihkan lantaran najis, ada tiga tempat, yaitu : tubuh, pakaian dan masjid. Kewajiban membersihkan pakaian didasarkan pada firman Allah pada surat al- Mudatsir ayat 4. <br />
Benda yang dipakai untuk membersihkan najis yaitu air. Umat Islam sudah mengambil kesepakatan bahwa air suci yang mensucikan bisa dipakai untuk membersihkan najis untuk ketiga tempat tersebut. Pendapat lainnya menyatakan bahwa najis tidk bisa dibersihkan (dihilangkan ) kecuali dengan air. Selain itu bisa dngan batu, sesuai dengan kesepakatan ( imam malik dan asy- syafi’I ).<br />
Para ulama mengambil kata sepakat bahwa cara membersiohkan najis adlah dengan membasuh ( menyiram ), menyapu, mencipratkan air. Perihal menyipratkan air, ebagin fuqaha hanya mangkhususkan untuk membersihkan kencing bayi yan belum menerima tambahan makanan apapun. <br />
Cara membersihkan badan yang bernajis karena jilatan anjing adalah dengan membasuhnya dengan air sebanyak tujuh kali, salah satu diantaranya dicampur dengan tanah. Hal ini berdasarkan Hadits Rasul SAW, yang artinya “ menyucikan bejana seseorang kamu, apabila anjing minum di dalam bejana itu , ialah dengan membasuhnya tujuh kali , yang pertama diantaranya dengan tanah.<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/05/makalah-fiqih-tentang-thaharah-bersuci_09.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-29536040339483551812010-08-30T01:42:00.000-07:002010-08-30T01:42:23.270-07:00Pengertian Ariyah (Simpan Pinjam)<b>Pengertian Ariyah (Simpan Pinjam)</b><br />
<b>Ariyah</b> (<b>Simpan Pinjam</b>) ialah memberikan manfaat sesuatu yang halal kepada yang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, agar dapat dikembalikan lagi zat barang tersebut.<br />
Setiap yang mungkin dikembalikan manfaatnya dengan tidak merusak zat barang itu, boleh dipinjam atau dipinjamkan.<br />
Firman Allah SWT.<br />
وتعاونواعلى البر والتقوى ولاتعاونواعلى الاثم والعدوان.<br />
“Bertolong menolonglah kamu atas kebajikan dan taqwa kepada Allah, dan janganlah kamu tolong menolong dalam perbuatan dosa dan bermusuhan” (Al-Maidah: 2)<br />
<br />
Meminjamkan sesuatu berarti menolong yang meminjam. Firman Allah SWT.<br />
ويـمنعون الماعون (الماعون: 7)<br />
“Mereka enggan meminjamkan barang-barang yang berguna (kebutuhan rumah tangga, seperti jarum, timba dll)”. (Al-Ma’un: 2)<br />
<br />
Dalam surat tersebut telah diterbangkan berberapa perkara yang tidak baik, di antaranya hubungan bertetangga yang hendak pinjam meminjam seperti yang tersebut di atas.<br />
Sabda Rasulullah SAW<br />
العارية مؤداة والزعيم عارم (رواه أبىداود والترمذى وحسنه)<br />
“Pinjaman wajib dikembalikan dan orang yang meminjam sesuatu harus membayar.” (Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, dan dikatakan Hadits Hasan)<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">a.Hukum Ariyah (Pinjaman)</span><br />
Asal hukum meminjamkan adalah sunat, seperti tolong menolong dengan orang lain, kadang-kadang menjadi wajib, seperti meminjamkan kain kepada orang yang terpaksa dan meminjamkan pisau untuk menyembelih binatang yang hampir mati. Juga kadang-kadang haram, kalau yang dipinjam itu akan berguna untuk yang haram.<br />
Kaidah: “Jalan menuju sesuatu hukumnya sama dengan hukum yang dituju.” Misalnya, seseorang yang menunjukan jalan kepada pencuri, maka keadaannya sama dengan melakukan pencurian itu.<br />
<br />
<span style="font-weight: bold;">b.Rukun Ariyah (Pinjaman)</span><br />
2.Yang meminjamkan syaratnya<br />
a.Ahli (berhak) berbuat baik sekehendaknya: anak kecil dan orang yang dipaksa, tidak sah meminjamkannya.<br />
b.Manfaat barang yang dipinjam dimiliki oleh yang meminjamkan, walau dengan jalan wakaf atau menyewa sekalipun, karena meminjam hanya bersangkutan dengan manfaat, bukan bersangkutan dengan zat. Oleh karenanya yang meminjamkan tidak boleh meminjamkan barang yang dipinjamnya karena manfaat barang yang dipinjam bukan miliknya. Hanya dia dizinkan mengambilnya, tetapi membagikan manfaat yang boleh diambilnya kepada yang lain, tidak berlarangan, seperti dia meminjam rumah selama satu bulan ditinggalinya hanya 15 hari, sisinya (15 hari lagi) boleh diberikannya kepada orang lain.<br />
<br />
3.Yang Meminjam<br />
Hendaklah dia orang yang ahli (berhak) menerima kebajikan. Anak kecil dan orang gila tidak sah meminjam sesuatu karena ia tidak ahli (tidak berhak) menerima kebajikan.<br />
<br />
4.Barang yang dipinjam syaratnya<br />
a.Barang yang tentu ada manfaatnya<br />
b.Sewaktu diambil manfaatnya, zatnya tetap (tidak rusak), oleh karenanya makanan dengan sifat untuk dimakan, tidak sah dipinjamkan<br />
c.Lafadz: kata setengah orang, sah dengan tidak berlafadz<br />
<br />
d.Mengambil Manfaat Barang Yang Dipinjam<br />
Yang meminjam boleh mengambil manfaat dari barang yang dipinjamnya hanya sekedar menurut izin dari yang punya, atau kurang dari yang diizinkan. Umpamanya dia meminjam tanah untuk menanam padi, dia dibolehkan menanam padi dan yang sama umurnya dengan padi, atau yang kurang seperti Kacang. Tidak boleh dipergunakan untuk tanaman yang lebih lama dari padi kecuali ditentukan masanya, maka dia boleh bertanam menurut kehendaknya.<br />
<br />
e.Hilangnya Barang Yang Dipinjam<br />
Kalau barang yang dipinjam hilang atau rusak sebab pemakaian yang dizinkan, yang meminjam tidak mengganti karena pinjam meminjam it berarti percaya-mempercayai, tetapi kalau sebab lain wajib menggantinya.<br />
Menurut pendapat yang lebih kuat, kerusakan yang hanya sedikit karena dipakai yang dizinkan tidaklah patut diganti, karena terjadinya disebabkan oleh pemakaian yang dizinkan (kaidah: Ridho pada sesuatu, berarti ridho pula pada akibatnya).<br />
<br />
f.Mengembalikan Yang Dipinjam<br />
Kalau mengembalikan barang yang dipinjam tadi berhajat pada ongkos maka ongkos itu hendaknya dipikul oleh yang meminjam.<br />
Sabda Rasulullah SAW<br />
عن سمرة قال النبى صلى الله عليه وسلم على اليدمـا اخزت حنى يوريه (رواه الخمسة الا انسائ)<br />
“Dari Sumura: telah bersabda Nabi besar SAW; tanggung jawab barang diambil atas yang mengambil sampai dikembalikannya barang itu” (Riwayat Lima orang ahli Hadits selain Nasa’i)<br />
<br />
Pada tiap-tiap waktu, yang meminjam dan yang meminjamkan tidak berhalangan buat mengembalikan / minta kembali pinjaman karena ‘Ariyah adalah akad yang tidak tetap. Kecuali bila meminjam untuk pekuburan, maka tidak boleh dikembalikan sebelum hilang bekas-bekas mayat, berarti sebelum mayat hancur menjadi tanah, dia tidak boleh meminjam kembali. Atau dipinjamkan tanah untuk menanam padi, tidak boleh mengetam. Ringkasnya keduanya boleh memutuskan akad asal tidak merugikan kepada salah satu seseorang dari yang meminjam atau yang meminjamkan, Begitu juga sebab gila maka apabila mati yang meminjam, wajib atas warisnya mengembalikan barang pinjaman dan tidak halal bagi mereka memakainya, kalau mereka pakai juga, mereka wajib membayar sewanya. Kalau berselisih antara yang meminjamkan dengan yang meminjam (kata yang pertama belum dikembalikan, sedangkan yang kedua mengaku sudah mengembalikannya), hendaklah dibenarkan yang meminjamkan dengan sumpahnya, karena yang asal belum kembali.<br />
Sesudah yang meminjam mengetahui bahwa yang meminjamkan sudah memutuskan akad, dia tidak boleh memakai barang yang dipinjamnya.<br />
<br />
http://www.anakciremai.com/2008/11/makalah-fiqih-tentang-ariyah-simpan.htmlAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-66254629517694845552010-08-30T01:30:00.000-07:002010-08-30T01:30:16.803-07:00Pengertian Shalat Wajib/Fardhu, Hukum, Rukun, Syarat Sah, Tujuan Dan Kondisi Batal Sholat<b><a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/">Pengertian Shalat</a> Wajib/Fardhu, Hukum, Rukun, Syarat Sah, Tujuan Dan Kondisi Batal Sholat</b><br />
<b>Definisi </b><b>& Pengertian Sholat Fardhu / Wajib Lima Waktu</b> <br />
<br />
Secara etimologi <b>shalat </b>berarti do’a dan secara terminology / istilah, para ahli fiqih mengartikan secara lahir dan hakiki. Secara lahiriah shalat berarti beberapa ucapan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam, yang dengannya kita beribadah kepada Allah menurut syarat – syarat yang telah ditentukan (Sidi Gazalba,88)<br />
Adapun secara hakikinya ialah “berhadapan hati (jiwa) kepada Allah, secara yang mendatangkan takut kepada-Nya serta menumbuhkan di dalam jiwa rasa kebesarannya dan kesempurnaan kekuasaan-Nya” atau “mendahirkan hajat dan keperluan kita kepada Allah yang kita sembah dengan perkataan dan pekerjaan atau dengan kedua – duanya” (Hasbi Asy-Syidiqi, 59)<br />
Dalam hal lain <a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b>pengertian shalat</b></a> ialah salah satu sarana komunikasi antara hamba dengan Tuhannya sebagai bentuk, ibadah yang di dalamnya merupakan amalan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ikhram dan diakhiri dengan salam, serta sesuai dengan syarat dan rukun yang telah ditentukan syara’ (Imam Bashari Assayuthi, 30)<br />
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa shalat adalah merupakan ibadah kepada Tuhan, berupa perkataan denga perbuatan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan syara”. Juga shalat merupakan penyerahan diri (lahir dan bathin) kepada Allah dalam rangka ibadah dan memohon ridho-Nya.<br />
<br />
<b>Hukum sholat fardhu</b> lima kali sehari adalah wajib bagi semua orang yang telah dewasa atau akil baligh serta normal tidak gila. Tujuan shalat adalah untuk mencegah perbuatan keji dan munkar.<br />
<br />
<b>Untuk melakukan shalat ada syarat-syarat yang harus dipenuhi dulu, yaitu :</b><br />
1. Beragama Islam<br />
2. Memiliki akal yang waras alias tidak gila atau autis<br />
3. Berusia cukup dewasa<br />
4. Telah sampai dakwah islam kepadanya<br />
5. Bersih dan suci dari najis, haid, nifas, dan lain sebagainya<br />
6. Sadar atau tidak sedang tidur<br />
<b>Syarat sah pelaksanaan sholat adalah sebagai berikut ini :</b><br />
1. Masuk waktu sholat<br />
2. Menghadap ke kiblat<br />
3. Suci dari najis baik hadas kecil maupun besar<br />
4. Menutup aurat<br />
<br />
<b>Dalam sholat ada rukun-rukun yang harus kita jalankan, yakni :</b><br />
1. Niat<br />
2. Posisi berdiri bagi yang mampu<br />
3. Takbiratul ihram<br />
4. Membaca surat al-fatihah<br />
5. Ruku / rukuk yang tumakninah<br />
6. I'tidal yang tuma'ninah<br />
7. Dua sujud dengan tuma'ninah<br />
8. Duduk di antara dua sujud yang tuma'ninah<br />
9. Dua sujud dengan tuma'ninah<br />
10. Duduk Tasyahud akhir<br />
11. Membaca salawat Nabi Muhammad SAW<br />
12. salam ke kanan, ke kiri sunah<br />
13.Tertib<br />
<br />
<br />
<b>Yang Membatalkan Aktivitas Sholat Kita</b> <br />
Dalam melaksanakan ibadah salat, sebaiknya kita memperhatikan hal-hal yang mampu membatalkan shalat kita, contohnya seperti :<br />
1. Menjadi hadas / najis baik pada tubuh, pakaian maupun lokasi<br />
2. Berkata-kata kotor<br />
3. Melakukan banyak gerakan di luar sholat bukan darurat<br />
4. Gerakan sholat tidak sesuai rukun shalat dan gerakan yang tidak tuma'ninah.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4437440496489506784.post-9520608615726716052010-08-28T21:54:00.000-07:002010-08-28T21:55:35.584-07:00Pengertian Adzan dan Iqamah<b>Adzan</b> adalah: Beribadah kepada Allah dengan memberitahukan tentang masuknya waktu shalat dengan bacaan tertentu.<br />
Adzan di syariatkan pada tahun pertama hijriah.<br />
Hikmah di syariatkan Adzan:<br />
<br />
<b>Iqamah</b> adalah: Beribadah kepada Allah dengan member tahuakan didirikannya shalat dengan bacaan tertentu.<br />
<br />
Hukum <b>Adzan dan Iqamah</b> Fardhu kifayah bagi laki-laki bukan bagi wanita baik dalam perjalanan maupun di kampung halaman.<a href="http://indo-moeslim.blogspot.com/"><b> Adzan dan Iqamah</b></a> hanya di lakukan pada shalat lima waktu dan shalat Jum'at.Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/08718444568481898893noreply@blogger.com0